Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Desertifikasi, Tidak Hanya Berdampak pada Lingkungan

ilustrasi desertifikasi (wikimedia.org/Vyacheslav Argenberg)

Desertifikasi adalah fenomena global yang semakin meresahkan, di mana lahan subur berubah menjadi tandus akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim. Menurut laporan United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD), lebih dari 24 miliar ton tanah subur hilang setiap tahunnya dan mengancam kehidupan lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di wilayah yang kering seperti Afrika Utara, tetapi juga mulai dirasakan di negara-negara tropis salah satunya Indonesia. Akibatnya, produksi pangan global menurun, konflik sumber daya meningkat, dan bencana lingkungan menjadi semakin parah. Di tengah tantangan ini, kesadaran akan penyebab, dampak, dan solusi desertifikasi menjadi sangat penting. Bagaimana sebenarnya desertifikasi memengaruhi lingkungan dan kehidupan manusia? Yuk, simak 6 faktanya berikut!

1. Fenomena desertifikasi di dunia

ilustrasi desertifikasi (wikimedia.org/Diogo Jorge Basso)

Desertifikasi telah menjadi masalah serius yang berdampak pada lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Dilansir laman We Are Water Foundation, salah satu wilayah yang paling parah terdampak adalah zona Sahel di Afrika, di mana sekitar 5.400 km lahannya telah mengalami degradasi.

Di Asia, Gurun Gobi meluas setiap tahunnya, mencaplok lahan subur di Tiongkok dan Mongolia. Bahkan Amerika Serikat juga tidak luput dari ancaman ini, dengan daerah seperti Texas dan Arizona menghadapi masalah erosi tanah yang cukup serius.

Fenomena desertifikasi sering kali diperburuk oleh perubahan iklim global yang menyebabkan peningkatan suhu dan pengurangan curah hujan di banyak wilayah. Data menunjukkan bahwa sekitar 40 persen dari total daratan di dunia terancam oleh desertifikasi. Jika dibiarkan, fenomena ini dapat mengakibatkan hilangnya habitat alami, kerawanan pangan, dan migrasi manusia secara besar-besaran.

2. Desertifikasi disebabkan oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim

ilustrasi desertifikasi di Brazil (wikimedia.org/A. Duarte)

Dilansir laman The World Economic Forum, desertifikasi disebabkan oleh kombinasi aktivitas manusia dan perubahan iklim. Salah satu penyebab utamanya adalah deforestasi, di mana hutan yang berfungsi sebagai penjaga kelembaban tanah ditebangi untuk kebutuhan kayu atau lahan pertanian.

Penggembalaan berlebih oleh hewan ternak juga membuat vegetasi alami tidak sempat pulih yang menyebabkan tanah menjadi gersang. Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan seperti penggunaan pupuk kimia secara berlebihan juga mempercepat terjadinya degradasi tanah.

Tidak hanya itu, perubahan iklim juga memperburuk situasi ini melalui meningkatnya suhu dan menurunnya curah hujan di daerah kering. Sebagai contoh, suhu di Afrika telah meningkat sekitar 1,5°C sejak pertengahan abad ke-20 sehingga mempercepat proses desertifikasi. 

3.Dampak desertifikasi terhadap lingkungan

ilustrasi desertifikasi di Afrika (wikimedia.org/Rui Ornelas)

Dilansir laman Greenly, desertifikasi membawa dampak lingkungan yang sangat merugikan, salah satunya adalah hilangnya keanekaragaman hayati. Ketika lahan subur berubah menjadi tandus, banyak spesies tumbuhan dan hewan kehilangan habitat mereka.

Selain itu, desertifikasi juga menyebabkan penurunan kualitas tanah, sehingga tanah tidak mampu menyimpan air atau nutrisi dengan baik. Erosi tanah yang diakibatkan oleh angin dan air semakin memperburuk kondisi tersebut. Hal ini membuat terjadinya penurunan kualitas air karena tanah yang terdegradasi tidak mampu lagi untuk menyaring air secara alami.

Proses ini juga memengaruhi siklus karbon di mana tanah yang terdegradasi melepaskan karbon dioksida ke atmosfer sehingga memperparah perubahan iklim. Contohnya, wilayah yang terdampak desertifikasi di Afrika diperkirakan melepaskan sekitar 300 juta ton karbon per tahunnya. 

4. Kerugian di sektor pertanian

ilustrasi desertifikasi di Texas yang berdampak pada pertanian (wikimedia.org/Ken Lund)

Desertifikasi memiliki dampak ekonomi yang besar terutama bagi negara-negara berkembang yang bergantung pada sektor pertanian. Produksi pangan menurun drastis akibat tanah yang tidak lagi subur sehingga dapat meningkatkan risiko kelaparan.

Sebagai contoh, di Ethiopia sekitar 80% penduduknya bergantung pada pertanian, tetapi desertifikasi telah mengurangi hasil panennya hingga 50 persen di beberapa daerah. Tidak hanya itu, desertifikasi juga meningkatkan biaya rehabilitasi lahan, yang bisa mencapai miliaran dolar setiap tahunnya.

Dilansir laman IFAD, pada tingkat global, kerugian ekonomi akibat desertifikasi diperkirakan mencapai $42 miliar per tahun. Bagi masyarakat lokal, desertifikasi berarti kehilangan mata pencaharian dan menimbulkan adanya migrasi ke daerah lain.

5.Zona rentan desertifikasi, apakah Indonesia termasuk?

ilustrasi keadaan alam Nusa Tenggara Timur (wikimedia.org/F-GSPY)

Dilansir laman IFAD, wilayah yang paling rentan terhadap desertifikasi adalah wilayah NEN yang meliputi Afrika Utara dan negara-negara di Timur Tengah. Namun, apakah Indonesia rentan terhadap desertifikasi?

Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara tropis yang kaya akan hutan, beberapa wilayah di Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda degradasi lahan. Misalnya, kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sebagian area di Kalimantan telah mengalami penggundulan hutan dan penurunan kesuburan tanah akibat aktivitas manusia. Proses ini diperparah dengan adanya perubahan iklim yang menyebabkan musim kemarau menjadi lebih panjang.

Meski tingkat desertifikasi di Indonesia belum separah negara lain, potensi ancamannya tidak boleh diabaikan. Langkah-langkah pencegahan perlu segera diambil untuk menjaga keberlanjutan ekosistem dan mendukung ketahanan pangan nasional.

6.Tindakan penanggulangan desertifikasi

ilustrasi penanaman pohon pada area terdampak desertifikasi (wikimedia.org/SunilJakhar07)

Dilansir laman BBC, desertifikasi dapat ditanggulangi dengan berbagai cara baik melalui pendekatan lokal maupun global. Salah satu solusi utama adalah dengan melakukan reboisasi, di mana pohon-pohon ditanam kembali untuk mencegah erosi tanah. Contohnya adalah proyek Great Green Wall di Afrika yang berupaya menanam pohon di sepanjang tepi Gurun Sahara.Praktik pertanian berkelanjutan seperti rotasi tanaman dan penggunaan pupuk organik juga dapat membantu menjaga kesuburan tanah sehingga menurunkan potensi desertifikasi.

Di tingkat internasional, kerja sama melalui UNCCD dapat dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi laju desertifikasi secara global. Edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mempraktikkan pengelolaan sumber daya yang bijak dapat menjadi kunci keberhasilan untuk menanggulangi desertifikasi. 

Desertifikasi tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menciptakan tantangan sosial yang besar. Kehilangan lahan produktif sering memaksa penduduk lokal untuk bermigrasi sehingga menciptakan tekanan pada wilayah lain dan memicu konflik atas sumber daya yang semakin terbatas. Dampaknya terhadap ketahanan pangan, ekonomi, dan ekosistem menuntut perhatian global yang serius. Pengelolaan lahan yang lebih baik, inovasi teknologi, dan kerja sama global menjadi kunci untuk mengatasi ancaman ini. Dengan langkah-langkah konkret, diharapkan fenomena desertifikasi dapat dimitagasi dan keberlanjutan bumi bagi generasi mendatang dapat terjaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Alifya Putri
EditorAlifya Putri
Follow Us