Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Sphinx Bergaris Putih, Ngengat yang Mirip Burung Kolibri!

Sphinx bergaris putih (commons.wikimedia.org/Patrick Alexander)

Ngengat biasanya dikenal sebagai serangga nokturnal yang kerap beterbangan di sekitar lampu atau sumber cahaya. Tapi walau begitu ada juga spesies ngengat yang kerap keluar di siang hari, salah satunya adalah Hyles lineata atau sphinx bergaris putih. Ukuran ngengat ini juga besar, bahkan ia kerap dikiran sebagai burung kolibri, lho. Sayangnya ngengat unik ini tidak bisa ditemukan di wilayah Indonesia.

Tak hanya individu dewasanya, ulat atau larva ngengat ini juga tak kalah unik. Tubuhnya gemuk, warnanya hijau terang, dan ia kerap dimakan oleh masyarakat lokal. Di habitat aslinya, sphinx bergaris putih cukup umum ditemukan, bahkan sampai masuk ke area pemukiman. Lebih lanjut, kita akan membahas semua hal tersebut secara mendalam di artikel ini!

1. Ukuran dan kebiasannya mirip burung kolibri

Sphinx bergaris putih (commons.wikimedia.org/USFWS Mountain-Prairie)

Dilansir National Parks Service, sphinx bergaris putih punya ukuran yang cukup besar dengan bentang sayap mencapai 7 centimeter. Nah, ukuran tersebut setara dengan burung kolibri sehingga serangga ini sering disebut sebagai ngengat burung kolibri. Tapi tak cuma karena ukurannya yang besar, nyatanya kebiasaan ngengat ini juga serupa dengan burung kolibri, lho.

Dalam hal ini, sphinx bergaris putih akan terbang di sekitar bunga dan menjulurkan belalainya yang panjang untuk mengambil nektar di dalam bunga. Sekilas, cara makan tersebut mirip burung kolibri yang biasanya akan memasukan paruh panjangnya ke bunga sembari terbang. Hal ini agak berbeda dari ngengat dan kupu-kupu lain yang saat makan biasanya akan berhenti terbang dan menempel pada bunga.

2. Ulatnya punya warna hijau dan sering dimakan oleh manusia

Larva sphinx bergaris putih (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)

Larva atau ulat ngengat ini juga mudah diidentifikasi. Pertama, tubuh ulatnya gemuk, besar, dan tidak berbulu. Warna hijau dan corak tutul jingganya juga mencolok. Nah, warna hijau dan jingga tersebut sebenarnya merupakan alat untuk berkamuflase di dedaunan dan pepohonan. Lebih lanjut, ulat tersebut sangat mudah ditemukan di beberapa tanaman, seperti genus Epilobium, Mirabilis, Malus, dan Portulacajelas Butterflies and Moths of North America

Sebagai ulat, larva ngengat ini memang jadi hama yang cukup merugikan. Tapi jangan salah, di beberapa daerah larvanya kerap dijadikan makanan oleh masyarakat asli benua Amerika, lho. Bisanya larvanya diolah dengan cara dipanggang atau disate. Larva hewan ini juga mengandung banyak nutrisi, seperti karbohidrat, kalori, dan protein yang baik untuk pertumbuhan.

3. Termasuk spesies ngengat sphinx dengan penyebaran terluas di Amerika Utara

Sphink bergaris putih (commons.wikimedia.org/Andy Reago dan Chrissy McClarren)

Laman Bug Guide menjelaskan kalau sphinx bergaris putih punya penyebaran yang sangat luas di benua Amerika. Tercatat, ia bisa ditemukan di Kanada, keseluruhan Amerika Serikat, Meksiko, sampai Amerika Selatan. Nah, karena hal tersebut ia dinobatkan sebagai ngengat sphinx dengan penyebaran terluas di Amerika Utara. Tapi tak hanya di benua Amerika, ngengat ini juga bisa ditemukan di daerah lain, seperti Eurasia dan benua Afrika. Namun populasinya di Eurasia dan Afrika tergolong sedikit dan tidak sebanyak di benua Amerika.

4. Merupakan hewan nokturnal yang bisa hidup di berbagai tipe habitat

Sphinx bergaris putih (commons.wikimedia.org/Andy Reago dan Chrissy McClarren)

Sebagaimana ngengat lain, hewan ini merupakan hewan nokturnal yang aktif pada malam hari. Namun tak jarang ia juga terlihat beterbangan dan mencari makan di siang hari yang mana hal ini cukup unik. Habitatnya juga beragam di mana serangga ini mampu hidup di savana, gurun, padang rumput, area pertanian, sampai area pemukiman yang padat akan aktvitas manusia, jelas Picture Insect.

Tapi tenang, ngengat ini sama sekali tidak berbahaya bagi manusia. Ia tidak bisa menggigit, menyakar, atau menyengat manusia. Daripada berbahaya justru sphinx bergaris putih punya jasa yang besar bagi keseimbangan alam karena berperan sebagai pollinator atau penyerbuk alami. Sebagai pollinator ia membantu perkembangan dan pertumbuhan bunga, buah, dan tumbuhan lain.

5. Punya penglihatan yang baik

Sphinx bergaris putih (commons.wikimedia.org/Grahamfried)

Awalnya, para ahli mengira kalau ngengat ini hanya mengandalkan penciumannya untuk mencari makanan. Namun setelah diulik ternyata ia punya penglihatan yang baik. Karenanya, sphinx bergaris putih bisa beraktivitas dan terbang dengan baik entah di malam atau siang hari. Lebih lanjut, sphinx bergaris putih memiliki tiga reseptor spectral yang sangat sensitif terhadap cahaya berwarna biru, hijau, dan ultraviolet, jelas iNaturalist. Tak cuma itu, matanya juga sensitif dengan cahaya yang mana hal tersebut turut membantu penglihatannya.

Sphinx bergaris putih membuktikan kalau ngengat bukanlah hewan yang membosankan. Justru sebaliknya, serangga bersayap ini sangat unik dan menarik. Ia punya penyebaran yang luas, ukurannya cukup besar, kebiasaannya unik, dan perawakannya serupa dengan burung kolibri. Ngengat ini juga bisa ditemukan di area pemukiman, tapi kamu tak perlu takut karena ia bukanlah hewan yang berbahaya bagi manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us