Sementara Attack on Titan laris manis di negara-negara dunia, Hong Kong memiliki tafsiran sendiri terhadap karya Isayama-sensei ini. Apa hubungan sejarah Hong Kong dengan Attack on Titan? Bagi Hong Kong, Attack on Titan melambangkan perjuangan negara tersebut.
Saat berada di bawah pemerintahan Inggris, Hong Kong mengalami kemajuan besar karena tidak dikekang oleh paham sosialisme Tiongkok. Tetapi, pada 1997, Hong Kong kembali ke Tiongkok. Hong Kong diizinkan untuk berpegang pada paham kapitalisme selama 50 tahun, berarti hingga 2047.
Tetapi, Tiongkok tetap menginvasi kebebasan Hong Kong. Pada 2012, Tiongkok memaksa sekolah Hong Kong memakai buku berpaham sosialisme. Lalu, pada 2016, lima staf Causeway Bay Books, sebuah toko buku di Hong Kong, diciduk ke Tiongkok karena mengkritik pemerintahan Negeri Tirai Bambu.
(Pemuda Hong Kong berunjuk rasa dan memperingati hari penyerahan Hong Kong ke Tiongkok) ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu
Pada 2014, terjadi demonstrasi besar-besaran selama hampir 3 bulan. Demonstrasi tersebut bertujuan untuk menentang keputusan Hong Kong untuk mengikuti sistem pemilihan umum Beijing.
Hal ini berarti pemerintah Hong Kong juga harus berpihak pada Tiongkok! Hasilnya, lebih dari 950 penangkapan dan 470 korban luka-luka dalam demonstrasi yang disebut "Umbrella Revolution" ini. Selain itu, demonstrasi ini juga menjadi cikal-bakal dari demonstrasi besar di Hong Kong pada 2019-2020.
Lalu, pada 26 Maret 2016, Carrie Lam diangkat menjadi kepala administrasi Hong Kong. Hal ini memicu protes dari rakyat Hong Kong karena Carrie didukung pemerintah Beijing!
Keadaan semakin keruh ketika pemerintah Hong Kong mempertimbangkan rancangan Undang-Undang ekstradisi ke Tiongkok pada 2019. Tensi memuncak dan demonstrasi pun meletus pada Maret 2019 hingga akhir 2020. Hasilnya, dua korban jiwa, lebih dari 10.240 penangkapan, dan kerugian mencapai US$755 juta (lebih dari Rp11 triliun)!