ilustrasi burung yang sedang bermigrasi (unsplash.com/Barth Bailey)
Burung tidak hanya mengandalkan magnetoresepsi untuk navigasi, tetapi juga mengintegrasikan berbagai sumber informasi lain. Petunjuk dari langit, seperti posisi Matahari dan bintang, menjadi sangat penting selama migrasi, terutama pada malam hari ketika jarak pandang terbatas. Dengan menggunakan isyarat astronomis ini, burung dapat memperkirakan arah dan waktu perjalanan mereka dengan presisi yang luar biasa. Kemampuan ini memberikan keuntungan besar saat melintasi wilayah yang luas dan tidak memiliki banyak penanda fisik yang terlihat.
Selain petunjuk langit, faktor lingkungan, seperti pola angin dan fitur topografi, juga memainkan peran penting dalam navigasi burung. Pola angin dapat membantu menghemat energi selama penerbangan jauh, sedangkan fitur seperti pegunungan, garis pantai, dan sungai membantu burung mengenali wilayah yang dilewati. Dengan menggabungkan isyarat-isyarat ini, burung dapat membuat peta mental komprehensif yang memandu mereka di sepanjang rute migrasi. Dengan begitu, mereka bisa tiba dengan tepat di tempat tujuan yang sama tahun demi tahun.
Kemampuan burung untuk bernavigasi menggunakan medan magnet Bumi merupakan contoh menarik dari kecerdikan alam. Melalui mekanisme seperti protein kriptokrom dan sensor magnetit potensial, burung dapat menafsirkan gaya tak kasatmata ini untuk memandu migrasi jarak jauh mereka.
Referensi
"Animal Magnetism: How Animals Use Earth’s Magnetic Field". Australian Geographic. Diakses pada Januari 2025.
"The Incredible Way Birds 'See' Earth's Magnetic Field". BBC. Diakses pada Januari 2025.
"Birds Use Earth’s Magnetic Field to Navigate". Earth.com. Diakses pada Januari 2025.
"We Finally Know How Birds Can See Earth’s Magnetic Field". Forbes. Diakses pada Januari 2025.
"How Birds Can Detect Earth’s Magnetic Field". Lund University. Diakses pada Januari 2025.
"How Birds Use Earth’s Magnetic Field to Navigate". Vox. Diakses pada Januari 2025.