Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika Utara

Perdagangan bulu ini membuat populasi hewan berkurang

Film Jeremiah Johnson yang rilis 1972 menceritakan tentang seorang mantan tentara yang memilih hidup di hutan dan meninggalkan kehidupannya yang layak. Di sana, ia susah payah menyeimbangkan hubungannya dengan penduduk asli Amerika dan tentara AS. Dari film ini, kita dapat menyimpulkan bahwa perdagangan bulu hewan merupakan sejarah penting yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Meskipun film ini punya set waktu 1800-an, perdagangan bulu sudah ada sejak lama di Amerika Utara. Para pemukim Eropa belajar berdagang barang dengan pribumi untuk memuluskan langkah mereka di tanah Amerika. Perdagangan bulu hewan juga bertanggung jawab untuk membuka peluang bagi pemukim kulit putih. Seiring waktu, sebagian besar sejarah perdagangan bulu hewan tidak akurat. Jadi, yuk, baca terus untuk mengetahui bagaimana sejarah perdagangan bulu hewan, yang membuat pemukim Eropa betah untuk tinggal di Amerika.

1. Perdagangan bulu hewan dimulai pada tahun 1500-an

Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika Utaraperdagangan bulu Suku Indian dengan pemukim Eropa di Kanada (commons.wikimedia.org/William Faden)

White Oak Society melansir bahwa orang Eropa pertama kali tiba untuk menjelajahi Amerika Utara pada tahun 1500-an. Orang Eropa adalah orang pertama yang memperkenalkan barang-barang manufaktur kepada penduduk asli Amerika. Mereka memperdagangkan barang-barang penting, seperti peralatan masak, kapak, pisau, senjata, kain tenun, dan banyak lagi.

Sebagai imbalannya, penduduk asli memperdagangkan berbagai macam bulu hewan dan daging serta informasi tentang wilayah yang tidak diketahui orang-orang Eropa. Timbal balik ini merupakan bagian integral dari kelangsungan hidup pada saat itu. Sebagian besar perdagangan awal ini terjadi di sepanjang Sungai St. Lawrence di Kanada, lalu bergerak ke selatan menuju New York dan lebih jauh ke barat.

Dengan menjalin perdagangan, para pemukim Prancis dan Eropa berteman dengan masyarakat adat di sekitar mereka. First Nations (Bangsa-Bangsa Pertama) menawarkan berbagai kulit hewan, mulai dari rubah dan kuskus hingga cerpelai serta berang-berang. Kulit berang-berang menjadi yang sangat diminati. Pedagang Eropa membawa bulu-bulu berharga ini ke Eropa, yang nantinya digunakan untuk membuat mantel dan topi. Referensi paling awal tentang topi dari bulu berang-berang sebenarnya muncul dalam buku Canterbury Tales akhir abad ke-14 karya Geoffrey Chaucer.

2. Persaingan dan perebutan wilayah antarsuku asli untuk mendapatkan lebih banyak hewan

Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika UtaraPertempuran Champlain dengan suku Iroquois, Ticonderoga, Juli 1609 (commons.wikimedia.org/The Miriam and Ira D. Wallach Division of Art)

Seperti yang dijelaskan laman Montana Trappers, mulai tahun 1600-an pemukim Inggris berteman dengan suku Iroquois dan akhirnya memperluas perdagangan bulu hewan sepanjang pantai Atlantik, antara Maine dan Georgia. Perusahaan Eropa mulai mengirimkan bulu hewan dari Amerika Utara. Namun, mulai tahun 1640, suku Iroquois mencetuskan Perang Berang-berang di Ohio. Suku Iroquois melawan suku lain agar mendapatkan kendali atas lebih banyak tanah untuk berburu.

Suku Iroquois juga menghancurkan beberapa suku, seperti Erie. Pada akhirnya, suku Fox, Ojibwa, Ottawa, Potawatomi, dan Sauk diusir dari Michigan dan berakhir di Wisconsin. Suku Iroquois juga mengganggu pengangkutan bulu ke koloni Prancis di Quebec di Kanada dalam beberapa waktu.

Perang Berang-berang dilancarkan hingga tahun 1701 ketika suku Iroquois bersama suku Huron dan Algonquian menandatangani perjanjian damai dengan Prancis Baru. Sebuah wilayah yang bermukim di wilayah Sungai St. Lawrence akhirnya meluas ke wilayah Great Lakes dan beberapa dari Appalachian West. Kesepakatan itu meminta suku Iroquois untuk berhenti memusuhi suku lain dan mengizinkan suku-suku yang telah diusir untuk kembali ke tanah itu.

 

3. Berang-berang adalah hewan yang istimewa

Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika Utarailustrasi berang-berang Kanada atau Amerika dengan ilmiah Lutra canadensis dalam perdagangan bulu (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Sulit dipercaya bahwa pembentukan Amerika dan Barat didasarkan pada kecintaan kepada kulit berang-berang. Pasalnya, kulit atau bulu berang-berang ini memiliki banyak manfaat, seperti memberikan kehangatan, teksturnya dianggap mewah, dan dapat bertahan lama. Oleh sebab itu, bulu ini sangat populer di Eropa.

Penduduk Asli Amerika sebenarnya memanfaatkan bulu hewan untuk menghangatkan tubuh sebelum akhirnya memperdagangkannya. Namun, kulit berang-berang lebih istimewa karena bagian bawah kulitnya sangat lembut. Selain itu, berang-berang mengeluarkan zat yang disebut castoreum.

Di Eropa, zat ini digunakan untuk pembuatan parfum karena aromanya mirip dengan vanila. Suku Indian mengatakan bahwa berang-berang adalah binatang yang paling disukai oleh semua orang Eropa, tulis Jesuit Paul Le Jeune dalam The Beaver and other Pelts. Bahkan, satu berang-berang dihargai 10 pisau oleh pemukim Eropa.

4. Perluasan dan dibentuknya perusahaan perdagangan bulu

Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika UtaraIlustrasi lukisan suku Indian ini menggambarkan perdagangan bulu hewan di pos perdagangan Hudson's Bay Company pada tahun 1800-an. (commons.wikimedia.org/Henry Alexander Ogden (Harry Ogden))

Pada akhir 1700-an, penduduk asli dataran Amerika tidak saja memperdagangkan bulu hewan, tetapi juga kulit kerbau atau bison dan kuda kepada para pedagang dari Teluk Hudson. Pada saat itu, pribumi masih menjadi sumber utama perdagangan kulit hewan. University of Northern Colorado menjelaskan bahwa pada awal 1800-an, terlihat jelas bagi para pedagang pemukim Anglo bahwa pribumi belum memiliki tenaga kerja, atau mungkin sarana, untuk memenuhi permintaan bulu, baik di Eropa maupun Amerika.

Dimulai pada awal 1800-an, sejumlah perusahaan perdagangan bulu hewan Amerika tercipta. Perusahaan Amerika ini mempekerjakan pemburu atau manusia gunung untuk memburu atau menjebak hewan yang akan diambil kulit atau bulunya di pegunungan-pegunungan Amerika. Saat bisnis ini tumbuh, beberapa dari mereka saling bekerja sama untuk membentuk perusahaan yang lebih besar dengan cabang yang mencakup Perusahaan Barat Laut, Perusahaan Bulu Pasifik, dan Perusahaan Bulu Pegunungan Rocky, serta yang terbesar adalah Perusahaan Bulu Amerika, yang dipimpin oleh John Jacob Astor pada tahun 1808.

5. Perdagangan bulu tahun 1800-an

Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika Utarapotret benteng yang dibangun oleh William dan Charles Bent bersama Ceran St. Vrain untuk perdagangan bulu dengan suku Indian (commons.wikimedia.org/Carol M. Highsmith)

Sebelum John Jacob Astor, ekspedisi Lewis dan Clark tahun 1804 juga bertanggung jawab dalam membuka perdagangan dan jalur ke Barat. Lalu, Perjanjian Ghent mengakhiri perdagangan bulu Inggris di Amerika pada tahun 1814, setelah Kongres melarang siapa pun yang bukan warga negara AS untuk berpartisipasi dalam industri tersebut. Perusahaan perdagangan bulu Amerika menginginkan agar industri itu menjadi hak mereka.

Legends of America mengutip bahwa perusahaan bulu berkembang pesat selama akhir 1700-an sampai awal 1800-an. Perusahaan terbesar dipegang oleh John Jacob Astor, yaitu Perusahaan Bulu Amerika dan Perusahaan Bulu Pasifik. Perusahaan lainnya meliputi Perusahaan Bulu Barat Laut, Perusahaan Bulu Missouri, Perusahaan Bulu Columbia, dan Perusahaan Bulu Pegunungan Rocky.

Selain itu, ada perusahaan bulu paling unik, yaitu St. Vrain & Company yang dimulai pada tahun 1833 di Colorado. St. Vrain & Company didirikan oleh Charles Bent dan Ceran St. Vrain. Perusahaan ini berkembang di sepanjang South Platte River di Colorado di Bent's Fort bersama saudara laki-laki Charles, William. Perusahaan ini adalah salah satu operasi paling barat, yang terletak di sepanjang cabang pegunungan Santa Fe Trail. Para pedagang, pemburu, dan pribumi (terutama suku Cheyenne dan Arapaho) berkumpul di sini untuk berdagang dan mengumpulkan informasi.

Baca Juga: Sejarah Pilu Penduduk Asli Amerika pada Abad Ke-19

6. John Jacob Astor dan pemburu bulu hewan

Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika Utarapotret lukisan John Jacob Astor (commons.wikimedia.org/Gilbert Stuart)

John Jacob Astor dikreditkan sebagai pendiri industri perdagangan bulu Amerika di 48 negara bagian. Astor pernah menjual hampir setengah juta kulit muskrat di pelelangan bulu di New York, tulis laman Fur Trapper. Meskipun Astor tidak pernah pergi ke Barat, ia mengirim pegawainya dari Perusahaan Bulu Pasifik miliknya ke muara Sungai Columbia yang berada di antara Oregon dan Washington untuk mendirikan Benteng Astoria.

Namun, Astor bukan satu-satunya orang yang mengukir sejarah dalam perdagangan bulu hewan. Orang-orang yang berburu dan tinggal di pegunungan, seperti James Beckwourth, Jim Bridger, Kit Carson, John Colter, Jedediah Smith, dan Joseph Walker, juga sama pentingnya. Mereka berhasil menjelajahi berbagai bagian Negara Amerika dari timur ke barat.

Ada pula laki-laki gunung bernama Hugh Glass yang selamat dari serangan beruang dengan berjalan berkilo-kilo meter ke tempat aman. The Revenant, sebuah film 2015 yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio, dibuat berdasarkan petualangan Hugh Glass. Ada juga James Nugent atau yang dikenal sebagai "Rocky Mountain Jim", yang wajahnya rusak karena diserang beruang. Nugent menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di Estes Park, Colorado. Nugent meninggal setelah ditembak oleh Griffith Evans, saingannya, pada tahun 1874.

7. Perdagangan bulu tahun 1830-an

Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika UtaraIlustrasi ukiran American Turf Register and Sporting Magazine ini menggambarkan seorang pria membawa rusa buruannya. (commons.wikimedia.org/Peter Rindisbacher)

Pada awal hingga pertengahan tahun 1830-an, para pemburu hewan sudah tersebar di banyak tempat. Dalam tesisnya untuk Utah State University, Hadyn B Call menjelaskan bahwa Santa Fe dan jalur penting lainnya, terutama di luar Barat, adalah tempat perdagangan bulu yang berkembang sangat pesat. Para pemburu hewan ini biasanya akan membawa hewan buruan mereka ke pasar di wilayah timur.

Sepanjang perjalanan, mereka harus melewati jalur pegunungan yang terjal, sungai yang deras, penduduk asli yang tidak ramah, dan banyak bahaya lainnya. Selain itu, mereka harus bersaing dengan perusahaan besar dalam perdagangan bulu hewan. Bahkan, perusahaan besar sangat membenci kehadiran mereka dalam bisnis perdagangan bulu hewan ini.

8. Mengapa perdagangan bulu runtuh?

Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika Utarapotret sekelompok pria bertopi bulu berang-berang di Boise City, Idaho (commons.wikimedia.org/Kingsley studio)

Keserakahan perusahaan bulu selama tahun 1830-an semakin menjadi-jadi.  Mereka menjebak dan memburu berang-berang sebanyak yang mereka bisa hanya untuk mengalahkan satu sama lain, dikutip Northwest Power and Conservation Council. Di sepanjang wilayah Sungai Columbia, keserakahan ini menyebabkan penurunan jumlah hewan buruan secara drastis. Pada tahun 1840, perdagangan bulu mulai runtuh. 

Banyak orang yang menyadari bahwa zat kimia dari garam merkuri dan zat asam untuk membuat topi bulu berang-berang yang modis itu ternyata beracun dan berbahaya bagi kesehatan. Para korban atau pekerja yang membuat topi bulu berang-berang ini mengalami masalah kesehatan, seperti gusi yang menghitam sampai-sampai kehilangan gigi, mengeluarkan air liur, otot berkedut, dan cara berjalan mereka terhuyung-huyung layaknya orang mabuk. Dari sinilah, pepatah "mad as a hatter" berasal. Akhirnya, dokter dan ilmuwan mulai merekomendasikan sarung tangan dan pakaian untuk melindungi para pekerja ini, tapi semuanya sudah terlambat. 

Kain sutra ternyata tidak terlalu beracun dan lebih murah daripada bulu berang-berang. Saat populasi berang-berang menyusut dan Pangeran Albert dari Inggris sangat menyukai topi yang terbuat dari sutra, mode baru mulai berkembang. Hal inilah yang membuat bisnis perdagangan bulu mulai hilang.

9. Manusia gunung yang beralih profesi

Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika UtaraIlustrasi ini menggambarkan penemuan emas di Sutter's Mill yang memicu demam emas California pada tahun 1849. (commons.wikimedia.org/Architect of the Capitol/Brumidi)

Dengan runtuhnya perdagangan bulu, para pemburu seketika kehilangan pekerjaannya. Perdagangan bulu secara resmi mati ketika emas ditemukan di pabrik kayu John Sutter, dekat Sacramento, pada tahun 1848. Penemuan emas itu menarik calon penambang dari seluruh dunia, termasuk mantan pemburu bulu.

Dikutip laman Come to Life Colorado, 10 tahun kemudian pemburu bulu hewan bersama ribuan pencari emas datang ke Colorado selama peristiwa Pike's Peak Gold Rush, pencarian dan penambangan emas. Bagi para mantan pemburu bulu, emas lebih mudah dicari daripada berburu berang-berang. Setidaknya, ini sampai mereka mencoba mendulang emas di Pegunungan Rocky.

10. Jejak dan sejarah yang ditinggalkan para pemburu bulu

Sejarah Perdagangan Bulu Hewan di Amerika Utaralukisan pemburu bulu saat melintasi padang rumput (commons.wikimedia.org/Alfred Jacob Miller)

Departemen Pertanian AS memperkirakan bahwa ada antara 60 sampai 400 juta berang-berang sebelum kedatangan pemukim Eropa di Amerika Utara. Setelah hampir punah, diperkirakan pada tahun 1988 populasi mereka hanya sekitar 6 hingga 12 juta. Sejak tahun 1835, banyak orang yang mengikuti akses jalan para pemburu bulu sebagai satu-satunya cara untuk mengakses Barat. Pemburu bulu adalah orang pertama yang sebenarnya merintis apa yang akan menjadi Oregon Trail, rute kereta besar dan jalur emigran.

History melansir bahwa Nathan Wyeth adalah orang yang memimpin kelompok pertama untuk menjelajahi barat pada tahun 1834. Ini benar karena pada saat itu Wyeth adalah seorang pemburu bulu hewan. Fakta ini membuktikan bahwa orang-orang gunung sebagian besar bertanggung jawab atas jalur besar ke arah barat melalui Pegunungan Rocky dan Pegunungan Sierra Nevada.

Pada zaman mereka, 1 dari 5 pemburu bulu tewas dalam pencarian hewan yang akan diambil bulunya. Akan tetapi, mereka yang selamat menjadi sosok yang paling berpengalaman. Mereka memimpin perintis melewati jalan yang telah mereka tempuh bertahun-tahun yang lalu.

Banyak sekali sisi negatif dan ada pula sisi positif dalam perburuan bulu hewan. Sejarah ini juga menjelaskan kepada kita bagaimana suku asli Amerika memanfaatkan keberagaman hewan di tanah mereka untuk berbisnis dengan pemukim kulit putih. Sampai akhirnya, perdagangan bulu inilah yang menciptakan kekacauan di tanah suku asli Amerika sendiri.

Baca Juga: Sejarah Suku Navajo yang Termasuk Suku Terbesar di Amerika

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya