8 Pahlawan Perempuan yang Sangat Berjasa Selama Perang Dunia I

Jasa mereka sering kali diabaikan dan dilupakan

Mengapa hanya sedikit pahlawan perempuan Perang Dunia I yang diingat? Pada saat itu, laki-laki memang diminta untuk pergi berperang, tapi pergolakan Perang Dunia I yang memanas, membuat banyak perempuan juga direkrut berperang, pergi ke wilayah musuh sebagai mata-mata, dan menjadi ilmuwan.

Namun, kontribusi perempuan-perempuan ini dianggap mitos dan tidak nyata. Setelah pertempuran berhenti, para perempuan berjasa ini tidak diingat dengan baik. Berikut delapan pahlawan perempuan tanpa tanda jasa dari Perang Dunia I.

1. Hertha Ayrton

8 Pahlawan Perempuan yang Sangat Berjasa Selama Perang Dunia IHertha Ayrton (winstemplymouth.org)

Dilansir Massive Science, Hertha Ayrton adalah ilmuwan Inggris yang mempelajari dinamika gelombang dan menulis makalah berjudul The Origin and Growth of the Ripple Mark. Pada Perang Dunia I, Ayrton menggunakan temuannya tentang gelombang dan riak untuk membuat kipas yang digunakan untuk menghilangkan racun dan gas di parit.

2. Mary Borden

8 Pahlawan Perempuan yang Sangat Berjasa Selama Perang Dunia IMary Borden (National Portrait Gallery, London)

Dilansir The Guardian, Mary Borden mendanai pembangunan rumah sakit di garis depan dengan kerja kerasnya sendiri. Dalam enam minggu pertama, mereka menerima 25 ribu tentara yang terluka. Borden juga melanjutkan tugasnya ini selama Perang Dunia II, di mana ia mengatur dan mendanai unit ambulans yang menyelamatkan banyak nyawa.

3. Émilienne Moreau

8 Pahlawan Perempuan yang Sangat Berjasa Selama Perang Dunia IEmilienne Moreau (Illustrated London News Ltd/Mary Evans)

Émilienne Moreau sangat berjasa mendidik anak-anak selama masa Perang Dunia I. Saat itu, kota Loos-lez-Lens di Prancis jatuh ke tangan pendudukan Jerman. Setelah pertempuran, dia juga mendirikan dan bekerja di rumah sakit lapangan di rumahnya sendiri. Moreau kemudian menjadi bagian tak ternilai dari Perlawanan Prancis selama Perang Dunia II. 

4. Grace Banker

8 Pahlawan Perempuan yang Sangat Berjasa Selama Perang Dunia IGrace Banker (theworldwar.org)

Grace Banker adalah seorang operator telepon yang bekerja untuk AT&T. Pada tahun 1917, ia mendaftar ke Angkatan Darat AS. Banker diterima dan ditunjuk sebagai kepala kelompok dari 32 operator switchboard yang dikirim ke Prancis.

Kelompok kecil ini bertanggung jawab untuk menghubungkan dan menerjemahkan sekitar 150 ribu pesan berkode setiap harinya. Banker dianggap sangat berjasa karena tugasnya yang melibatkan kode rahasia. 

Baca Juga: 5 Pahlawan Perempuan Paling Berjasa di Era Perang Dunia II 

5. Louisa Garrett Anderson dan Flora Murray

8 Pahlawan Perempuan yang Sangat Berjasa Selama Perang Dunia ILouisa Garrett Anderson dan Flora Murray (bbc.co.uk)

Seperti yang dikutip The New York Times, seorang ahli bedah bernama Louisa Garrett Anderson dan rekannya, ahli anestesi Skotlandia, Flora Murray, mendirikan rumah sakit Endell Street Military Hospital. Ia menepis stigma masyarakat pada waktu itu bahwa perempuan tidak bisa bekerja di bidang medis.

Anderson, Murray, dan staf mereka membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi dokter, ahli bedah, dan sebagainya. Rumah sakit itu berdiri pada bulan Mei 1915, dan sebanyak 800 tentara yang terluka tiba setiap bulan. Mereka juga merawat korban flu Spanyol.

6. Louise de Bettignies

8 Pahlawan Perempuan yang Sangat Berjasa Selama Perang Dunia ILouise de Bettignies (cnn.com)

Louise de Bettignies memutuskan untuk menjadi mata-mata dengan harapan membantu mematahkan cengkeraman pendudukan Jerman. Dia direkrut oleh Inggris dan tidak lama kemudian diangkat menjadi ketua jaringan mata-mata, informan, dan pejuang perlawanan.

Dia dan kelompoknya yang terdiri dari 80 hingga 100 informan memberikan informasi berharga tentang segala hal, mulai dari lokasi rumah petugas hingga pergerakan pasukan. Bukan hanya informasi yang disampaikan kembali ke Inggris, mereka juga menyelundupkan tentara Sekutu keluar dari wilayah musuh.

7. Pat Beauchamp

8 Pahlawan Perempuan yang Sangat Berjasa Selama Perang Dunia Ibuku Fanny Went To War oleh Pat Beauchamp (thebookcollector.co.za)

Pertolongan Pertama Keperawatan Yeomanry Corps dibentuk pada tahun 1907. Menjelang Perang Dunia I, banyak perempuan menjadi pengemudi ambulans untuk mengangkut para tentara yang terluka. Seorang pengemudi ambulans bernama Pat Beauchamp menceritakan pengalamannya dalam memoarnya yang berjudul Fanny Goes to War.

Beauchamp menggambarkan semuanya, mulai dari korban fisik dan emosional yang dideritanya hingga luka-lukanya sendiri. Dia kehilangan kakinya ketika ambulansnya ditabrak kereta api.

8. Olive Edis

8 Pahlawan Perempuan yang Sangat Berjasa Selama Perang Dunia IOlive Edis (Cromer Museum)

National Portrait Gallery mengatakan, bahwa Olive Edis adalah salah satu fotografer perang perempuan pertama di garis depan. Selama Perang Dunia I, dia dikirim ke Prancis dan Flanders untuk mendokumentasikan perempuan dalam perang.

Foto-foto yang dihasilkannya sangat pribadi. Edis berkeinginan melestarikan sejarah para perempuan yang bertugas di garis depan. Foto-fotonya juga sangat jujur yang menjadi pengingat bahwa di balik asap dan darah, kehidupan terus berjalan.

Pada masa Perang Dunia I, kedelapan perempuan tadi dianggap tidak pantas berkecimpung di bidang pekerjaan laki-laki, apalagi dalam hal-hal berbau peperangan. Meskipun begitu, beberapa dari mereka memang tidak selalu memegang senjata melawan musuh, tapi jasa mereka dengan menolong nyawa orang lain sudah sangat layak dianggap pahlawan.

Baca Juga: 5 Pahlawan di Era Perang Dunia II yang Terlupakan, Siapa Saja?

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya