Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi katak (pixabay.com/DerWeg)

Katak adalah hewan amfibi yang hidup di dua alam, yakni di air dan di daratan. Kamu bisa menemukan katak di area-area lembap seperti kolam, rawa, atau sungai. Selain itu, kamu juga bisa menemukan katak di meja makan, yup, itu adalah katak yang sudah diubah menjadi hidangan.

Di beberapa negara, seperti Indonesia, daging katak kerap diolah menjadi makanan yang lezat nan menggoda. Salah satu hidangan daging katak yang cukup populer yaitu swike, masakan khas Tionghoa Indonesia yang berbahan dasar paha katak. Kuliner daging katak ini terkadang menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Terlepas dari selera dan kepercayaan masing-masing, sebenarnya, apakah daging katak aman dikonsumsi oleh manusia? Jika kamu penasaran, yuk, simak penjelasan ilmiahnya di bawah ini!

1. Tidak semua jenis katak bisa dikonsumsi

ilustrasi katak (pixabay.com/saguari)

Ada banyak jenis katak yang hidup di dunia ini. Beberapa di antaranya sering dijadikan santapan khas yang sering kita lihat di restoran-restoran Tionghoa atau jajaran pedagang kaki lima. Nah, pertanyaannya, apakah semua jenis katak aman untuk dikonsumsi?

Mengutip dari TexasRealFood, tidak semua jenis katak bisa dikonsumsi oleh manusia. Ini lantaran beberapa spesies katak mempunyai racun yang sangat mematikan. Efek yang ditimbulkan dari racun yang berada di dalam tubuh katak berbeda-beda tergantung jenisnya, ada yang bisa menyebabkan gagal jantung, kejang, kelumpuhan, hingga kematian. Sebagai contoh yaitu katak racun emas (Phyllobates terribilis), racun mereka bisa membunuh setidaknya 20.000 tikus atau 10 orang dewasa.

Lalu, katak seperti apa yang bisa dikonsumsi oleh manusia? Jawabannya adalah katak yang tidak beracun dan hidup di lingkungan yang sehat. Biasanya, katak yang sering dijadikan bahan utama olahan swike yaitu katak yang memiliki ukuran tubuh besar, seperti katak banteng, katak rawa, dan katak sawah.

2. Katak aman untuk dikonsumsi, asalkan...

ilustrasi katak (pixabay.com/MOHANN)

Dari penjelasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa katak aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Asalkan, kamu harus memastikan katak yang kamu masak adalah jenis katak yang tidak beracun. Pastikan pula katak diambil atau dibeli dari tempat yang bersih.

Adapun, dilansir Wholey's, bagian tubuh katak yang bisa dikonsumsi hanyalah bagian kakinya saja. Pasalnya, kaki adalah satu-satunya anggota tubuh katak yang memiliki banyak daging. Sementara, bagian lainnya hanya terdiri dari organ dan tulang.

Selain itu, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum memasak daging katak, di antaranya:

  1. Agar kaki katak dapat dikonsumsi dengan baik, kamu perlu mengulitinya terlebih dahulu.
  2. Setelah dikuliti, rendamlah daging kaki katak ke dalam air dingin, air garam, atau susu untuk membersihkan sisa-sisa kotoran.

Daging katak bisa diolah menjadi beberapa jenis masakan, mulai dari sup hingga berbeque. Mengutip dari Classic Fine Foods, rasa daging katak mirip dengan rasa daging ayam atau ikan. Jika kamu pernah ke restoran Tiongkok, kamu pasti tidak asing dengan menu olahan daging katak yang beraneka ragam.

3. Manfaat mengonsumsi daging katak

ilustrasi katak (pixabay.com/fotomecky)

Meski terkadang dianggap sebagai hidangan yang ekstrem, ternyata daging katak kaya akan vitamin dan mineral. Dilansir Sciece Direct, daging katak mengandung protein tinggi yang dapat digunakan sebagai pengganti protein hewani lainnya. Selain itu, daging katak kaya akan omega-3, rendah lemak, serta mengandung zat besi yang bisa membantu mencegah anemia saat hamil.

Beberapa mineral yang terkandung dalam daging katak di antaranya adalah seng, kalium, tembaga, magnesium, magan, asam folat, dan tiamin. Manfaat lain dari mengonsumsi daging katak yaitu bisa meningkatkan kesehatan jantung dan mengatur aliran darah. Maka tak heran apabila daging amfibi satu ini banyak diminati oleh beberapa orang, terutama masyarakat Tionghoa yang tinggal di Indonesia.

4. Risiko penyakit dari mengonsumsi daging katak

ilustrasi katak (pixabay.com/JillWellington)

Meskipun kaya akan mineral dan vitamin, bukan berarti daging katak terbebas dari segala efek negatif jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Mengutip dari Veterinary Partner, daging katak mirip dengan daging babi yang mengandung parasit atau cacing. Jadi, mengonsumsi daging katak setiap hari dalam jumlah yang besar tidak dianjurkan.

Beberapa penyakit yang bisa timbul akibat dari mengonsumsi daging katak terlalu sering di antaranya kanker, gagal ginjal, kelumpuhan, meningitis eosinofilik, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, daging katak harus diolah dengan baik sebelum dihidangkan untuk meminimalisasi efek negatifnya. Jika kamu gemar mengonsumsi daging katak di restoran, pastikan tempat tersebut sudah memiliki standar yang baik dalam mengolah daging daging katak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team