Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Hewan Beradaptasi dengan Meningkatnya Kebakaran Hutan?

ilustrasi kebakaran hutan (pixabay.com/Chil Vera)
Intinya sih...
  • Kebakaran hutan mempengaruhi perilaku berbagai satwa, termasuk burung, mamalia, dan serangga.
  • Perilaku adaptasi yang dilakukan oleh satwa meliputi migrasi, perlindungan, dan deteksi area terbakar.
  • Manusia dapat memengaruhi bagaimana hewan beradaptasi dengan kebakaran hutan melalui pengelolaan lanskap yang rawan kebakaran.

Kasus kebakaran hutan terus meningkat setiap tahunnya di berbagai belahan dunia. Salah satu dampaknya yang paling signifikan adalah musnahnya banyak sekali hewan. Namun, bagi hewan yang selamat dari kebakaran hutan, mereka mengadopsi strategi yang luar biasa untuk bertahan hidup dan beradaptasi jika ada kejadian serupa di masa depan. Mari, kita lihat bagaimana hewan beradaptasi dengan meningkatnya kasus kebakaran hutan.

1. Respons langsung terhadap kebakaran

ilustrasi kebakaran hutan (unsplash.com/Joanne Francis)

Kebakaran hutan sering kali memicu reaksi cepat dari para hewan. Misalnya, burung, berkat mobilitasnya, dapat melarikan diri dari kebakaran dengan terbang menjauh. Namun, hal ini dapat mengganggu pola migrasi mereka dan memaksa mereka untuk bersaing memperebutkan sumber daya di wilayah yang tidak dikenal. 

Demikian pula, mamalia yang lebih besar, seperti rusa dan predator sering kali melarikan diri dari kobaran api, sementara mamalia yang lebih kecil, seperti hewan pengerat, dapat mencari perlindungan dengan menggali tanah atau bersembunyi di bawah batang kayu. Strategi ini, meskipun efektif untuk bertahan hidup dengan segera, dapat membuat hewan rentan terhadap pemangsaan atau kelangkaan sumber daya pascakebakaran.

Serangga, terutama yang memiliki perilaku khusus yang terkait dengan api, menunjukkan adaptasi yang unik. Misalnya, kumbang api hitam menggunakan sensor inframerahnya untuk mendeteksi area yang baru terbakar. Namun, banyak serangga, terutama yang bersarang di tanah atau tumbuhan, menghadapi kematian yang signifikan saat kebakaran hutan semakin parah.

2. Adaptasi jangka panjang

ilustrasi koala (pexels.com/Thiago Oliveira)

Kebakaran hutan bertindak sebagai tekanan evolusi yang membentuk perilaku dan sifat hewan. Misalnya, beberapa spesies burung seperti burung hantu tutul telah beradaptasi untuk berburu di petak hutan yang baru saja terbakar. Namun, saat api membesar dan semakin panas, adaptasi ini dapat menyebabkan kerugian, karena bekas area terbakar yang luas menyediakan lebih sedikit perlindungan dan membuat mereka rentan terhadap predator.

Demikian pula, spesies seperti kadal berleher berjumbai, yang secara tradisional lolos dari kebakaran rumput dengan memanjat pohon, kini menghadapi ancaman baru saat api merambat lebih tinggi ke kanopi karena tumbuhan invasif dan perubahan iklim. Pergeseran ini menantang keseimbangan evolusi yang pernah dimiliki hewan dengan api.

3. Pemulihan ekosistem dan peluang baru

ilustrasi kebakaran hutan (pexels.com/Pixabay)

Meskipun terjadi kerusakan, beberapa spesies mendapat manfaat dari dampak kebakaran hutan. Beberapa serangga menjadi tumbuh subur di kayu yang terbakar, yang menciptakan sumber makanan bagi burung dan hewan lainnya.

Herbivora, seperti rusa, sering kali menemukan tumbuh-tumbuhan kaya nutrisi setelah kebakaran, yang dapat membantu mempertahankan populasi hingga ekosistem stabil. Namun, spesies akuatik menghadapi tantangan karena limpasan nutrisi dari area yang terbakar menghabiskan oksigen di saluran air, menciptakan "zona mati" yang membahayakan kehidupan akuatik.

4. Peran manusia

ilustrasi kebakaran hutan (pixabay.com/Matthias Fischer)

Manusia dapat memengaruhi bagaimana hewan beradaptasi dengan kebakaran hutan dengan mengelola lanskap yang rawan kebakaran. Langkah-langkah ini dapat membantu menjaga keseimbangan antara kebakaran dan satwa liar, memberi spesies waktu untuk berevolusi seiring dengan perubahan pola kebakaran.

5. Strategi perilaku baru akibat perubahan lingkungan

ilustrasi burung gagak (pixabay.com/Ralphs_Fotos)

Hewan juga mulai mengembangkan perilaku baru untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan akibat kebakaran hutan. Misalnya, beberapa spesies hewan pengerat telah menunjukkan perubahan pola aktivitas, seperti menjadi lebih aktif di malam hari untuk menghindari suhu tinggi dan predator yang lebih aktif di siang hari. Predator, seperti serigala, memanfaatkan lanskap yang terbakar untuk berburu karena mangsanya lebih terekspos di area terbuka.  

Hewan lainnya, seperti monyet, mulai memperluas wilayah jelajahnya untuk mencari makanan dan air di luar habitat tradisional mereka. Namun, perilaku ini dapat memicu konflik dengan manusia, terutama di wilayah yang berbatasan dengan pemukiman.  

Kebakaran hutan memberikan tantangan besar bagi kelangsungan hidup satwa liar, tetapi juga memunculkan berbagai adaptasi dan strategi baru. Meski beberapa spesies berhasil beradaptasi, banyak yang harus berjuang menghadapi ancaman ini, terutama dengan intensitas dan frekuensi kebakaran yang meningkat akibat perubahan iklim. Peran manusia dalam pengelolaan lingkungan sangat penting untuk membantu hewan-hewan ini bertahan dan mencegah kepunahan massal. Dengan mengelola risiko kebakaran dan menjaga habitat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih seimbang bagi manusia dan satwa liar.  

Referensi

Canadian Wildlife Federation. Diakses pada November 2024. How Wildlife Reacts to Forest Fires: What You Need to Know
National Geographic. Diakses pada November 2024. How animals are adapting to the rise of wildfires
Nautilus. Diakses pada November 2024. Wildfires Are Changing Animal Evolution

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us