5 Burung Berkaki dan Berparuh Panjang dari Genus Threskiornis

- Burung wading atau shorebird memiliki kaki, leher, dan paruh panjang
- Australian white ibis ditemukan di Australia, Indonesia, Papua Nugini, Selandia Baru dan Kepulauan Solomon
- Threskiornis bernieri hanya dapat ditemukan di Madagaskar dan Seychelles dengan populasi yang terancam punah
Tahukah kamu apa itu wading bird? Juga disebut sebagai shorebird, istilah ini merujuk pada burung dengan kaki, leher, dan paruh yang panjang. Mereka biasanya mencari makan di perairan dangkal dan berlumpur bersama kawanannya.
Burung di atas juga termasuk wading bird. Mereka berasal dari genus Threskiornis dan menghuni Benua Asia, Afrika, Australia, serta negara-negara di Oseania. Total, ada lima spesies yang masih hidup dan satu spesies yang telah punah. Berikut kami sajikan fakta-fakta menarik tentang mereka!
1. Threskiornis molucca

First of all, mari kita buka dengan Threskiornis molucca alias Australian white ibis. Mereka tidak hanya ditemukan di Australia, tetapi juga Indonesia, Papua Nugini, Selandia Baru, dan Kepulauan Solomon (salah satu negara di kawasan Melanesia). Kamu bisa menjumpainya di rawa, muara, laguna, padang rumput, kebun, dan taman kota.
Burung yang panjangnya 65–75 sentimeter dengan berat 1,4–2,5 kilogram ini mempunyai kebiasaan mengais-ngais sampah, membuatnya dijuluki sebagai tip turkey dan bin chicken. Namun, sisa makanan manusia adalah opsi terakhir, karena mereka lebih menyukai ikan, katak, udang karang (crayfish), kerang, kepiting, dan serangga. Belum diketahui secara pasti berapa total populasinya, yang jelas Threskiornis molucca dikategorikan sebagai spesies berisiko rendah (least concern).
2. Threskiornis aethiopicus

Berikutnya adalah Threskiornis aethiopicus atau African sacred ibis, yang dikaitkan dengan Dewa Thoth dalam kepercayaan Mesir Kuno. Di Benua Afrika, mereka tinggal di Kamerun, Burkina Faso, Angola, Senegal, Kongo, Tanzania, Somalia, dan masih banyak lagi. Selain itu, mereka juga terlihat di Benua Asia, tepatnya di Yaman, Iran, dan Irak.
Tubuhnya sedikit lebih kecil dibanding spesies sebelumnya, dengan panjang 68 sentimeter dan berat 1,3–1,5 kilogram. Makanannya juga lebih bervariasi, yakni serangga, cacing, ikan, katak, reptil, krustasea, moluska, mamalia kecil, biji-bijian, hingga bangkai hewan. Burung yang dapat hidup sampai 20 tahun ini populasinya sangat melimpah, diperkirakan masih ada 200.000–450.000 ekor di alam liar.
3. Threskiornis melanocephalus

Sangat banyak julukan yang disematkan untuk Threskiornis melanocephalus, seperti black-headed ibis, oriental white ibis, Indian white ibis, dan black-necked ibis. Kamu bisa menyaksikannya secara langsung di China, India, Bangladesh, Nepal, Sri Lanka, Pakistan, Kamboja, Vietnam, Myanmar, Thailand, Filipina, Malaysia, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Laos, Mongolia, dan Rusia. Sawah, danau, rawa, sungai, waduk, kolam, kanal irigasi, dan ladang merupakan habitatnya.
Panjangnya berkisar antara 65–70 sentimeter dengan berat maksimal 1,2 kilogram. Setelah membuat sarang dari ranting dan rumput, burung betina dewasa akan meletakkan 2–4 butir telur di sana. Risiko kepunahannya rendah karena terdapat 250.000–500.000 ekor Threskiornis melanocephalus yang tersebar di belasan negara.
4. Threskiornis spinicollis

Next, ada Threskiornis spinicollis alias straw-necked ibis, yang merupakan penduduk asli Australia, Papua Nugini, Indonesia, dan Selandia Baru. Mereka dapat tumbuh sepanjang 59–76 sentimeter dengan berat 1,1–1,5 kilogram. Kedua jenis kelamin tampak serupa sehingga sulit dibedakan. Namun, yang jelas, burung jantan paruhnya lebih panjang.
Biasanya, mereka bersarang di antara alang-alang atau pohon yang tumbuh di atas air. Jumlah telurnya 2–5 butir dan akan menetas setelah dierami selama 24–25 hari. FYI, karena kerap mengonsumsi hama pertanian seperti belalang, jangkrik, dan belalang sembah, sebagian orang menyebutnya “sahabat petani”.
5. Threskiornis bernieri

Last one, mari kita tutup dengan Threskiornis bernieri atau Malagasy sacred ibis, yang hanya dapat ditemukan di Madagaskar dan Seychelles. Tingginya kurang lebih 65–89 sentimeter dengan rentang sayap 112–124 sentimeter. Tempat favoritnya adalah muara, hutan bakau, danau air payau, dan kawasan pesisir.
Sedihnya, populasinya diperkirakan tersisa 2.300–3.250 ekor saja. Penyebabnya ialah kehilangan habitat serta diburu oleh penduduk setempat untuk diambil telur dan dagingnya. Ditambah lagi, wilayah sebarannya terbatas dan harus berebut makanan dengan spesies lain. Itulah mengapa, The International Union for Conservation of Nature (IUCN) memberikan status genting (endangered) kepada Threskiornis bernieri.
Setuju nggak kalau lima spesies di atas terlihat mirip satu sama lain? Apakah kamu bisa membedakannya?
Referensi:
The Wildlife Trusts. Diakses pada Februari 2025. “Identify Waders”.
Animalia. Diakses pada Februari 2025. “Australian White Ibis”.
Animalia. Diakses pada Februari 2025. “African Sacred Ibis”.
MedCrave Online. Diakses pada Februari 2025. “Black-headed Ibis”.
India Today. Diakses pada Februari 2025. “Early Arrival of Black-headed Ibis Surprises Bird Lovers in Agra Sanctuary”.
Animalia. Diakses pada Februari 2025. “Black-headed Ibis”.
BirdLife International. Diakses pada Februari 2025. “Black-headed Ibis”.
Animalia. Diakses pada Februari 2025. “Straw-necked Ibis”.
Animalia. Diakses pada Februari 2025. “Malagasy Sacred Ibis”.