7 Kasus Medis Paling Aneh di Dunia, Bikin Bingung  Ilmuwan

Seorang pria asal Amerika berusia 44 tahun datang ke klinik mata untuk mencari dokter baru setelah pindah ke daerah baru. Saat pemeriksaan, dokter mata menemukan sesuatu yang sangat aneh dan langka–mata pria itu tampak bersinar, bahkan banyak orang yang berkomentar bahwa matanya mirip dengan Mata Sauron dalam film Lord of the Rings. Ini bukan hanya sekadar komentar lucu, karena kondisi ini memang menunjukkan gejala yang tidak biasa.

Pria tersebut mengalami kelainan langka yang serius, di mana pigmen di matanya mengelupas akibat tekanan mata yang tidak normal dan masalah pada saluran drainase. Penyakit ini dikenal sebagai sindrom dispersi pigmen, dan biasanya jarang terjadi pada orang dewasa di atas usia 30 tahun. Untungnya, setelah menjalani kombinasi terapi laser dan pengobatan untuk menurunkan tekanan mata, kondisi pria itu membaik dan pigmen matanya kembali normal.

Dalam serangkaian kejadian yang cukup mengejutkan, ternyata penyebab darah biru bukanlah dari kalangan aristokrat, melainkan sebuah masalah medis langka yang dikenal sebagai methemoglobinemia. Ini adalah kondisi di mana sel darah merah tidak bisa melepaskan oksigen dengan baik ke sel-sel tubuh. Akibatnya, kelebihan oksigen membuat darah berubah menjadi biru tua. Salah satu contohnya adalah seorang wanita berusia 25 tahun dari Rhode Island yang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas, lemas, kelelahan, dan kulitnya tampak kebiruan.

Methemoglobinemia bisa disebabkan oleh faktor genetik atau sebagai efek samping dari obat-obatan. Dalam kasus wanita tersebut, kemungkinan besar krim anestesi yang digunakannya untuk mengatasi sakit gigi menjadi penyebab utama kondisi ini. Untungnya, methemoglobinemia dapat diobati dengan metilen biru, sebuah obat yang biasanya efektif dalam menyembuhkan kondisi ini dalam waktu singkat, hanya dalam hitungan jam.

Seorang pria berusia 46 tahun datang ke dokter dengan keluhan kabut otak yang aneh dan perilaku agresif, sambil mengklaim bahwa dia tidak pernah mengonsumsi alkohol. Namun, para dokter meragukan pernyataannya karena gejala yang dia tunjukkan terlihat seperti orang yang sedang mabuk. Mereka tidak bisa membayangkan bahwa ada penyebab lain di balik kondisi tersebut.

Ternyata, pria itu memang tidak berbohong. Dia mengalami sindrom auto-brewery, sebuah kondisi langka di mana mikroorganisme di ususnya mengubah karbohidrat dari makanan menjadi alkohol. Dengan pengobatan antibiotik yang tepat, bakteri penyebab alkohol itu bisa dihilangkan. Pria tersebut akhirnya bisa kembali menikmati makanan kaya karbohidrat tanpa khawatir akan mabuk.

Ungkapan “ada api di dada” sering didengar dalam konteks kiasan, tapi dalam situasi seorang pasien yang menjalani operasi jantung terbuka, dokter benar-benar menghadapi api yang nyata. Ini terjadi karena komplikasi langka yang muncul, di mana kombinasi oksigen tambahan dan alat elektrokauter yang digunakan untuk menghentikan pendarahan justru memicu kebakaran pada kain kasa bedah.

Dalam keadaan darurat itu, air garam segera digunakan untuk memadamkan api, dan beruntungnya, pasien tidak mengalami cedera. Namun, bisa dibayangkan betapa terkejutnya semua orang di ruang operasi saat melihat kejadian yang tidak terduga ini. Situasi seperti ini pasti membuat semua orang merasa tegang dan khawatir, tetapi akhirnya semuanya berjalan baik.

Saat Dianne Travers-Gustafson, seorang pensiunan antropolog dan peneliti kesehatan masyarakat, sedang joging pagi di California, dia tidak menyangka bahwa segerombolan lalat yang dia temui bisa menginfeksinya dengan parasit mata. Dia menjadi orang kedua yang tercatat terjangkit cacing mata sapi, yang biasanya lebih suka menginfeksi sapi besar sebagai inangnya.

Dianne mengeluhkan matanya yang terus berair, dan setelah memeriksa lebih dekat dengan kaca pembesar, dia terkejut menemukan tiga cacing bening yang bergerak di dalam matanya. Beruntung, dokter spesialis berhasil mengangkat cacing-cacing tersebut tanpa menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatannya.

Penting untuk memahami mengapa anak-anak sebaiknya tidak diperbolehkan bermain dengan karet gelang. Sebuah insiden yang mengejutkan melibatkan seorang pria Taiwan yang mengalami cedera serius ketika tali bungee terjerat di matanya, menyebabkan irisnya mengalami kerusakan. Kondisi ini dikenal sebagai iridodialisis traumatis, yang terjadi ketika trauma fisik menyebabkan iris terlepas dari tempat melekatnya, yaitu badan siliaris.

Untuk mengatasi masalah ini, tindakan medis berupa operasi mata diperlukan agar iris dapat diposisikan kembali dengan benar. Berita baiknya, setelah prosedur tersebut, pupil pria tersebut berhasil pulih dan penglihatannya mengalami perbaikan. Insiden ini menyoroti betapa pentingnya menjaga keselamatan anak-anak saat bermain, terutama dengan benda-benda yang dapat menimbulkan risiko cedera serius.

Warna urine mungkin bukanlah topik yang sering dibahas di acara sosial, kecuali jika kita berada di acara yang berkaitan dengan urologi. Namun, ada satu pengecualian yang menarik, yaitu ketika urine tiba-tiba berubah menjadi ungu cerah. Hal ini pernah terjadi pada seorang wanita asal Prancis setelah dia dirawat di rumah sakit selama sepuluh hari. Perubahan warna ini biasanya terjadi pada pasien yang menggunakan kantong kateter dan dikenal dengan sebutan sindrom kantong urine ungu. Warna yang aneh ini muncul akibat reaksi kimia antara obat-obatan tertentu dan makanan yang ada di dalam kantong kateter.

Meskipun urine berwarna ungu bisa terlihat cukup mencemaskan, biasanya kondisi ini tidak berbahaya. Namun, tetap saja bisa menjadi indikasi adanya infeksi saluran kemih. Dalam kasus wanita Prancis tersebut, dia tidak mengalami infeksi saluran kemih, dan setelah dia meningkatkan asupan airnya selama beberapa hari, warna urinnya kembali normal. Jadi, meskipun warna urine bisa jadi topik yang aneh, ada penjelasan ilmiah di balik fenomena ini yang membuatnya lebih menarik untuk dibahas.

Meskipun pengetahuan medis telah berkembang pesat, kasus-kasus aneh yang muncul menunjukkan bahwa masih banyak misteri dalam dunia kesehatan yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini menegaskan pentingnya untuk terus mempertanyakan dan mengeksplorasi pemahaman kita tentang tubuh manusia.