Mengenal Naegleria fowleri, Ameba yang Bisa 'Makan Otak'

Tidak jarang makan korban!

Pada 3 Maret 2023, NBC News memberitakan seorang laki-laki asal Florida tewas mengenaskan sehabis membilas hidungnya dengan air keran. Terkesan sepele? Laki-laki malang tersebut terinfeksi ameba Naegleria fowleri (N. fowleri), mikroorganisme yang dijuluki sebagai "pemakan otak" atau brain eating.

Faktanya, ini bukanlah kasus pertama di mana N. fowleri menyebabkan komplikasi yang berpotensi fatal. Kejadian ini juga mengingatkan kita bahwa bukan hanya virus atau bakteri yang berbahaya, ameba pun bisa. Jadi, inilah yang kita perlu ketahui tentang N. fowleri, ameba "pemakan otak".

Sekilas sejarah N. fowleri

Mengenal Naegleria fowleri, Ameba yang Bisa 'Makan Otak'Bentuk Naegleria fowleri (cdc.gov)

Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Naegleria adalah ameba yang berukuran mikroskopik. Genus ini diketahui memiliki 47 spesies, tetapi dari semuanya, yang menginfeksi manusia hanya satu: N. fowleri.

Pada 1965, ameba ini ditemukan di Australia oleh Malcolm Fowler, ahli patologi di Adelaide Children's Hospital. Dalam penelitiannya yang dimuat dalam BMJ pada September 1965, Fowler dan rekannya menganalisis primary amoebic meningoencephalitis atau PAM. Oleh sebab itu, ameba ini diberi nama sesuai sang penemu, N. fowleri.

Di mana habitat N. fowleri?

N. fowleri hidup di air tawar dan tanah bersuhu hangat di seluruh dunia. Menurut CDC, ameba ini umumnya muncul di AS pada Juli sampai September, di mana suhu relatif hangat. Bukannya mati, ameba ini malah bertumbuh di suhu panas (46°C), meski tetap mati di suhu panas ekstrem.

Bukan tak mungkin ameba ini ditemukan di suhu 26°C. Akan tetapi, ameba ini tidak ditemukan di lingkungan air asin, seperti laut dan samudra. Jadi, N. fowleri dapat ditemukan di:

  • Air tawar hangat (di danau atau sungai).
  • Perairan geotermal, seperti sumber mata air panas.
  • Limbah air hangat dari industri atau pembangkit listrik.
  • Sumber mata air minum hangat yang tidak dirawat.
  • Kolam renang atau tempat hiburan air lainnya yang tak dikelola dengan benar atau tidak diberikan klorin sesuai standar.
  • Air keran (saat sedang membilas hidung, baik untuk alasan ritual keagamaan maupun kesehatan).
  • Pemanas air.
  • Tanah (sedimen di bawah danau, empang, dan sungai).

CDC mengatakan bahwa tak ada bukti ilmiah bahwa N. fowleri bisa menyebar lewat droplet atau uap air. Selain itu, manusia tak akan terinfeksi N. fowleri jika meminum air yang terkontaminasi.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Bakteri Super di Antarktika, Waspada!

Kasus infeksi N. fowleri jarang

Mengenal Naegleria fowleri, Ameba yang Bisa 'Makan Otak'ilustrasi air keran (pixabay.com/JonasKIM)

Terlepas dari kasus terbaru di Florida, CDC mencatat bahwa infeksi N. fowleri di AS amat langka, 0 sampai 5 kasus dari 2012–2021. Selama periode tersebut, sebanyak 31 kasus infeksi dilaporkan di AS, di mana 28 terinfeksi di taman hiburan air, dua orang terinfeksi akibat bilas hidung dengan air keran, dan satu terinfeksi akibat main slip-n-slide.

Mayoritas kasus N. fowleri terjadi di kelompok laki-laki muda, terutama berusia 14 tahun ke bawah. Sementara alasan pastinya belum diketahui, CDC menduga bahwa kelompok usia tersebut lebih cenderung terlibat dalam aktivitas air, seperti menyelam ke dasar danau dan sungai (habitat umum N. fowleri).

Dalam laporan CDC pada 2022, sebanyak tiga kasus ditemukan di Iowa, Nebraska, dan Arizona. Di Iowa, pasien adalah warga Missouri yang terinfeksi setelah berenang di Lake of Three Fires di Taylor County pada Juni 2022. Danau tersebut sempat ditutup setelah diagnosis N. fowleri.

Lalu, pada Agustus 2022, seorang bocah di Douglas County tengah berenang di Sungai Elkhorn, Nebraska, dan terinfeksi N. fowleri. Bocah berusia 8 tahun tersebut sayangnya wafat 10 hari setelah infeksi.

Sayangnya, karena perubahan iklim dan kenaikan suhu, CDC memperingatkan kasus N. fowleri akan makin sering. Jika dulu sering di daerah selatan, CDC mengatakan bahwa kasus makin sering di daerah utara AS. Karena suhu air yang membuat air tawar makin panas, N. fowleri dikhawatirkan akan bertumbuh pesat.

Apa yang dilakukan saat terinfeksi N. fowleri?

N. fowleri umumnya menginfeksi manusia saat air yang terkontaminasi ameba tersebut memasuki tubuh lewat hidung. Seperti julukannya, N. fowleri kemudian berpindah dari hidung ke otak dan menyebabkan PAM, kondisi yang merusak jaringan otak hingga menyebabkan pembengkakan otak.

CDC melansir bahwa PAM "hampir selalu berujung kepada kematian" dengan tingkat mortalitas mencapai lebih dari 97 persen. Pada 1962–2021, CDC memperingatkan bahwa dari 154 infeksi N. fowleri yang dilaporkan di AS, hanya empat orang yang berhasil selamat.

Meski begitu, CDC menjelaskan infeksi PAM amat jarang. Jika terjadi, gejalanya mirip dengan meningitis. Jadi, pasien harus segera memeriksakan diri jika terjadi gejala-gejala, seperti demam, sakit kepala, muntah, dan kaku leher, terutama bila mereka baru-baru ini berinteraksi dengan air tawar hangat.

Sementara pengobatan utamanya masih dicari tahu, CDC mengatakan bahwa saat ini, infeksi N. fowleri diobati dengan kombinasi obat, seperti amphotericin B, azithromycin, fluconazole, rifampin, miltefosine, dan dexamethasone. CDC mengatakan bahwa obat-obat ini efektif terhadap ameba tersebut dan membantu pasien yang selamat.

Pencegahan infeksi N. fowleri

Mengenal Naegleria fowleri, Ameba yang Bisa 'Makan Otak'ilustrasi berenang (unsplash.com/Haley Phelps)

N. fowleri menginfeksi manusia lewat hidung. Namun, infeksi amat jarang dan lebih sering terjadi ketika menyelam di perairan air tawar hangat, seperti danau dan sungai. Selain itu, membilas hidung dengan air keran juga meningkatkan potensi infeksi ameba, tetapi amat jarang terjadi. Nah, apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?

  • Jika berenang:
    • Jangan menyelam di danau atau sungai di musim panas.
    • Gunakan penyumbat hidung atau kepala tetap berada di atas air meski berenang.
    • Jangan tenggelamkan kepala di sumber mata air panas, terutama yang tidak terawat.
    • Jangan menggali atau mengaduk sedimen di perairan air tawar yang dangkal karena N. fowleri tinggal di dasar danau, empang, dan sungai. 
  • Jika membilas hidung: gunakan air yang telah direbus selama 1 menit dan biarkan agar sejuk terlebih dulu sebelum bilas hidung

Itulah serba-serbi N. fowleri, ameba pencinta suhu panas yang bisa meluluhlantakkan otak manusia. Jadi, kita harus tetap berhati-hati karena infeksinya hampir selalu berpotensi fatal!

Baca Juga: Infeksi Bakteri dan Virus, Apa Perbedaannya?

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya