Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Hewan Berbahaya yang Berkeliaran di Sawah, Momok Para Petani

Kalajengking, salah satu hewan berbahaya yang ada di sawah (commons.wikimedia.org/RichardMcJimsey)
Intinya sih...
  • Sawah adalah tempat ramai aktivitas manusia dan habitat berbagai hewan
  • Ular kobra, kalajengking, sanca kembang, kelabang, tawon, dan biawak air adalah hewan berbahaya di sawah
  • Penanganan yang tepat diperlukan untuk menghindari bahaya dan konflik dengan hewan-hewan tersebut

Sawah jadi tempat yang cukup ramai akan aktivitas manusia karena menjadi pusat pertanian. Namun selain ramai dengan kegiatan manusia ternyata sawah juga jadi habitat utama berbagai jenis hewan, lho. Secara umum hewan yang ada di sawah memang tidak berbahaya, namun walau begitu ada juga hewan berbahaya yang hidup di sawah. Jenis hewan berbahaya di sawah juga ada banyak, beberapa diantaranya adalah ular kobra, sanca kembang, kelabang, tawon, kalajengking, dan biawak air.

Mereka punya tingkat bahaya yang bervariasi, ada yang hanya menyebabkan pembengkakan saat menggigit, bahkan ada juga yang mampu membunuh manusia. Oleh karena itu hewan-hewan tersebut jadi momok bagi banyak orang, khususnya petani. Populasi mereka juga melimpah sehingga di banyak kesempatan para petani tidak bisa menghindari kehadirannya. Nah, supaya kamu lebih waspada kali ini kita akan membahas keenam hewan berbahaya tersebut.

1. Ular kobra

Ular kobra (commons.wikimedia.org/Ashutosh Kumar Tripathi)

Ular kobra jadi ular paling ditakuti yang ada di sawah, bagaimana tidak, satu gigitannya saja sanggup membunuh manusia dewasa. Bisa ular kobra sendiri bertipe neurotoksin yang mana jenis bisa tersebut mampu merusak jaringan dan sistem syaraf, jelas ScienceDirect. Tak cuma punya bisa mematikan, ular kobra juga terkenal agresif dan biasanya akan mengangkat kepala, mengembangkan leher, menggigit, bahkan menyemburkan bisa saat merasa terancam.

Reptil ini juga bisa ditemukan di berbagai sudut sawah, mulai dari di rerumputan, padi, daerah lembab, sampai di dalam lubang. Alhasil, para petani harus ekstra waspada jika tak ingin bertemu dengan ular ini. Nah, jika sudah terlanjur bertemu ular kobra maka kamu tidak boleh panik. Pertama, kamu harus tenang dan jangan cobra-coba mengganggu ular kobra. Kedua, mundur perlahan dan jangan lakukan gerakan mendadak. Terakhir, biarkan ular kobra pergi dengan tenang supaya ia tidak merasa terancam.

2. Kalajengking

Kalajengking (commons.wikimedia.org/Hari K Patibanda)

Kalajengking juga jadi salah satu momok tersendiri dan bahkan terkadang lebih menakutkan dari ular kobra karena ukurannya yang kecil. Biasanya kalajengking akan terlihat keluar dari lubang atau bersembunyi di semak-semak dan pada banyak kesempatan para petani tak sengaja menyentuh atau menginjaknya. Nah, saat menyentuh atau menginjak itulah kalajengking akan mencapit dan menyengat. Secara umum sengatan kebanyakan kalajengking tak akan membunuh, tapi sengatannya menyakitkan dan bisa menyebabkan pembengkakan, demam, sampai kelumpuhan sementara.

Dilansir Britannica, setelah dewasa umumnya kalajengking akan menjadi hewan nokturnal yang sering beraktivitas di malam hari. Di siang hari hewan ini justru lebih sering bersembunyi dan beristirahat. Tapi walau terbilang cukup berbahaya nyatanya kalajengking juga bermanfaat, lho. Makanannya berupa serangga dan hewan kecil, alhasil ia bisa jadi pembasmi hama alami dan membuat tanaman petani aman dari serangan hama dan risiko gagal panen.

3. Sanca kembang

Sanca kembang (commons.wikimedia.org/Rushenb)

Tak cuma ular berbisa, ular tidak berbisa raksasa seperti Malayopython reticulatus atau sanca kembang juga cukup berbahaya. Berbeda dari ular kobra yang berbahaya karena bisanya, sanca kembang justru berbahaya karena lilitan dan gigitannya. Pertama, ular ini punya gigi yang besar dan rahang yang kuat. Alhasil gigitan hewan ini mampu merobek daging dan kulit manusai. Lilitannya juga sangat kuat dan sanca kembang berukuran raksasa dengan mudah mampu membunuh manusia.

Tidak main-main, di beberapa daerah sanca kembang juga tercatat pernah memakan manusia, lho. Salah satu kasus paling menghebohkan terjadi di pada tahun 2018 di Sulawesi di mana seorang wanita berumur 54 tahun dililit dan dimakan oleh sanca kembang sepanjang 7 meter, jelas BBC. Oleh karena itu kamu harus waspada jika bertemu ular ini, khususnya jika panjangnya lebih dari 3 meter. Namun jika bertemu sanca kembang berukuran kecil kamu tak perlu khawatir karena ia tidak berbahaya dan justru membatu petani membasmi hama tikus dan burung.

4. Kelabang

Kelabang (commons.wikimedia.org/Greg Schechter)

Laman Orkin menjelaskan kalau kebanyakan kelabang memang mampu menggigit manusia, namun gigitannya tidak menimbulkan efek serius pada tubuh manusia. Kebanyakan kelabang, entah kecil atau besar hanya mampu menimbulkan rasa sakit, pembengkakan, kelumpuhan sementara, sampai demam. Tapi walau begitu bukan berarti kamu bisa meremehkan arthropoda satu ini.

Kamu tetap harus waspada dengannya dan jangan sekali-sekali mengganggunya jika tak ingin digigit. Kelabang sendiri bisa ditemukan di beberapa tempat, seperti di dalam lubang, daerah lembab, atau tumpukan kayu. Umumnya aktivitas kelabang akan memuncak pada malam hari, namun tidak menutup kemungkinan kalau ia bisa keluar di siang hari. Selain itu kelabang juga punya gerakan yang cepat, alhasil hewan ini bisa kabur dengan mudah bahkan dari manusia sekalipun.

5. Tawon

Tawon (commons.wikimedia.org/Christopher Henry)

Terdapat berbagai spesies tawon yang bisa ditemukan di sawah dan tiap spesies punya tingkat bahaya yang berbeda. Sebagai contoh, sengatan Apis florea hanya menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit. Namun di sisi lain sengatan Apis dorsata yang lebih besar mampu menyebabkan reaksi alergi sampai kerusakan organ jika terjadi envenomasi secara masif. Tak hanya itu, sengatan spesies lain seperti Vespa affinis justru bisa menyebabkan reaksi alergi sampai kerusakan ginjal yang parah, jelas Picture Insect.

Karena beberapa hal tersebut maka mau tidak mau kamu harus mencoba hidup berdampingan dengan tawon-tawon yang ada di sawah. Misalpun ada tawon berbahaya yang hidup di sawah kamu tidak boleh membasminya sendirian. Jika ingin membasminya kamu bisa meminta pertolongan kepada pihak profesional seperti pemadam kebakaran atau komunitas animal rescue yang ada di daerahmu. Jika kamu mencoba membasmi tawon secara mandiri bisa saja kamu disengat dan akhirnya berakibat buruk bagi kesehatanmu.

6. Biawak air

Biawak air (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Terdapat dua hal yang membuat Varanus salvator atau biawak air jadi hewan yang berbahaya, yaitu gigitannya yang menyakitkan dan bisanya yang cukup berbahaya. Dilansir National Parks, bisa kadal ini bisa menyebabkan pendarahan sampai pembengkakan. Di lain sisi, gigitan dari biawak air dewasa juga sangat berbahaya karena mampu merobek kulit dan mengoyak daging manusia. Nah, karena dua hal tersebut kamu harus hati-hati saat menjumpai reptil ini.

Seperti namanya, biawak air sangat mudah ditemukan di daerah lembab, seperti sungai, danau, sawah, pematang sawah, dan selokan. Di pagi dan siang hari ia sering terlihat berjemur dan mencari mangsa. Gerakan hewan ini juga sangat cepat sehingga sangat sulit ditangkap oleh manusia. Namun walau berbahaya sebenarnya hewan ini membantu membasmi hama tikus di sawah. Oleh sebab itu sebenarnya kamu tak boleh membunuhnya. Jika bertemu biawak cukup biarkan saja dan jangan coba-coba untuk menangkapnya.

Tiap hewan yang ada di sawah punya tingkat bahaya yang bervariasi. Sebagai contoh, gigitan kelabang hanya menyebabkan pembengkakan dan demam. Di sisi lain, gigitan sanca kembang dan biawak justru mampu merobek kulit dan mengoyak daging. Tak hanya itu, bahkan gigitan ular kobra sanggup membunuh manusia. Tentunya hal ini sangat menakutkan dan patut diwaspadai oleh petani. Karenanya para petani harus menjaga diri dan jangan sekali-sekali mengganggu atau mencoba menangkap hewan-hewan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us