ilustrasi gunung meletus (pexels.com/Marek Piwnicki)
Sebagian besar dari kita aware dengan bahaya saat gunung berapi meletus. Termasuk pada dampak dari abu vulkanik, lava, hingga awan panas yang muncul akibat erupsi gunung tersebut. Namun, kita menganggap kondisi sudah aman saat erupsi selesai. Akan tetapi, bahaya sekunder seperti lahar dingin bisa tetap mengintai.
Dilansir laman Institut Teknologi Bandung, erupsi suatu gunung selalu meninggalkan material yang belum terkonsolidasi. Saat jeda erupsi, material akan mengendap hingga 6 bulan. Selanjutnya, material dari erups meluap atau mengalir, utamanya setelah memasuki musim penghujan. Nah, patokan waktu 6 bulan tersebut tidak pasti, karena tergantung pada alam dan musim.
Pergerakan yang tidak diketahui waktunya ini berisiko menyebabkan efek bencana yang membahayakan. Terlebih jika tidak ada rencana atau antisipasi evakuasi. Lahar yang mengalir melalui sungai bahkan bisa meluas ke sisi sungai lainnya.
Terlepas dari apakah lahar dingin itu dingin, bukan berarti tidak lebih berbahaya dibanding lahar panas, ya. Pada beberapa kasus, aliran lahar dingin bahkan memakan korban jiwa dan kerugian materiel yang tidak sedikit.