3 Proses Utama Siklus Air, dari yang Pendek sampai Panjang

Alasan mengapa air di Bumi tetap terjaga!

Air adalah salah satu sumber daya utama yang mengalami siklus. Mengingat bahwa air sangat penting bagi mahluk hidup. Contohnya, bangun di pagi hari, kita langsung minum air. Mandi atau mencuci pakaian? Pakai air juga. Di meja makan pun, kamu pasti butuh air biar tenggorokan gak seret. Nyatanya, selain oksigen, hidup kita hampir tak terpisahkan oleh air. Lebih dari 70 persen Bumi adalah air, dan sumbernya pun di mana-mana, dari danau, sungai, hingga laut. 

Dengan populasi manusia sekitar 7,8 triliun, penggunaan air di masa modern semakin besar, dari konsumsi hingga energi. Tentu saja, ada kekhawatiran bahwa suatu saat pasokan air akan habis.

Namun, kemungkinannya amat kecil. Sebagai salah satu jenis energi terbarukan, air akan tetap ada di Bumi. Kenapa bisa begitu? Dua kata: "Siklus air".

Pengertian Siklus Air

3 Proses Utama Siklus Air, dari yang Pendek sampai PanjangIlustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Sesuai namanya, siklus air atau biasa disebut siklus hidrologi adalah proses "perjalanan" air dari bumi, ke atmosfer, dan kembali lagi ke bumi.

Sebagai fakta, air adalah materi di Bumi yang dapat melewati tiga bentuk: cair (air), gas (awan), dan padat (es). Jadi, air terkena sinar matahari, lalu menguap menjadi awan dan saat mencapai atmosfer, air turun kembali dalam bentuk hujan, hujan es, hingga salju.

Karena siklus air tidak berkesudahan, maka air tidak dikhawatirkan habis. Toh, 96 persen persediaan air terletak di lautan. Oleh karena itulah, manusia sebenarnya tidak perlu khawatir air tidak akan habis.

Proses-proses Utama Siklus Air

3 Proses Utama Siklus Air, dari yang Pendek sampai PanjangSiklus air dari pendek hingga panjang dalam satu gambar (noaa.gov)

Sesuai yang dijelaskan tadi, air mengalami rangkaian proses untuk mencapai atmosfer lalu turun kembali dalam bentuk hujan, hujan es, dan salju. Oleh karena siklus air, volume air Bumi relatif tetap dari tahun ke tahun!

Kilas balik ke pelajaran IPA SD-SMP dulu, siklus air memiliki empat proses utama. Ingat? Kalau tidak, akan kami ingatkan lagi! Inilah tiga proses utama siklus air:

  • Evaporasi: proses penguapan air di sumber air seperti laut, danau, atau sungai menjadi gas. Sinar matahari membuat molekul air saling bergesekan lalu menguap.

  • Kondensasi: karena suhu yang semakin rendah ke atas, gesekan molekul pada uap air melambat dan saling mendekat, sehingga mengembun. Proses ini menghasilkan awan.

  • Presipitasi: saat kondensasi terlalu banyak, maka tetesan air di awan menjadi besar lalu turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan air, hujan es, hingga salju. Produk akhir presipitasi tergantung dari suhu saat kondensasi.

Itulah tiga proses utama dari siklus air. Kemudian, siklus air dapat dibagi lagi menjadi tiga: pendek, sedang, dan panjang.

1. Siklus Pendek

3 Proses Utama Siklus Air, dari yang Pendek sampai Panjangilustrasi hujan di laut (Unsplash/Brian Cook)

Siklus air pendek meliputi empat proses utama yang sebelumnya dijelaskan. Perlu diingat, siklus air pendek terjadi di laut. Siklus air pendek meliputi:

  • Air menguap melalui proses evaporasi atau transpirasi
  • Uap air naik ke ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi menjadi awan
  • Awan terlalu berat karena air lalu mengalami presipitasi dalam bentuk hujan ke permukaan air laut, dan siklus pun terulang lagi

Berbicara mengenai evaporasi, ternyata ada "Transpirasi" dan "Intersepsi". Apa bedanya? Jika transpirasi adalah penguapan air dari mulut daun dan batang tanaman, maka intersepsi adalah air yang terjebak di atas tanaman dan menguap sebelum jatuh ke tanah.

Baca Juga: Siklus Hidup Ikan Salmon, Lahir di Sungai dan Besar di Laut

2. Siklus Sedang

3 Proses Utama Siklus Air, dari yang Pendek sampai Panjangilustrasi hujan (Unsplash/liv bruce)

Berbeda dengan siklus pendek, siklus air sedang terjadi di darat. Siklusnya pun awalnya sama:

  • Air menguap melalui proses evaporasi atau transpirasi
  • Uap air bergerak karena tiupan angin ke darat
  • Uap air mengalami kondensasi menjadi awan
  • Awan terlalu berat lalu mengalami presipitasi dalam bentuk hujan di daratan

Pergerakan uap air karena tiupan angin disebut "Adveksi". Karena presipitasi terjadi di atas daratan, maka air bisa mengalami run off, yaitu kondisi air yang turun dari tempat tinggi ke rendah. Air bisa mengalir melalui sungai lalu kembali ke laut, dan siklus pun terulang.

Selain mengalir ke sungai menuju laut, air juga dapat mengalami infiltrasi, atau air meresap ke bumi melalui tanah. Air tanah inilah yang dapat diminum dan kembali ke laut untuk mengulang siklus, meskipun butuh waktu yang lebih lama.

3. Siklus Panjang

3 Proses Utama Siklus Air, dari yang Pendek sampai PanjangGletser Himalaya pecah dan menyebabkan banjir bandang di India Utara. Ilustrasi (pexels.com/Simon Berger)

Siklus air terakhir adalah siklus air panjang. Sesuai namanya, siklus air ini mengalami proses yang lebih panjang dengan presipitasi yang berbeda juga, yaitu hujan es atau salju. Siklus air panjang atau besar meliputi:

  • Air menguap melalui proses evaporasi atau transpirasi
  • Uap air mengalami kondensasi menjadi awan
  • Awan mengalami adveksi ke daratan lalu tertahan di pegunungan
  • Salju dan es di pegunungan turut mengalami sublimasi dan tercampur dengan awan
  • Suhu dingin di pegunungan atau atmosfer membuat presipitasi mengendap (deposisi), sehingga berbentuk salju atau es
  • Salju atau es menumpuk dan membentuk gletser
  • Gletser lalu mencair karena panas matahari, membentuk sungai
  • Run off sungai mengalir ke daratan, lalu ke laut dan siklus pun terulang

Selain proses yang lebih panjang, butuh musim semi untuk mencairkan gletser dan membentuk sungai menuju laut serta siklus terulang kembali. Oleh karena itu, siklus ini disebut "panjang", dibandingkan dengan siklus lain, dan dapat dilihat di negara-negara beriklim dingin.

Di proses ini, ternyata uap air juga dapat berasal dari salju atau kristal es di pegunungan lewat proses "Sublimasi", yaitu perubahan materi salju atau es menjadi uap air tanpa harus mencair terlebih dahulu. Dengan kata lain, tanpa laut pun, es dapat menjadi uap air di atmosfer!

Cara-cara Melestarikan Siklus Air

3 Proses Utama Siklus Air, dari yang Pendek sampai PanjangUnsplash/Ivars Utināns

Memang, air di Bumi terlihat bak tidak akan habis. Sekadar fakta, Bumi memiliki 1,4 miliar kubik volume air! Terkesan banyak?

Tunggu dulu! Dari angka tersebut hanya 35 juta kubik yang adalah air tawar. Dari 35 juta kubik tersebut, hanya 0,3 persen yang dapat dikonsumsi manusia dengan mudah. Sisanya, terletak di bawah tanah atau masih beku. Perlu diingat, siklus air juga tidak terjadi dalam waktu singkat.

Selain akses air yang tidak mudah, gangguan pada siklus air dapat menyebabkan "efek domino" yang merugikan manusia. Ketimpangan pada siklus air mengakibatkan pemanasan global hingga bencana alam! Kamu tidak ingin dunia seperti di film fiksi ilmiah Waterworld (1995), kan?

Oleh karena itu, menjaga keseimbangan siklus air amatlah penting untuk menjaga lingkungan dan pasokan air demi kebaikan bersama. Inilah cara-cara utama yang bisa manusia lakukan:

  • Penanaman kembali hutan gundul atau reboisasi
  • Gunakan air bersih sehemat mungkin dan perbaiki kebocoran pada saluran air di rumah sesegera mungkin
  • Menjaga kebersihan lingkungan
  • Mengurangi polusi lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan kimia atau mengolah limbah agar tidak mencemari air
  • Membiasakan daur ulang sampah

Nah, itulah penjelasan mengenai siklus air. Semoga kamu lebih memahami siklus air, dari yang panjang hingga yang pendek, serta cara untuk melestarikan siklus tersebut. Semoga menambah wawasan dan pengetahuanmu, ya!

Baca Juga: Siklus Hidup Benih Lobster atau Benur dan Cara Penanganannya

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Bella Manoban
  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya