Infeksi Bakteri dan Virus, Apa Perbedaannya?

Keduanya sama-sama sebabkan penyakit menular

Virus dan bakteri adalah organisme yang lebih kecil dari yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Keduanya ada di sekitar kita dan sama-sama dapat menyebabkan penyakit yang sifatnya menular.

Meskipun sekilas sama, tetapi keduanya memiliki banyak perbedaan. Agar tidak salah memahami keduanya, di sini kita akan membahas beberapa perbedaan infeksi bakteri dan virus.

1. Pengertian

Infeksi Bakteri dan Virus, Apa Perbedaannya?ilustrasi bakteri (pixabay.com/geralt)

Berikut adalah pengertian bakteri dan virus menurut laman Mayo Clinic:

Bakteri

Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tumbuh subur di berbagai jenis lingkungan, termasuk lingkungan yang ekstrem sekalipun. Beberapa bakteri dapat menyebabkan masalah kesehatan, tapi sebagian besar tidak membahayakan manusia. Sebagai contoh, bakteri yang hidup di usus membantu mencerna makanan.

Virus

Virus berukuran lebih kecil dari bakteri dan membutuhkan inang untuk hidup dan berkembang biak, seperti manusia, tumbuhan, atau hewan. Tanpanya, mereka tidak bisa bertahan hidup. Saat virus memasuki tubuh, ia menyerang beberapa sel, mengambil alih mesin sel, dan mengarahkannya kembali untuk menghasilkan virus.

2. Penyebaran

Infeksi Bakteri dan Virus, Apa Perbedaannya?ilustrasi jabat tangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bakteri dan virus sama-sama bersifat menular, yang artinya dapat ditularkan dari orang ke orang. Berikut adalah beberapa cara penularan bakteri dan virus menurut laman Healthline:

Bakteri

  • Kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, seperti menyentuh dan berciuman.
  • Kontak dengan cairan tubuh individu yang terinfeksi, seperti saat kontak seksual atau saat orang tersebut batuk atau bersin.
  • Penularan dari ibu ke anak selama hamil atau bersalin.
  • Bersentuhan dengan permukaan yang telah terkontaminasi bakteri, seperti gagang pintu atau gagang keran dan kemudian menyentuh wajah, hidung, atau mulut.
  • Gigitan serangga yang terinfeksi.
  • Mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

Virus

  • Kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi virus.
  • Kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi virus.
  • Penularan dari ibu ke anak selama kehamilan atau persalinan.
  • Bersentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi.
  • Gigitan serangga yang terinfeksi.
  • Konsumsi makanan atau air yang telah terkontaminasi.

3. Diagnosis

Infeksi Bakteri dan Virus, Apa Perbedaannya?ilustrasi menganalisis sampel biopsi (pexels.com/Pixabay)

Kamu perlu berkonsultasi dengan dokter jika curiga memiliki infeksi bakteri atau virus. Dalam beberapa kasus, sulit untuk menentukan apakah suatu penyakit adalah virus atau bakteri karena banyak penyakit dapat disebabkan oleh keduanya, menurut laman WebMD. Namun, dokter mungkin dapat menentukan penyebabnya dengan menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.

Jika dirasa perlu, dokter akan melakukan tes darah atau urine untuk membantu memastikan diagnosis, atau tes kultur jaringan untuk mengidentifikasi bakteri atau virus. Terkadang, diagnosis memerlukan biopsi jaringan yang terkena.

Baca Juga: 6 Spesies Bakteri Perut yang Berbahaya, Bisa Sebabkan Diare

4. Pengobatan

Infeksi Bakteri dan Virus, Apa Perbedaannya?ilustrasi obat pengencer darah (pexels.com/Pixabay)

Berikut beberapa perbedaan pengobatan untuk infeksi virus dan bakteri:

Virus

Kebanyakan infeksi virus tidak memerlukan pengobatan khusus. Perawatan biasanya difokuskan untuk meredakan gejala, sementara tubuh akan bekerja dengan sendirinya untuk membersihkan infeksi. Pengobatan yang diperlukan dapat mencakup hal-hal seperti:

  • Minum cairan untuk mencegah dehidrasi.
  • Banyak istirahat.
  • Menggunakan obat nyeri yang dijual bebas, seperti asetaminofen atau ibuprofen untuk meredakan sakit, nyeri, dan demam.
  • Minum dekongestan untuk membantu mengatasi hidung tersumbat atau pilek.
  • Mengisap permen tenggorokan untuk membantu meringankan sakit tenggorokan.

Bakteri

Bakteri biasanya diobati dengan antibiotik. Ada banyak jenis antibiotik dan semuanya berfungsi untuk mencegah bakteri tumbuh dan membelah secara efektif. 

Antibiotik tidak dapat digunakan untuk melawan infeksi virus atau dikonsumsi sembarangan. Pasalnya, pemberian antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan bakteri resisten terhadap antibiotik. Akibatnya, makin banyak infeksi bakteri yang lebih sulit diobati.

5. Gejala

Infeksi Bakteri dan Virus, Apa Perbedaannya?ilustrasi demam (freepik.com/cookie_studio)

Dijelaskan laman Verywell Health, gejala infeksi virus dan bakteri umumnya serupa pada fase awal penyakit.

Gejala umum dari kedua jenis infeksi tersebut meliputi:

  • Demam.
  • Menggigil.
  • Sakit tenggorokan.
  • Sulit bernapas.
  • Hidung tersumbat.
  • Pilek.
  • Batuk.
  • Pegal-pegal.
  • Leher kaku.
  • Dehidrasi.
  • Peradangan.
  • Kemerahan.
  • Kelemahan atau pingsan.

Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang umum meliputi:

  • Cacar air.
  • COVID-19.
  • Flu biasa.
  • Human immunodeficiency virus (HIV).
  • Human papiloma virus (HPV).
  • Influenza.
  • Campak.
  • Flu perut.
  • Virus hepatitis.
  • Meningitis virus.

Sementara, beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri umum meliputi:

  • Keracunan makanan.
  • Meningitis bakteri.
  • Selulitis.
  • Gonore.
  • Penyakit Lyme.
  • Radang tenggorokan.
  • Infeksi saluran kemih (ISK).
  • Tetanus.
  • TBC.

6. Pencegahan

Infeksi Bakteri dan Virus, Apa Perbedaannya?ilustrasi mencuci tangan (pexels.com/Burst)

Berikut strategi yang dapat membantu mencegah penyebaran infeksi virus dan bakteri:

  • Dapatkan vaksinasi untuk infeksi virus dan bakteri.
  • Cuci tangan secara menyeluruh dan sesering mungkin.
  • Tutup mulut dengan siku saat batuk atau bersin.
  • Perhatikan keamanan makanan saat menyimpan dan menyiapkan makanan.
  • Hindari kontak dekat dengan hewan liar.
  • Menggunakan  kondom saat berhubungan intim.
  • Jangan berbagi barang pribadi, seperti sisir, sikat gigi, gelas, dan sedotan.

Itulah perbedaan antara infeksi bakteri dan virus. Jika kamu terserang penyakit, segera kunjungi dokter. Hanya dengan begitu, dokter dapat mengetahui penyebab dan mengobatinya sesuai dengan penyebabnya.

Baca Juga: 5 Fakta seputar Virus Polio dan Vaksinnya

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya