Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Erupsi Gunung Ruang Bisa Menyebabkan Tsunami?

Potret Gunung Ruang erupsi (x.com/alfianrsdi)

Tidak lama setelah diketahui Gunung Ruang erupsi, BMKG merilis peringatan adanya potensi gelombang tinggi bahkan tsunami. Peringatan ini ditunjukan untuk kawasan sekitarnya yang meliputi Pantai Tagulandang, Pulau Biaro, Pulau Siau, hingga pantai di Minahasa Utara. 

Pertanyaannya, kenapa erupsi Gunung Ruang bisa menyebabkan tsunami yang bahkan disebut bisa sampai wilayah Okinawa, Jepang? Simak penjelasannya di bawah ini, ya.

Karakteristik Gunung Ruang

Gunung Ruang (commons.wikimedia.org/Ariefrahman)

Siapa yang keliru baca Gunung Ruang jadi Gunung Raung? Buat yang belum tahu, Gunung Ruang merupakan salah satu gunung api aktif yang terletak di Sulawesi Utara. Gunung ini termasuk gunung api berbentuk pulau yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atau Sitaro.

Gunung Ruang bertipe gunung api strato dengan karakteristik bentuknya yang kerucut. Tampilan sisinya relatif curam karena terbentuk dari lava kental yang tidak mudah mengalir. Dilansir British Geological Survey, gunung berapi tipe strato lebih mungkin menghasilkan letusan eksplosif akibat penumpukan gas di magma kental.

Ketinggian Gunung Ruang mencapai 724 meter di atas permukaan laut. Gunung ini berada di satu pulau tersendiri yang terpisah dengan pulau lainnya. Perlu diketahui, Gunung Ruang merupakan salah satu dari 452 gunung berapi di dunia yang berada di kawasan Pacific Ring of Fire alias Cincin Api Pasifik.

Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, erupsi Gunung Raung tercatat pertama kali pada 1603. Sementara itu, erupsi terakhir terjadi pada 2002 lalu.

Kenapa erupsi Gunung Ruang bisa menyebabkan tsunami?

Status Gunung Ruang naik menjadi AWAS, ratusan warga dievakuasi. (dok. BNPB)

Pada 17 April 2024 pukul 09.40 WITA, gumpalan abu vulkanik dari erupsi Gunung Ruang dikatakan dapat mencapai ketinggian 3 ribu meter. Lava pijarnya pun dilaporkan terus mengalir menuruni lereng gunung. Menyusul kondisi tersebut, Badan Meteorologi Jepang melalui akun X (Twitter) @tenkijp_jishin bahkan merilis pengumuman sedang menilai risiko tsunami di Okinawa akibat erupsi Gunung Ruang ini. Dalam unggahannya, wilayah Okinawa perkiraan kemungkinan mengalami ombak 2300L dan ketinggian gelombang maksimum yang tidak diketahui.

Ada beberapa alasan yang menjelaskan kenapa Gunung Ruang bisa menyebabkan tsunami. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, menjelaskan adanya potensi flank collapse akibat letusan Gunung Raung.

Flank collapse merupakan kondisi ketika sisi gunung berapi yang tidak stabil menjadi runtuh, melansir Phys. Fenomena tersebut bisa terjadi pada sebagian atau bahkan seluruh sisi gunung. 

Selain itu, bentuk Gunung Raung yang kerucut dengan kubah lava dan berada di satu pulau yang dikelilingi laut juga menjadi alasannya. Ketika terjadi erupsi, laharnya akan langsung jatuh ke laut. Nah, tumpahan dalam jumlah besar dapat memicu gelombang tinggi bahkan tsunami.

Makin tinggi tingkat aktivitas erupsi dan magma yang sampai ke permukaan laut, makin besar pula potensi gelombang tinggi dan tsunami. Fenomena ini dikenal sebagai pyroclastic cloud atau aliran potongan lava padat, abu vulkanik, dan gas panas yang bergerak cepat akibat letusan gunung berapi, melansir Education National Geographic.

Peringatan terjadinya tsunami akibat erupsi Gunung Raung ini juga telah dikeluarkan mengingat riwayat letusan terdahulu. Pada 1871, Gunung Raung mencatatkan erupsi yang diawali gempa hebat, longsoran di puncak, dan gelombang pasang di Pantai Tagulandang dengan ketinggian mencapai 25 meter.

Alasan kenapa erupsi Gunung Ruang bisa menyebabkan tsunami ini membuat BMKG mengawasi dan memitigasi penuh aktivitas gunung. Namun, sejauh ini dikatakan semua kondisi laut normal tanpa ada anomali seperti yang dikhawatirkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us