Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Kerusakan Hutan Bisa Mengubah Warna Laut? Ini Penjelasannya

benarkah kerusakan hutan bisa mengubah warna laut?
ilustrasi kerusakan hutan (commons.wikimedia.org/Wee Hong)
Intinya sih...
  • Aliran material tanah mengandung partikel gelap mengubah warna laut
  • Zat organik terlarut membuat laut tampak lebih kusam
  • Penebangan hutan mengubah alur sungai yang mengarah ke laut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kerusakan hutan sering dibahas lewat isu seperti tanah longsor atau hilangnya habitat, tetapi ada sisi lain yang mulai banyak diperhatikan yakni mengenai perubahan kualitas air laut yang letaknya jauh dari area penebangan. Perubahan tutupan hutan dapat memengaruhi kejernihan, warna, dan karakter air laut lewat aliran material dari darat ke pesisir, lho.

Topik ini menarik karena membuka cara pandang baru bahwa kerusakan hutan tidak berhenti pada dampaknya di darat saja. Banyak orang mulai bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada laut ketika area hutan di sekitarnya mulai berkurang. Berikut rangkuman penjelasan untuk memahami hubungan keduanya.

1. Aliran material tanah mengandung partikel gelap mengubah warna laut

benarkah kerusakan hutan bisa mengubah warna laut?
ilustrasi warna air yang tercemar (commons.wikimedia.org/Colin Smith)

Aliran tanah dari kawasan gundul membawa partikel halus yang warnanya lebih gelap dibanding sedimen biasa. Partikel ini berasal dari lapisan tanah paling atas yang seharusnya tertahan oleh akar, sehingga jumlahnya jauh lebih besar ketika hutan rusak. Ketika terbawa ke sungai lalu ke laut, partikel gelap tersebut membuat permukaan air terlihat kecokelatan. Kondisi ini dapat terlihat jelas terutama di musim hujan ketika debit air meningkat.

Selain mengubah warna, penumpukan partikel gelap membuat cahaya sulit tembus ke dalam kolom air. Perairan dangkal yang biasanya tampak biru cerah berubah menjadi keruh. Perubahan ini bukan sekadar masalah visual, karena organisme laut yang bergantung pada cahaya ikut terdampak. Jika alirannya terus-menerus, area pesisir bisa mengalami perubahan sifat air yang cukup signifikan.

2. Zat organik terlarut membuat laut tampak lebih kusam

benarkah kerusakan hutan bisa mengubah warna laut?
ilustrasi hutan (commons.wikimedia.org/Famartin)

Ketika hutan rusak, daun, ranting, dan biomassa lain yang membusuk mudah tersapu hujan. Material organik yang terlarut ini mengandung pigmen alami yang warnanya cenderung kecokelatan. Ketika sampai ke laut, pigmen tersebut menciptakan warna kusam yang berbeda dari warna air laut normal. Efek ini bisa terlihat bahkan dari citra satelit karena warnanya cukup kontras.

Zat organik terlarut juga mengubah sifat kimia air laut. Beberapa area yang menerima aliran tinggi cenderung mengalami penurunan kejernihan lebih cepat dibanding wilayah yang terlindungi vegetasi. Kondisi ini dapat memengaruhi organisme kecil yang sensitif terhadap perubahan cahaya. Dalam jangka panjang, warna laut yang berubah menandakan proses ekologis yang ikut bergeser.

3. Penebangan hutan mengubah alur sungai yang mengarah ke laut

benarkah kerusakan hutan bisa mengubah warna laut?
ilustrasi hutan (commons.wikimedia.org/Famartin)

Pengurangan tutupan hutan membuat permukaan tanah lebih mudah terbawa arus, sehingga alur sungai berubah lebih cepat. Sungai yang tadinya jernih bisa berubah keruh karena membawa lumpur dalam jumlah besar. Perubahan ini membuat muara menjadi titik pertama yang terlihat mengalami perubahan warna air. Debit sedimen yang meningkat membuat air pesisir tampak tidak stabil warna dan kecerahannya.

Ketika kondisi ini berulang setiap musim hujan, laut di sekitar muara tampak lebih kecokelatan. Beberapa daerah bahkan mencatat perubahan warna yang bertahan lebih lama meski hujan sudah berhenti. Perubahan pola aliran sungai juga memengaruhi penyebaran sedimen ke laut terbuka. Hal ini membuat area yang sebelumnya jernih ikut mengalami perubahan warna dalam waktu lebih cepat.

4. Proses perombakan bahan organik menimbulkan kekeruhan baru

benarkah kerusakan hutan bisa mengubah warna laut?
ilustrasi air yang keruh (commons.wikimedia.org/USDA NRCS)

Material organik dari hutan yang terbawa ke laut tidak berhenti sebagai sedimen saja. Organisme mikro akan memecah material tersebut sehingga menghasilkan kekeruhan tambahan. Proses pemecahan ini membuat air tampak lebih kusam karena menghasilkan partikel mikroskopis baru. Pembusukan material organik juga membuat warna air tampak lebih pekat di beberapa titik.

Proses ini memperburuk kejernihan laut secara bertahap. Area yang memiliki arus lambat biasanya mengalami efek paling jelas karena partikel sulit terbawa keluar. Kondisi ini membuat perubahan warna berlangsung lebih lama dibanding wilayah yang memiliki arus kuat. Proses pemecahan juga memengaruhi organisme yang membutuhkan cahaya sehingga efeknya tidak hanya visual saja.

5. Perubahan warna laut mempengaruhi cara ekosistem berjalan

benarkah kerusakan hutan bisa mengubah warna laut?
ilustrasi perubahan warna laut (commons.wikimedia.org/Derek Harper)

Ketika warna laut berubah, cahaya yang masuk ke dalam air ikut berubah. Organisme fotosintetik seperti lamun dan alga sulit berkembang ketika cahaya yang masuk berkurang. Jika ini terjadi terus-menerus, struktur ekosistem ikut berubah karena organisme yang bergantung pada mereka ikut terdampak. Warna laut yang lebih gelap menandakan penurunan kondisi lingkungan yang tidak bisa diabaikan.

Dalam jangka panjang, perubahan ini memengaruhi cara spesies beradaptasi. Beberapa spesies ikan memilih pindah ke area yang lebih jernih karena kebutuhan cahaya untuk berburu atau berkembang biak. Perubahan warna laut juga dapat menjadi indikator awal bahwa kondisi darat di sekitarnya sedang mengalami kerusakan. Melihat laut dapat menjadi cara sederhana untuk memprediksi apa yang terjadi di hulu.

Kerusakan hutan memang terlihat sebagai masalah darat, tetapi laut adalah pihak yang ikut terkena imbasnya. Perubahan warna laut menjadi salah satu tanda paling mudah dilihat bahwa proses ekologis di darat sedang berubah. Jika gejala visual seperti ini sudah terlihat jelas, bukankah itu alasan kuat untuk memperbaiki kondisi hutannya?

Referensi:

"The Link Between Deforestation and the Darkening Seas" Sea Side Sustainability. Diakses pada Desember 2025

"Deforestation darkening the seas above world's second biggest reef" Science Daily. Diakses pada Desember 2025

"How Does Deforestation Affect Coral Reefs?" Climate Sustainability. Diakses pada Desember 2025

"Climate Change Lends New Color to the Ocean" NASA Earth Observatory. Diakses pada Desember 2025

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

Benarkah Kerusakan Hutan Bisa Mengubah Warna Laut? Ini Penjelasannya

07 Des 2025, 18:05 WIBScience