Planet Bumi merupakan sebuah planet yang cukup nyaman untuk dijadikan tempat tinggal bagi banyak organisme biologis di dalamnya. Namun, dulunya Bumi juga sering mengalami berbagai macam bencana alam dahsyat yang bahkan harus memusnahkan kehidupan di dalamnya.
Nah, kira-kira bagaimana kondisi Bumi di masa yang akan datang, ya? Inilah beberapa ulasan dari sains. Yuk, disimak!
Seperti dicatat dalam laman Science Alert, mendiang Stephen Hawking pernah menyatakan bahwa keberadaan manusia mungkin hanya dapat mencapai usia 1.000 tahun ke depan. Menurutnya, keadaan Bumi yang rapuh hanya akan nyaman ditinggali organisme hidup selama seribu tahun dari sekarang.
Salah satu cara yang digagas oleh ilmuwan tersebut adalah mencari tempat di planet lain di tata surya kita. Hawking melihat bagaimana manusia akan membuat kesalahan yang berulang-ulang, termasuk perang, yang akan merusak lingkungan Bumi. Jika kondisi ini terus berlanjut, Bumi akan menjadi sebuah planet yang rusak total di tahun 3000 mendatang.
Berbeda dengan versi dari Stephen Hawking, beberapa ilmuwan dan ahli Bumi percaya bahwa di tahun 1 juta yang akan datang, kondisi Bumi masih tetap akan sama dengan saat ini. Benua di Bumi tetap sama dan Matahari tetap akan menyinari Bumi seperti saat ini. Namun, kehidupan manusia tentu sangat berbeda dengan saat ini seperti ditulis dalam Live Science.
Teknologi yang di luar nalar sudah menjadi hal yang wajar di masa depan. Bahkan, teknologi akan menjadi satu dengan tubuh manusia. Usia atau harapan hidup manusia juga akan jauh lebih panjang karena peran dari teknologi medis yang ada. Kemungkinan bentuk manusia masa depan juga akan berbeda dengan manusia yang ada saat ini, bahkan perbedaannya akan sangat tampak.
Dicatat dalam IFL Science, Bumi pada kisaran 100 juta tahun yang akan datang kemungkinan akan mengalami perubahan pada lempeng tektonik yang tentu akan berpengaruh pada bentuk benua yang ada di Bumi saat ini. Perubahan benua juga pernah terjadi di Bumi pada 200 juta tahun silam.
Diperkirakan perubahan benua akan bergejolak secara masif pada 100 juta tahun yang akan datang. Namun, tentu saja ilmuwan tidak akan mengetahui seperti apa bentuk benua yang ada di Bumi pada kisaran waktu tersebut. Jika kondisi Bumi masih layak ditinggali, mungkin manusia dan organisme penyintas lainnya juga masih ada.
Tentu akan sangat sulit dalam memperkirakan bagaimana kondisi dan kehidupan Bumi ratusan juta tahun yang akan datang. Laman Geo Awesomeness mencatat bahwa di masa depan benua-benua yang ada saat ini akan saling bertubrukan dan membentuk superbenua yang sangat besar.
Kejadian ini mirip dengan perubahan benua di Bumi pada ratusan juta tahun lalu. Ilmuwan dan para ahli sepakat bahwa pergerakan benua akan menyebabkan terbentuknya benua-benua baru yang mungkin ukurannya jauh lebih besar dibandingkan benua di Bumi saat ini.
Pada lima miliar tahun yang akan datang, Matahari akan tumbuh menjadi sebuah bintang raksasa yang ukurannya mungkin ratusan kali lipat dari sekarang. Hal tersebut dinyatakan oleh profesor Leen Decin dari Institut Astronomi KU Leuven, seperti dicatat dalam Science Daily. Tentu ini bukanlah hal baik bagi planet-planet yang ada di tata surya, termasuk Bumi.
Segala kehidupan organisme di Bumi diperkirakan akan musnah akibat perubahan ukuran Matahari. Radiasi bintang panas tersebut juga akan merusak lapisan atmosfer Bumi secara total. Jika pun Bumi masih ada, mungkin nasibnya akan sama dengan bintang atau planet yang lebih dulu mati. Tentu saja perkiraan ini bisa salah, apalagi rentang waktu yang dijadikan acuan berjarak miliaran tahun.
Itulah beberapa ulasan sains mengenai kondisi Bumi di masa depan. Bagaimana menurutmu? Apakah sesuai dengan yang kamu harapkan?