Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi mamalia unik dan aneh yang mirip karakter cerita fantasi (inaturalist.org/Property#1)

Intinya sih...

  • Saola, unicorn Asia yang nyaris tak pernah terekam kamera

  • Aye-Aye, lemur tangan hantu yang dianggap kutukan

  • Thylacine, serigala Tasmania yang hilang dan dicari

Bumi menyimpan ribuan makhluk hidup eksotis, namun tak semuanya tampil di layar kaca atau jadi topik utama media sains populer. Beberapa mamalia begitu unik dan memesona, tapi justru jarang disorot. Padahal, mereka menyimpan kisah evolusi yang luar biasa dan rentan punah dalam diam.

Di era informasi cepat seperti sekarang, spesies yang paling “viral” justru yang paling sering diselamatkan. Tapi bagaimana dengan makhluk-makhluk underrated yang tak punya panggung besar? Inilah 7 mamalia unik dan langka, tapi layak kamu kenali dan kagumi.

1. Saola, unicorn Asia yang nyaris tak pernah terekam kamera

Ilustrasi Saola yang digadang-gadang sebagai unicorn dari Asia dan jarang terekam kamera (inaturalist.org/testerpro)

Saola (Pseudoryx nghetinhensis) adalah salah satu hewan paling misterius di dunia. Ditemukan pertama kali oleh ilmuwan pada 1992 di perbatasan Laos dan Vietnam, saola langsung dijuluki Asian Unicorn karena kemunculannya yang sangat langka dan bertanduk panjang simetris seperti mitos. Sayangnya, sejak penemuan awal itu, hanya segelintir saja penampakan saola yang pernah dikonfirmasi.

Dilansir dari World Wildlife Fund, saola termasuk spesies paling langka di Bumi dan tak ada satu pun individu yang bertahan lama di penangkaran. Mereka sangat sensitif terhadap lingkungan dan belum pernah berhasil dikembangbiakkan secara ex situ. Hal ini menjadikan mereka sebagai simbol konservasi spesies tak dikenal yang terancam punah.

Kini, saola menjadi fokus proyek konservasi internasional, tapi karena sulitnya menemukan mereka, banyak peneliti menyebut mereka sebagai "hantu hutan Annamite." Mungkinkah mereka telah punah tanpa kita sadari?

2. Aye-Aye, lemur tangan hantu yang dianggap kutukan

Ilustrasi aye-aye yang dianggap sebagai lemur tangan hantu (inaturalist.org/viana27)

Aye-aye (Daubentonia madagascariensis) adalah primata endemik Madagaskar yang punya penampilan nyaris bak makhluk horor; mata menonjol, gigi tikus, dan jari tengah panjang seperti cakar. Ia menggunakan jari tersebut untuk mengetuk batang pohon dan mendengar gema untuk menemukan larva serangga di dalam kayu.

Menurut BBC Earth, aye-aye adalah satu-satunya primata yang menggunakan teknik echolocation terbatas, mirip burung pelatuk. Tapi di sisi lain, masyarakat lokal sering menganggapnya sebagai simbol kutukan dan pembawa sial. Banyak aye-aye yang dibunuh hanya karena kepercayaan tersebut.

Padahal, spesies ini sangat penting bagi ekosistem Madagaskar. Dengan memakan larva pengganggu, aye-aye menjaga keseimbangan pohon dan vegetasi. Sayangnya, mereka kini termasuk dalam daftar spesies rentan punah menurut IUCN.

3. Thylacine, serigala Tasmania yang hilang dan dicari

Thylacine (Thylacinus cynocephalus), atau sering disebut harimau Tasmania, adalah predator berkantung terakhir yang diketahui di dunia. Ia menyerupai serigala, namun dengan ekor kaku seperti kanguru dan tubuh berbulu belang. Spesies ini dinyatakan punah sejak 1936 setelah individu terakhir mati di kebun binatang Hobart.

Menariknya, Australian Museum mencatat banyak laporan penampakan thylacine yang terus muncul dari waktu ke waktu, bahkan hingga dekade ini. Kamera pengintai, saksi mata, hingga video viral pernah mengklaim keberadaan mereka, tapi belum ada bukti ilmiah yang valid.

Thylacine kini jadi simbol kerinduan manusia terhadap alam liar yang telah lenyap. Ada pula diskusi tentang menghidupkan mereka kembali lewat teknik rekayasa genetika. Mitos atau harapan ilmiah?

4. Solendon, mamalia purba yang mengandung racun

Ilustrasi solenodon yang jadi mamalia purba dan mampu menghasilkan racun dari air liurnya (inaturalist.org/Pedro Genaro Rodriguez)

Solendon (Solenodon paradoxus) berasal dari Pulau Hispaniola (Republik Dominika dan Haiti) dan sekilas mirip tikus besar. Tapi jangan salah, ia adalah salah satu dari sedikit mamalia di dunia yang menghasilkan racun dari air liurnya. Gigi bawahnya bisa menyuntikkan racun untuk melumpuhkan mangsa.

Smithsonian Magazine menyebut solendon sebagai "fosil hidup" karena sejarah evolusinya bisa ditelusuri hingga zaman dinosaurus. Ia bertahan dari berbagai kepunahan massal, tapi kini justru terancam oleh deforestasi dan predator invasif seperti kucing liar.

Selain itu, solendon memiliki gaya berjalan aneh, yakni terhuyung dan pelan, seolah tidak evolusioner. Tapi itulah yang membuat mereka lolos dari perhatian pemangsa selama jutaan tahun.

5. Narwhal, paus bertanduk satu yang menyerupai makhluk mitologi

Ilustrasi paus bertanduk satu yang menyerupai makhluk mitologi (inaturalist.org/пресс-служба ПАО "Газпром нефть")

Narwhal (Monodon monoceros) adalah jenis paus bertaring yang hidup di perairan Arktik. Yang mencengangkan adalah jantan narwhal memiliki gading sepanjang 2,7 meter yang menonjol dari rahang atasnya, menyerupai unicorn mitologi.

Dikutip dari NOAA Fisheries, tanduk tersebut sebenarnya adalah gigi taring kiri yang tumbuh memanjang dan spiral. Fungsi pastinya masih misterius; bisa untuk menarik pasangan, pertarungan dominasi, atau bahkan sebagai sensor lingkungan karena mengandung ribuan ujung saraf.

Narwhal sangat sensitif terhadap perubahan suhu laut dan kini menjadi indikator penting dalam studi iklim Arktik. Ironisnya, keberadaan mereka masih sering dianggap mitos oleh publik luas.

6. Markhor, kambing gunung bertanduk spiral yang paling fotogenik

Ilustrasi markhor si kambing gunung bertanduk spiral yang fotogenik (inaturalist.org/Dennis White)

Markhor (Capra falconeri) adalah kambing liar berukuran besar yang hidup di pegunungan Himalaya dan Pakistan. Ia dikenal karena tanduk spiralnya yang indah dan tubuh atletis yang dapat menaklukkan tebing curam.

IUCN mencatat bahwa markhor sempat terancam punah akibat perburuan dan konflik manusia-satwa, namun kini populasinya mulai meningkat berkat konservasi lokal. Mereka juga merupakan hewan nasional Pakistan dan menjadi simbol kekuatan di beberapa budaya Asia Selatan.

Fakta menarik lainnya adalah nama “markhor” dalam bahasa Persia berarti “pemakan ular”, meski belum ada bukti mereka benar-benar melakukannya.

7. Numbat, sang predator rayap bermotif harimau dari Australia

Ilustrasi numbat sang predator rayap yang bermotif harimau dari Australia (inaturalist.org/clarissahuman)

Numbat (Myrmecobius fasciatus) adalah marsupial kecil yang sangat spesifik dalam makanannya: hanya rayap. Ia memiliki lidah lengket sepanjang 10 cm dan bisa mengonsumsi hingga 20 ribu rayap per hari! Corak tubuhnya belang seperti harimau mini.

Menurut Australian Wildlife Conservancy, numbat adalah satu dari sedikit marsupial yang aktif di siang hari (diurnal). Ini membuatnya berbeda dari mayoritas kerabat nokturnalnya di Australia. Namun, karena habitatnya menyusut dan ancaman predator seperti rubah, numbat kini sangat terancam.

Penampilan lucu dan pola makannya yang spesifik membuatnya sangat unik. Tapi sayangnya, nama dan wajah numbat belum dikenal luas, bahkan di negara asalnya.

Ketika jagat maya sibuk membahas kucing, panda, atau paus pembunuh. Sayangnya spesies seperti saola, solendon, dan numbat nyaris tak terdengar. Padahal, mereka menyimpan narasi evolusi yang menakjubkan dan kerentanan ekologis yang mendesak.

Menyoroti mamalia-mamalia ini bukan sekadar soal keunikan biologis, tapi juga tentang keadilan ekologis. Sebab, di balik tampilan aneh mereka, tersimpan pelajaran penting soal keberlanjutan dan keberagaman hayati di planet kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team