5 Alasan Kenapa Planet Mustahil Berada di Satu Garis Lurus

- Setiap planet memiliki kemiringan orbit yang berbeda-beda
- Orbit planet tidak berbentuk lingkaran sempurna melainkan elips
- Rentang jarak yang sangat luas antara satu planet dengan planet lainnya
Pernahkah kamu terbayang seluruh planet di tata surya berbaris rapi dalam satu garis lurus, seolah siap difoto bersama dalam potret keluarga kosmik? Nyatanya, pemandangan semacam itu hanya hidup dalam imajinasi, karena sejatinya di jagat raya yang begitu luas dan dinamis ini, planet-planet ternyata punya jalannya masing-masing. Artinya, mereka tidak pernah 'sepakat' untuk bersatu dalam satu rangkaian lurus.
Lalu, mengapa mereka tidak pernah 'sepakat' untuk berada di garis lurus? Mari kita gali kisah unik orbit planet yang penuh rahasia dan keajaiban ini!
1. Setiap planet mengelilingi Matahari dengan sudut kemiringan orbit yang tidak sama

Planet-planet di tata surya diketahui memiliki sudut kemiringan lintasan yang berbeda-beda, bisa dibilang setiap planet memiliki 'gaya' sendiri dalam menentukan jalannya. Inilah salah satu alasan utama mengapa mereka hampir mustahil bisa berdiri sejajar lurus dalam satu barisan sempurna.
Jadi, apa sih yang dimaksud dengan kemiringan orbit? Orbit kemiringan merupakan sudut condongnya jalur suatu planet dibandingkan bidang utama tata surya, yang disebut bidang ekliptika. Nah, bidang ekliptika senditi itu jalurnya bumi saat mengelilingi matahari.
Menariknya, setiap planet punya tingkat kemiringannya sendiri. Jadi, orbit mereka condong ke arah dan sudut yang unik masing-masing. Melansir dari Britannica orbit Merkurius miring sekitar 7° dari bidang ekliptika matahari, sedangkan Pluto-si 'mantan planet utama' sampai memliki kemiringan orbit sekitar 17°.
Lalu apa akibat dari kemiringan ini? Karena setiap planet mempunyai sudut condong yang berbeda, jalur yang ditempuh mereka di sekitar matahari tidak pernah benar-benar ada di satu bidang yang sama. Meskipun jika diamati dari atas planet-planet seolah membentuk lingkaran datar, tetapi aslinya tiap-tiap lintasan yang mereka lalui sedikit'menanjak atau menurun, sesuai kemiringan.
2. Orbit planet tidak berbentuk lingkaran sempurna melainkan elips

Orbit planet di tata surya ternyata tidak bulat sempurna, malah lebih mirip oval alias elips. Hal ini dikarenakan tarikan gravitasi Matahari yang begitu kuat dan kelembaman tiap planet ketika bergerak di ruang angkasa.
Johannes Kelper, merupakan ilmuwan yang pertama kali menyadari bahwa planet-planet di ruang angkasa ternyata mengelilingi matahari dalam jalur elips, dengan matahari nangkring di salah satu titik fokusnya.
Belum lagi, kehadiran benda-benda angkasa lain seperti planet raksasa atau asteorid yang turut mengganggu. Tentu efek gravitasinya bikin lintasan planet yang tadinya mungkin bisa bulat, malah jadi tampak elips.
Itulah kenapa planet tidak berada di satu garis lurus. Jawabannya karena lintasan elips tiap planet berbeda-beda, baik dari segi jarak ke matahari atau waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu putaran.
3. Rentang jarak yang sangat luas antara satu planet dengan planet lainnya

Bayangkan betapa luasnya tata surya kita, jarak antara satu planet dengan planet lain benar-benar amat jauh. Mulai dari puluhan juta sampai miliaran kilometer! Jauhnya, hampir tidak masuk akal kalau semua planet bisa sejajar dalam satu garis lurus mengelilingi matahari pada waktu yang sama. Inilah salah satu alasan utamanya, posisi mereka selalu terpencar di lautan angkasa.
Melansir dari NASA setiap planet mempunyai jarak rata-rata yang berbeda dari matahari, contohnya seperti ini:
Merkurius: 57,9 juta km
Venus: 108,2 juta km
Bumi: 149,6 juta km
Mars: 228 juta km
Jupiter: 778,5 juta km
Saturnus: 1,43 miliar km
Uranus: 2,87 miliar km
Neptunus: 4,52 miliar km
Rasanya benar-benar mustahil planet-planet bisa sejajar! Bayangin saja, dengan jarak yang begitu jauh terbentang di antara mereka, peluang semua planet memburuk dengan cepat dalam satu garis lurus hampir tidak ada. Selain itu, posisi setiap planet juga berubah-ubah.
4. Fenomena garis lurus hanyalah ilusi

Pernahkah kamu mendengar hebohnya kabar tentang planet-planet yang katanya 'berbaris lurus' di langit malam? Eits, padahal aslinya, semua itu cuma trik mata alias ilusi optik dari sudut pandang kita di bumi, lho!
Kok bisa kelihatan sejajar, ya? Dari permukaan bumi, memang terkadang beberapa planet tampak 'berjejer rapi', apalagi kalau lagi nangkring di sisi langit yang sama. Tapi, kenyataanya itu hanya hasil tipuan dari pandangan manusia.
Faktanya, di tata surya sana, jarak antar planet tetap luar biasa jauhnya. Mereka masing-masing melaju di orbit sendiri-sendiri, dengan kemiringan yang unik. Posisi nyata mereka? Saling berjauhan dan tersebar di ruang tiga dimensi yang sangat luas.
Jika kita bisa melihat tata surya dari samping atau atas, otomatis pemandangannya akan jauh berbeda. Para planet justru terlihat menyebar di berbagai lapisan seperti titik-titik acak, bukan barisan lurus bak parade!
5. Planet memiliki periode revolusi yang berbeda-beda

Setiap planet memiliki 'ritme' sendiri dalam menari mengelilingi matahari. Ada yang cepat seperti Merkurius yang menyelesaikan putarannya dalam hitungan bulan saja, ada juga yang santai seperti Neptunus yang butuh waktu lebih dari seabad!
Kenapa bisa berbeda-beda? Ternyata, jarak dan kecepatan orbit memengaruhi tahun mereka. Semakin jauh dari matahari, semakin lama waktu yang dibutuhkan, hal ini sesuai dengan Hukum Kelper yang mengatur gerak planet-planet.
Melansir dari laman NASA berikut adalah periode revolusi planet-planet dalam tata surya:
Merkurius: 88 hari
Venus: 225 hari
Bumi: 365, 25 hari (1 tahun)
Mars: 687 hari (1,9 tahun)
Jupiter: 4.333 hari (11,9 tahun)
Saturnus: 10.759 (29,5 tahun)
Uranus: 30.687 (84 tahun)
Neptunus: 60.190 hari (165 tahun)
Perbedaan periode revolusi inilah yang membuat planet-planet seperti 'pelari' dalam lintasan jarak dan kecepatan berbeda. Mereka tidak benar-benar bisa menyelesaikan dan bertahan dengan cepat di garis yang sama.
Itu dia fakta menarik kenapa planet tidak berada di satu garis lurus. Meskipun tak pernah membentuk barisan lurus sempurna, tetapi keunikan lintasan dan gerak mereka mengajarkan bahwa keindahan alam semesta justru terletak pada keberagamannya, bukan pada keseragaman.