Sumber Referensi :
Morris, J. G., Yu, S., & Rogers, Q. R. (2002). Red hair in black cats is reversed by addition of tyrosine to the diet. The journal of Nutrition, 132(6), 1646S-1648S.
Rothlin-Zachrisson, N., Röcklinsberg, H., Jettel, E., Bergqvist, F. J., Stadig, S., Öhlund, M., ... & Holst, B. S. (2024). Hair cortisol concentrations in clipped and combed hair and associations with characteristics, health status and stress in domestic cats. Scientific Reports, 14(1), 21846.
Benarkah Kucing Bisa Stres Hingga Beruban? Cek Faktanya

- Penuaan dan genetika jadi penyebab utama uban pada kucing
- Faktor lingkungan seperti paparan matahari dan pola makan juga berpengaruh
- Stres bisa memengaruhi kondisi rambut, tapi bukan penyebab langsung uban
Banyak pemilik hewan dibuat penasaran ketika melihat bulu kucing kesayangan tiba-tiba memudar atau muncul helaian rambut putih. Apakah ini tanda penuaan alami, atau ada faktor lain yang bekerja di baliknya? Beberapa orang bahkan meyakini stres sebagai pemicu kucing beruban lebih cepat. Nah, untuk menjawab rasa penasaran itu, yuk kita telusuri fakta ilmiah di balik fenomena uban pada kucing!
1. Penuaan dan genetika jadi penyebab paling umum

Seiring bertambahnya usia, banyak kucing menunjukkan bulu yang memudar atau muncul “uban” di area seperti wajah dan kumis. Dilansir Veterinarian Today, penurunan aktivitas sel penghasil pigmen (melanosit) dan enzim yang terlibat dalam pembentukan melanin menjelaskan perubahan ini secara biologis. Perubahan warna karena penuaan biasanya terjadi perlahan dan tampak jelas pada kucing berbulu gelap. Singkatnya, uban kucing adalah bagian alami dari proses menua, bukan kondisi yang mengkhawatirkan.
Tidak semua kucing akan beruban saat tua. Ada garis keturunan yang bulunya tetap kuat dan stabil warnanya meski usia bertambah. Makanya, dua kucing dengan umur yang sama bisa memiliki tampilan bulu yang benar-benar berbeda. Hal tersebut wajar karena faktor genetik memang memengaruhi seberapa cepat warna bulu berubah.
2. Faktor lingkungan juga berpengaruh

Paparan matahari yang berulang dapat memecah pigmen pada rambut kucing dan membuat bulu pudar, berubah kecokelatan, atau tampak “terbakar.” Efek ini sering terlihat pada kucing hitam yang lama berjemur, di mana ujung bulu menjadi lebih pucat/kemerahan. Selain itu, pola makan yang kekurangan asam amino penting misalnya tirosin dan fenilalanin dapat menghambat pembentukan melanin.
Menariknya, kondisi akibat kekurangan nutrisi bisa bersifat reversibel bila pakannya diperbaiki. Penelitian lama bahkan menemukan adanya perbaikan warna setelah penambahan tirosin (Moris, dkk. 2002). Pemilik yang melihat perubahan warna pada kucing muda sebaiknya cek komposisi makanan serta kebiasaan berjemurnya. Kalau perlu, konsultasikan ke dokter hewan untuk pemeriksaan nutrisi dan rekomendasi pakan.
3. Potensi penyebab lainnya adalah karena stres

Lalu bagaimana dengan stres? Apakah benar bisa menyebabkan uban dini? Dalam dunia hewan, ada hipotesis bahwa stres berat dapat memengaruhi kondisi rambut, termasuk memunculkan helaian putih prematur. Tetapi, para ahli sepakat jika stres bukanlah penyebab langsung. Pada banyak kasus, perubahan warna justru lebih berkaitan dengan faktor usia, genetika, atau lingkungan.
Walau begitu, jangan anggap sepele tanda stres pada kucing karena dampaknya nyata. Jika kucing mengalami trauma, perubahan lingkungan mendadak, atau sakit berkepanjangan, kondisi ini bisa mendorong reaksi fisik yang memengaruhi tampilan bulu. Dengan kata lain, stres berpotensi memicu gangguan perawatan bulu ketimbang bikin pigmen rambut hilang seketika.
4. Overgrooming dan alopecia psikogenik

Salah satu ciri stres yang paling gampang dikenali adalah grooming berlebih hingga bulu menipis dan botak pada area tertentu. Kondisi ini dikenal sebagai psychogenic alopecia, yang kerap kali muncul setelah faktor pemicu stres lingkungan atau sosial yang kronis. Namun perlu digarisbawahi, kondisi ini berbeda dari uban: masalahnya bukan pada pigmen, melainkan pada kerontokan akibat perilaku kompulsif.
Selain overgrooming, tanda stres lain meliputi perubahan nafsu makan, sering bersembunyi, agresi tak biasa, dan penurunan minat bermain. Pemeriksaan oleh dokter dianjurkan untuk menyingkirkan penyebab medis seperti alergi, parasit, dan gangguan hormonal yang juga bisa mendatangkan masalah kulit maupun bulu. Apabila penyebab medis sudah dikesampingkan dan perilaku tetap menunjukkan stres, pendekatan lingkungan dan perilaku adalah langkah utama untuk membantu kucing pulih.
Jadi, apakah kucing bisa beruban karena stres? Jawabannya: mungkin, tetapi bukan penyebab utama. Perubahan warna bulu jauh lebih sering dipicu oleh faktor usia, genetika, paparan matahari, atau kekurangan nutrisi tertentu. Jika bulu tampak memudar tetapi kucing tetap sehat dan berperilaku normal, kondisi tersebut biasanya bukan masalah serius. Namun, bila memudar disertai tanda stres atau gangguan kulit, segera konsultasikan ke dokter hewan.


















