10 Tragedi di Sepanjang Oregon Trail

Sejarah mematikan di Amerika saat awal datangnya orang Eropa

Dalam sejarah Amerika, Oregon Trail atau Jalur Oregon adalah jalur darat yang membentang sekitar 2 ribu mil (3.200 km). Jalur ini merupakan jalan utama bagi ratusan ribu emigran untuk mencapai Barat Laut dari awal tahun 1840-an hingga 1860-an. Jalur ini terkenal dengan medannya yang sulit dan sering kali memakan korban. National Oregon/California Trail Center menyampaikan bahwa lebih dari 300 ribu pemukim Eropa (kulit putih) melakukan perjalanan sepanjang Jalur Oregon pada akhir abad ke-19 untuk mencari tempat tinggal yang lebih layak dan akses lahan pertanian yang lebih subur.

Dari awal hingga akhir, butuh waktu antara 5 sampai 6 bulan untuk tiba di tujuan. Para pemukim Eropa ini rela menjual apa pun yang mereka punya demi membeli kereta wagon dan berangkat—tanpa panduan dari Google Maps. Para pemukim kulit putih ini adalah sekelompok pemberani yang bisa dibilang agak gila. Jadi, tidak mengherankan jika banyak hal mengerikan yang terjadi sepanjang jalannya.

1. Pembantaian Utter-Van Ornum

10 Tragedi di Sepanjang Oregon Trailsitus pembantaian kereta wagon Van Ornum di dekat Huntington, Oregon (commons.wikimedia.org/Ken Lund)

Sebenarnya, tidak banyak konflik antara suku asli Amerika dan penjelajah atau pemukim Eropa pada awalnya. Sebagian besar dari pemukim Eropa ini adalah pedagang bulu dan misionaris. Akan tetapi, begitu para pemukim Eropa ini mulai pergi ke Barat dan mengeklaim bahwa tanah itu milik mereka, suku asli Amerika merasa dilecehkan.

Kereta wagon (gerobak yang ditarik oleh hewan seperti sapi dan kuda) yang diberi nama wagon Utter-Van Ornum tercatat dalam sejarah Oregon Trail sebagai kereta wagon paling mematikan. Dipimpin oleh Elijah Utter (kadang ditulis "Otter"), kelompok tersebut terdiri dari 4 keluarga, 21 anak, dan beberapa mantan tentara. Mereka diserang oleh suku Shoshone pada 9 September 1860. Dilaporkan bahwa 11 dari penumpang kereta wagon tewas dalam konfrontasi yang terjadi selama 2 hari itu.

Kisah yang diceritakan oleh Masyarakat Sejarah Negara Bagian Washington menunjukkan bahwa ketika suku Shoshone pergi, salah satu tentara berhasil melarikan diri dan mencapai kamp militer di luar Fort Dalles untuk membunyikan alarm. Regu penyelamat menemukan beberapa dari mereka yang selamat. Sementara itu, Letnan Anderson menemukan sebuah kamp dari kelompok kereta wagon Utter-Van Ornum yang terdiri dari 15 orang dan 5 orang yang tewas, sebagian dari mereka mengalami kanibalisme. Jadi, hanya 15 orang yang selamat dari pembantaian ini.

2. Anak yatim piatu keluarga Sager

10 Tragedi di Sepanjang Oregon Trailperayaan 1 abad Oregon Trail di Blue Mountains (commons.wikimedia.org/Dinas Kehutanan AS)

Menurut Layanan Taman Nasional AS, ada enam anak yang berangkat dari Missouri bersama orangtua mereka yang bernama Henry Sager dan Naomi Sager pada awal tahun 1844. Dalam perjalanan, Naomi Sager melahirkan seorang bayi di dalam kereta wagon yang dipimpin oleh Kapten William Shaw. Sayangnya, Henry Sager jatuh sakit saat mereka mencapai Pegunungan Rocky. Sager meninggal dan dikuburkan di sepanjang Green River. Selain itu, istri Henry Sager, yakni Naomi Sager, juga jatuh sakit dan meninggal di dekat Twin Falls, Idaho. Akibatnya, anak-anak mereka dari usia 13 tahun hingga bayi baru lahir menjadi yatim piatu.

Mereka melanjutkan perjalanan dengan kereta wagon itu dan tiba di kamp milik misionaris bernama Marcus dan Narcissa Whitman di Lembah Walla Walla. Lalu, ketujuh anak itu secara resmi diadopsi oleh pasangan tersebut. Sayangnya, Marcus dan Narcissa Whitman tewas dalam pembantaian suku Indian 3 tahun kemudian. John dan Francisco Sager, anak tertua yang mereka adopsi, juga tidak selamat dalam pembantaian tersebut. Anak-anak yang lainnya ditawan, tetapi hanya empat anak yang ditebus kembali. Sisanya jatuh sakit dan meninggal. 

3. Barang dan makanan yang terpaksa dibuang dalam perjalanan

10 Tragedi di Sepanjang Oregon Traililustrasi perjalanan pemukim Eropa dalam perjalanan melalui Oregon Trail dengan kereta wagon (commons.wikimedia.org/U.S. National Archives and Records Administration)

Menurut buku The Plains Across: The Overland Emigrants and the Trans-Mississippi West karya John D Unruh, para pemukim Eropa akan membawa barang berharga mereka sebanyak yang bisa diangkut kereta wagon. Barang-barang itu ingin mereka jual ketika tiba di pos perdagangan utama Fort Laramie. Sayangnya, barang-barang berharga, seperti rak buku, buku, perabotan, brankas besi, senjata, dan tong, terpaksa mereka buang sebelum mereka bisa mencapai pos perdagangan. 

Hal ini dilakukan karena pemukim Eropa harus menyelamatkan lembu atau kuda mereka yang sudah tidak kuat membawa beban yang terlalu berat di kereta wagon. Sebagian bahan makanan juga harus mereka tinggalkan dalam perjalanan, seperti 20 ribu pon (9.072 kg) daging asap. Mengingat kelaparan yang terjadi kemudian, sangat disayangkan karena banyak orang yang meninggal akibat bahan makanan yang dibuang.

4. Tragedi Partai Donner

10 Tragedi di Sepanjang Oregon Trailtanda jalan Hastings Cutoff dari Oregon Trail (commons.wikimedia.org/Chris English)

Partai Donner, sekelompok pemukim perintis paling terkenal kedua di Oregon Trail, berniat menuju California. Mereka berangkat pada tahun 1846. Namun, rombongan itu terjebak oleh salju yang sangat lebat di pegunungan Sierra Nevada. Akibatnya, setengah dari mereka menemui ajalnya yang mengerikan. Mereka yang berhasil selamat harus berjuang untuk bertahan hidup tanpa makanan apa pun. Bahkan, beberapa dari mereka yang selamat terpaksa melakukan kanibalisme dari rekan-rekan yang sudah mati. 

Hastings Cutoff adalah jalan pintas yang belum pernah dilewati pemukim Eropa. Salah satu teman dari rombongan itu, yang bernama Edwin Bryant, sempat mengirim surat untuk memperingatkan mereka bahwa jalan itu terlalu berbahaya. Namun, surat itu tidak sampai kepada mereka dan justru ada di tangan pendiri serta pemilik pos perdagangan Fort Bridger.

Pendiri Fort Bridger, yakni Jim Bridger, dan rekannya, Louis Vasquez, sebenarnya bisa saja menyerahkan surat itu. Mereka bisa saja menyelamatkan Partai Donner ke jalur yang lebih aman dan mungkin mencegah terjadinya kanibalisme. Sebaliknya, Bridger dan Vasquez sengaja tidak memberikan peringatan tentang jalur berbahaya itu.

5. John Shotwell tak sengaja menembak dirinya sendiri

10 Tragedi di Sepanjang Oregon Traililustrasi pistol (IDN Times/Mardya Shakti)

Layanan Taman Nasional AS memperkirakan bahwa 1 dari 10 pelancong tidak selamat dalam perjalanan di Oregon Trail. Selain diserang penyakit disentri dan kolera, ada juga masalah terkait penggunaan senjata. Di Blue Mound, Kansas, seorang pemuda bernama John Shotwell tak sengaja menembak dirinya sendiri saat mengambil pistol dari belakang gerobaknya. Dia masih hidup sekitar 1 jam sebelum akhirnya tewas.

Baca Juga: Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika Utara

6. Tragedi gerobak tangan Mormon

10 Tragedi di Sepanjang Oregon Traililustrasi anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dalam perjalanan ke Salt Lake City (commons.wikimedia.org/Benjamin F. Gue)

Emigran Inggris dan Skandinavia Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, yang dikenal sebagai Mormon, melakukan perjalanan melintasi AS selama 60 hari. Antara tahun 1856 sampai 1860, 10 kereta wagon yang membawa 2 rombongan Mormon ini melakukan perjalanan, yang dipimpin oleh Kapten James Willie dan Kapten Edward Martin. Ada 1.100 orang di kedua rombongan itu, tulis laporan WyoHistory. Mereka berangkat pada Agustus 1856.

Dalam perjalanan, mereka terjebak dalam cuaca dingin yang ekstrem dan badai salju. Ratusan orang meninggal dan mereka yang selamat harus kehilangan lengan serta kaki mereka karena radang dingin. Dua orang yang selamat adalah Ann Campbell Giles yang berusia 10 tahun dan Maximilian Parker yang berusia 12 tahun. Sebagai sesama penyintas, mereka saling menyukai dan kemudian menikah. Mereka memiliki seorang putra yang terkenal bernama Butch Cassidy.

7. Susu beracun

10 Tragedi di Sepanjang Oregon Traililustrasi ternak selama perjalanan di Oregon Trail (commons.wikimedia.org/Albert Bierstadt)

Brian Altonen, seorang ahli ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat, mengamati penyakit yang merajalela di kereta wagon. Dia juga menemukan kasus Susannah, seorang gadis kecil yang meninggal hanya sebulan setelah ibunya. Penyakitnya tidak menular, tetapi para perintis tidak mengetahuinya pada saat itu.

Susannah akhirnya diasuh oleh seorang ibu yang baru saja melahirkan. Ibu barunya itu tidak mau menyusuinya karena takut jika Susannah menyebarkan penyakit ke bayi yang baru dilahirkannya. Akibatnya, Susannah diberikan susu dari hewan ternak setempat.

Sayangnya, ternak ini merumput pada tanaman seperti poison ivy dan snakeroot putih, yang merupakan tanaman beracun. Alhasil, susu yang dihasilkan hewan ternak itu terasa pahit, bahkan mematikan. Susannah menyerah dan ia meninggal akibat susu beracun yang diminumnya. 

8. Pengobatan tradisional dan dukun

10 Tragedi di Sepanjang Oregon Traililustrasi pengobatan di Oregon Trail (commons.wikimedia.org/Bureau of Land Management Oregon and Washington)

Saat melakukan perjalanan melewati Oregon Trail, para pemukim kulit putih biasanya membawa obat-obatan standar, seperti minyak jarak, rum, cuka, minyak pepermin, opium, dan wiski. "Obat nenek" ini pada dasarnya adalah pengobatan rumahan yang diturunkan dari ibu ke anak perempuannya. Dilansir Fort Morgan Times, beberapa pengobatan ini berhasil, seperti penggunaan minyak pepermin untuk meredakan sakit perut. Akan tetapi, hanya perempuan saja yang mengetahui pengobatan ini, laki-laki tidak.

Selain itu, ada juga dukun yang mengikuti perjalanan di Oregon Trail. Ada satu kisah tentang seorang anak laki-laki yang kakinya tertimpa roda kereta wagon. Anak laki-laki ini diobat oleh seorang dukun. Dukun ini mengikatkan beberapa kain linen dan papan di kakinya. Sembilan hari kemudian, ada belatung yang menggerogoti kakinya dan membusuk. Bocah itu akhirnya meninggal saat dukun memotong kakinya dengan pisau daging dan gergaji tangan.

9. Epidemi kolera

10 Tragedi di Sepanjang Oregon TrailSelama tahun 1800-an, ada Oregon Trail, Mormon Trail, California Trail, dan Pony Express Trail di sepanjang Sungai North Platte. Saat ini, Sungai North Platte dianggap sebagai Blue Ribbon Trout Stream. (commons.wikimedia.org/Brady Owen, BLM)

Kolera adalah salah satu penyakit yang sudah ada sejak lama. Dalam perjalanan di Oregon Trail, kolera merebak di sekitar penyeberangan Sungai Platte. Penyeberangan sungai ini sangat berbahaya. Jika ingin lebih aman, pelancong harus membayar lebih mahal dengan menaiki kapal feri Mormon yang didirikan pada tahun 1847.

Dalam penyeberangan sungai ini, lusinan kereta wagon akan berbaris menunggu giliran untuk menyeberang. Beberapa dari mereka bahkan tenggelam karena terbawa arus sungai yang deras. Sayangnya, pada tahun 1850, daerah tersebut dijangkiti kolera.

Sebagian besar masalahnya terdapat pada air Sungai Platte, yang merupakan tempat berkembang biak bakteri kolera dari limbah pemukim setempat. Sejarawan Aaron Smith mencatat bahwa para pemukim kulit putih rentan terhadap bakteri kolera ini karena mereka menggunakan air sungai untuk keperluan pribadi, seperti mandi, kakus, bahkan meminum air sungai itu selama menunggu di tepi sungai untuk menyeberang. 

10. John Grattan memulai perang dengan suku Indian

10 Tragedi di Sepanjang Oregon Traillukisan Suku Indian (commons.wikimedia.org/Alfred Jacob Miller)

John Lawrence Grattan adalah seorang letnan dua dalam Angkatan Darat yang ditempatkan di pos perdagangan Fort Laramie. Pada saat itu, suku Sioux setempat mulai menuntut keadilan kepada pemerintah AS, mengingat banyaknya pemukim kulit putih yang melintasi tanah mereka. Akibatnya, ada beberapa pertempuran kecil.

Salah satunya ketika seekor sapi dari kereta wagon berkeliaran di kamp suku Sioux. Saat itu, suku Sioux sedang kelaparan karena pemerintah AS menangguhkan jatah mereka yang telah dijanjikan. Mereka juga harus berbagi sumber daya mereka dengan ribuan pemukim kulit putih yang terus berdatangan. Jadi, suku Sioux membunuh dan memakan sapi itu.

Akhirnya, petugas di sana menawarkan restitusi (ganti rugi) kepada kedua belah pihak, tetapi petugas itu memanggil Grattan untuk menjadi saksi negosiasi antara suku Sioux dan pemukim kulit putih. Grattan membawa beberapa prajurit dan memulai konfrontasi dengan suku Sioux. Pertempuran akhirnya tak dapat dihindari.

Suku Sioux menjadi yang teratas selama pertempuran itu. Tubuh Grattan ditemukan penuh dengan panah. Kepala suku, Conquering Bear, juga tewas. Akibatnya, ketegangan meningkat dari pertempuran ini.

Tidak ada yang menyangka, jika Oregon Trail menjadi jalur perjalanan paling mematikan bagi pelancong atau pemukim Eropa di tanah Amerika. Medan yang terjal, cuaca ekstrem, hingga suka Indian yang tidak terlalu suka dengan kehadiran orang-orang Eropa ini pada akhirnya menyebabkan banyak kematian. Kenangan di sepanjang Oregon Trail ini pun diabadikan sebagai pengingat dan penanda bagi mereka yang tewas dalam perjalanan.

Baca Juga: 9 Peristiwa Unik Selama Demam Emas di Amerika

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya