Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Menarik Elang Bondol, Burung Monogami hingga Seumur Hidup

ilustrasi elang bondol (Youtube.com/BBC News Indonesia)
Intinya sih...
  • Habitat di kawasan pesisir dan mangrove Jakarta
  • Kawin sekali selama seumur hidup
  • Melahirkan hanya satu kali dalam setahun

Indonesia adalah negara dengan jumlah spesies burung terbanyak keempat di dunia. Jumlah spesies burung di Indonesia secara keseluruhan sekitar 1.836 spesies pada tahun 2024 terakhir. Kemudian, Indonesia juga memiliki kekayaan burung endemis terbanyak di dunia sekitar 542 spesies yang sebagian besarnya mendiami wilayah Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.

Salah satu hewan udara yang menjadi maskot DKI Jakarta dan hewan endemik Jakarta adalah elang bondol. Elang bondol memiliki karakteristik fisik, antara lain kepala dan dadanya berwarna putih, badannya berwarna cokelat kemerahan, memiliki sayap yang lebar, dan memiliki tinggi badan hingga 45 cm. Penasaran apa saja enam fakta menarik tentang elang bondol, yuk simak di bawah ini!

1. Habitat di kawasan pesisir dan mangrove Jakarta

ilustrasi mangrove (pexels.com/Tom Fisk)

Burung elang bondol sangat menyukai iklim yang hangat dan lembab. Karena menyukai iklim yang hangat dan lembab, burung tersebut sering ditemukan di daerah pesisir dan mangrove. Burung tersebut juga ditemukan di pesisir utara Jakarta dan Kepulauan Seribu sehingga elang bondol menjadi maskot DKI Jakarta dan hewan endemik Jakarta.

2. Kawin sekali selama seumur hidup

Apabila burung elang bondol ingin mencari pasangan, uniknya burung tersebut kawin di udara pada musim kemarau antara Januari sampai Agustus. Proses perkawinannya dilakukan saat hewan udara tersebut terbang di udara hingga hampir menyentuh laut, lalu terbang lagi di udara. Bahkan, elang bondol juga sering disebut sebagai hewan monogami karena burung tersebut sangat setia kepada pasangannya selama seumur hidup.

3. Melahirkan hanya satu kali dalam setahun

Cara melahirkan burung elang bondol melalui bertelur atau ovipar. Namun, burung tersebut hanya melahirkan 1-2 butir telur dalam setahun dengan masa pengeraman selama 35 hari. Oleh karena itu, saat ini burung elang bondol dilindungi oleh Pemerintah Republik Indonesia agar gak terancam punah.

4. Memiliki sifat teritorial

Pada umumnya, banyak spesies burung melakukan migrasi ke wilayah lain pada saat cuaca buruk. Namun, berbeda dengan burung elang bondol, burung tersebut gak suka berpindah dalam jarak jauh. Selain itu, jika burung elang bondol sudah menjadikan habitat di suatu kawasan mangrove atau pesisir dari awalnya, maka burung tersebut menguasai wilayah tersebut.

Apabila ada hewan udara lain berada di wilayah teritorial elang bondol, maka elang bondol akan berantem. Tujuan dilakukan hal tersebut adalah untuk mempertahankan wilayahnya. Oleh karena itu, elang bondol memiliki sifat hewan teritorial.  

5. Merupakan puncak predator dalam rantai makanan

Walaupun burung tersebut hanya bisa terbang mulai dari 20 hingga 50 meter, elang bondol termasuk hewan udara berwibawa. Burung tersebut bisa mencari mangsa baik di tempat berlumpur dan air dengan cara menyambar dari udara hingga kecepatan 80 km/jam. Keahlian burung tersebut sudah dilatih sejak kecil di mana cara pelatihannya yaitu menjatuhkan daun dari ketinggian, lalu ditangkap.  

Elang bondol termasuk burung kategori karnivora. Sebab, hewan udara tersebut sangat menyukai daging termasuk ikan, kepiting, ular, bangkai hewan, dan burung kecil. Oleh karena itu, Hewan tersebut juga disebut sebagai puncak predator dalam rantai makanan sehingga memiliki peran penting terhadap keberlanjutan ekosistem alam, yaitu pengurai bakteri alami serta menjaga keseimbangan populasi hewan di kawasan laut, pesisir, dan mangrove.

6. Satu jenis dengan elang laut

Walaupun sering disebut sebagai elang, burung tersebut bukan dari genus Aquila alias elang sejati. Elang bondol berasal dari genus Haliastur. Elang bondol juga lebih dekat dengan burung pemangsa laut, seperti burung elang laut.

Nah, itulah enam fakta menarik tentang elang bondol. Burung tersebut tidak hanya sebagai hewan berwibawa dalam mencari mangsa, tetapi dibalik hal tersebut ternyata memiliki nilai guna dari segi ekologis yaitu menjaga keseimbangan ekosistem alam.

Dengan demikian, elang bondol memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan populasi ekosistem alam serta menjadi salah satu indikator lingkungan alam bersih. Ayo, lestarikan elang bondol agar kondisi ekosistem mangrove, pesisir, dan laut tetap stabil!

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us