Apa Itu Embun Upas? Fenomena Mirip Salju di Dieng dan Bromo

Memasuki bulan kemarau, media sosial TikTok kembali diramaikan dengan konten 'salju' di Dataran Tinggi Dieng dan Bromo. Fenomena yang rutin terjadi setiap tahun tersebut disebut-sebut sebagai embun upas.
Apa itu embun upas bisa sangat menarik bagi masyarakat Indonesia, mengingat negara kita tidak bermusim dingin. Bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi dan apakah berbahaya? Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Apa itu embun upas?
Sering dibilang salju, embun upas adalah lapisan embun beku yang menyelimuti permukaan daerah Dataran Tinggi Dieng. Nama 'upas' sendiri berarti racun. Julukan ini diberikan oleh warga setempat karena embun ini dianggap beracun bagi tanaman perkebunan. Walaupun begitu, embun ini gak benar-benar mengandung racun, ya.
Suhu dingin yang membungkus permukaan tumbuhan menjadi alasan mengapa tanaman mati. Begitu terpapar sinar matahari, tumbuhan berubah hitam layaknya terkena racun. Namun, gak perlu khawatir, embun upas sama sekali tak berbahaya bagi manusia.
Selain di Dieng, fenomena yang menutupi permukaan alias frost ini juga muncul di beberapa area savana dan lautan pasir Bromo. Sama seperti di Dieng, keberadaan 'salju' ini juga menutupi beberapa vegetasi yang membuat hamparan berwarna putih.
Mengapa embun upas muncul?

Sederhananya, fenomena kemunculan es yang menutupi permukaan ini terjadi akibat minimnya awan di langit. Memasuik musim kemarau, sinar matahari pada siang hari terik serta terdapat peningkatan suhu udara. Namun, kondisi tersebut berubah menjadi penurunan suhu signifikan saat malam tiba.
Panas matahari yang lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa menyebabkan suhu udara melonjak. Penurunan suhu yang terjadi pun berkelanjutan sehingga dapat mencapai suhu di bawah 0 derajat Celsius yang memicu embun dan es.
Kondisi ini diperkuat dengan kuatnya angin Monsoon Australia atau angin timur yang membawa udara kering. Angin tersebut menyebabkan curah hujan di Pulau Jawa berkurang. Selain itu, faktor gerak semu matahari, intrusi suhu dingin, dan laju penurunan suhu terhadap ketinggian menyebabkan perubahan suhu ekstrem yang disebut bedhidhing dalam bahasa Jawa.
Kandungan air di dalam tanah yang makin sedikit juga dapat mengakibatkan uap air di udara ikut menipis. Alhasil, kelembapan udara pun menurun. Uap air akan mengalami kondensasi dan mengembun yang dingin bahkan beku. Suhu di bawah titik beku itulah yang memproses embun menjadi seperti es dinamakan embun upas.
Kapan embun upas terjadi?
Peristiwa suhu dingin ini merupakan fenomena alam yang umum terjadi pada puncak kemarau. Dilansir laman BMKG, fenomena alam tersebut biasanya berlangsung pada Juli—September. Embun upas ini berlangsung sekitar 1 dasarian atau 10 hari.
Meski bisa terjadi di luar prediksi, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang, Giyarto, mengungkapkan bahwa fenomena ini mengalami puncaknya pada Agustus 2024. Namun, umumnya dimulai pada Juni, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pula akhir Mei.
Mengapa embun upas beracun bagi tanaman?

Seperti disebutkan sebelumnya, nama upas. Mendapat istilah demikian karena tanaman akan mati menghitam layaknya keracunan setelah diselimuti embun ini.
Hal ini terjadi karena suhu yang sangat dingin dapat membekukan jaringan pengangkut tumbuhan. Proses ini menyebabkan kerusakan di dalam tubuh tumbuhan dan mengganggu proses pendistribusian nutrisi serta air.
Selain itu, tumbuhan pun mengalami kegagalan fotosintesis karena jaringan gak bisa bekerja sebagaimana mestinya pada tengah suhu dingin ini. Di sisi lain, akar ikut rusak dan menyebabkan tumbuhan gak bisa menyerap nutrisi dari dalam tanah. Akhirnya, tumbuhan akan kekurangan nutrisi, jaringan rusak, dan membuat batang menghitam layaknya diracun.
Meski embun upas beracun bagi tanaman, tetapi tidak demikian dengan manusia, ya. Kamu tetap bisa menikmati keindahannya dan bermain di luar ruangan saat embun upas terjadi.
Fenomena apa itu embun upas ini rutin terjadi setiap tahunnya, lho. Jika kamu tertarik menikmatinya, bisa berkunjung ke Dieng atau Bromo sekitar Juni-September, ya.