Ada dua orang di dunia ini, yang pandai baca peta dan sebaliknya. Tapi kamu mau tipe yang mana pun, ada fakta yang menarik tentang peta. Misalnya aja, wilayah Antartika konon sudah ada di dalam peta dunia pertama meskipun benuanya saat itu belum ditemukan.
Wah, ada fakta menarik apa lagi, ya, soal peta? Lanjutkan membaca delapan fakta tentang peta di bawah ini.
Peta dunia paling akurat pertama kali diciptakan oleh Piri Reis, kartografer sekaligus laksamana armada Turki muslim pada abad ke-16. Terlihat dari kontur pantai timur Amerika dan pantai utara Antartika yang tergambar dengan sangat presisi. Piri Reis mengombinasikan beberapa peta yang bersumber dari 20 peta zaman Alexander Agung, 8 peta ahli geografi muslim, 4 peta Portugis, dan 1 peta Columbus dengan melibatkan skala.
Namun, peta ini mengundang perdebatan di kalangan ilmuwan. Pasalnya, bagaimana peta seakurat itu bisa tercipta dengan teknologi pada abad ke-16 yang masih terbilang sederhana? Hal yang lebih mengejutkan, bagaimana Antartika bisa tergambar dengan ketepatan tinggi, padahal benua tersebut baru ditemukan 3 abad setelahnya. Hingga saat ini, hal tersebut masih menjadi misteri.
Peta Piri Reis mengundang berbagai kontroversi di kalangan ahli geografi. Banyak teori yang dikemukakan untuk memecahkan misteri Antartika tersebut. Ternyata, Benua Antartika juga digambarkan tanpa es pada peta sang laksamana. Padahal Benua Selatan itu telah tertutup es selama jutaan tahun. Keadaan Antartika tanpa es pun terakhir kali terjadi pada 4.000 tahun SM, sedangkan peradaban manusia baru muncul pada 3.000 tahun SM.
Hanya dengan teknologi canggih peta tersebut dapat dibuat. Alhasil, muncul teori bahwa peta Piri Reis buatan makhluk luar angkasa. Tak hanya itu, ahli geografi mengaitkan peta ini dengan hasil peradaban Atlantis. Paling tidak peta tersebut hanya bisa dibuat oleh survei udara. Namun, pesawat udara masih belum ditemukan kala itu.
Peta pertama kali dibuat oleh bangsa Babilonia pada abad ke-6 SM. Pastinya, masih sangat sederhana dan hanya memetakan wilayah Mesopotamia. Peta tersebut terbuat dari tanah liat dan menggambarkan bumi seolah berbentuk bulat. Ilmu kartografi baru berkembang pesat di era Yunani, ditandai dengan munculnya kartografer fenomenal bernama Ptolomeus.
Tahukah, selama ratusan tahun manusia menggunakan peta yang salah. Bagaimana bisa, bumi berbentuk bola diproyeksikan pada peta yang datar dan rata (proyeksi Mercator), kecuali pasti mengalami distorsi atau kesalahan.
Itulah sebabnya luas benua-benua pada peta bisa jauh dari kata proporsi, khususnya pada wilayah lintang tinggi dan kutub. Pada peta, ukuran Greenland hampir seukuran dengan Benua Afrika, padahal luas sebenarnya 1/14 kali luas Afrika. Tak hanya Greenland, luas Rusia, Benua Australia, negara-negara Skandinavia, dan beberapa negara di Benua Amerika Utara pun tidak akurat. Hal ini dapat menimbulkan masalah besar, seperti kecelakaan pesawat atau kapal karena salah perkiraan pada peta.
Dari sekian banyak peta datar, AutaGraph adalah peta paling tepat dan proporsional. Peta AutaGraph dibuat oleh arsitek Jepang bernama Hajime Narukawa yang memenangkan penghargaan bergengsi dari Good Design Award 2016. Ukuran benua dan lautan pada petanya sudah sangat akurat. Antartika juga ditampilkan secara utuh dan presisi.
Kelemahannya, tata letak peta Narukawa jauh berbeda dengan peta yang sering kita gunakan. Peta ini juga kurang cocok untuk navigasi. Utara di atas dan selatan di bawah bukan lagi sebagai standar. Wah, bisa pusing nih bacanya!
Dibandingkan peta datar, peta bola bumi atau globe merupakan peta dengan keakuratan sempurna. Penemunya ialah ahli geografi muslim bernama Al-Idrisi. Tentunya, Al-Idrisi mengamini teori Aristoteles bahwa bumi berbentuk bulat.
Tak hanya globe, ia juga membuat peta datar paling presisi di Eropa pada masanya, yang menampilkan dengan apik Afrika hingga Eropa. Peta Al-Idrisi juga menginspirasi ahli geografi lain, seperti Ibnu Khaldun, Ibnu Battuta, Piri Reis, Vasco da Gama, hingga Christoper Columbus.
Untuk melindungi hak cipta, para kartografer sengaja membuat kota atau jalanan palsu pada peta miliknya. Hal tersebut bertujuan untuk mendeteksi tindakan plagiarisme peta oleh pihak tak bertanggung jawab. Lokasi palsu yang paling terkenal adalah Agloe di New York, Amerika Serikat. Selain itu, ada Argleton dan Moat Lane di Inggris, Goblu dan Beatosu di Amerika Serikat, dan Kemp Ave di Kanada. Jangan sampai ketipu ya!
Pernahkah kamu memainkan jigsaw puzzle? Teka-teki jigsaw ini pertama kali dibuat oleh John Spilsbury, seorang guru sekaligus pembuat peta. Ia menempelkan sebuah peta dunia pada sepotong kayu, lalu memotong setiap bagian negara. Tujuan John untuk melatih muridnya mengetahui letak negara-negara di dunia.
Bisakah kamu memecahkan misteri Antartika di peta Piri Reis?