5 Fakta Burung Hantu Berbintik, Menandai Wilayah lewat Suara!

- Burung hantu berbintik memiliki ciri fisik unik, seperti warna bulu dan ukuran tubuh yang membedakan mereka dari spesies burung hantu lain.
- Mereka tersebar di Amerika Utara dengan habitat beragam.
- Burung hantu ini setia pada pasangan seumur hidup.
Pernah dengar spesies burung hantu bernama burung hantu berbintik (Strix varia)? Mereka termasuk burung hantu berukuran besar dengan panjang tubuh sekitar 40—63 cm, bobot antara 468—1.150 gram, dan rentang sayap 107—111 cm. Dari ukuran, burung hantu berbintik betina ternyata tumbuh lebih besar ketimbang jantan. Ditambah lagi, dari penampilan luar, burung hantu ini cukup mudah dibedakan dengan spesies burung hantu lain.
Mereka tampil dengan bulu berwarna abu-abu di bagian perut dan cokelat di bagian punggung dengan sejumlah garis hitam di sekujur tubuh. Kepala mereka tidak memiliki bulu jambul di area telinga dengan wajah yang membulat beserta mata berwarna cokelat. Selain ciri fisik yang cukup menonjol itu, burung hantu berbintik juga memiliki beberapa fakta menarik yang akan dikupas tuntas pada kesempatan kali ini. Jadi, jangan sampai kelewatan, ya!
1. Peta persebaran dan habitat

Burung hantu berbintik merupakan burung yang berasal dari Amerika Utara. Secara spesifik, mereka tersebar di bagian timur hingga barat laut Amerika Serikat dan wilayah California, bagian selatan Kanada, serta bagian selatan Meksiko. Uniknya, sejak abad ke-20, persebaran burung hantu ini justru makin meluas hingga menyentuh wilayah barat Kanada, negara bagian Florida, dan Texas di Amerika Serikat.
Pilihan habitat bagi burung hantu berbintik terbilang beragam. Mereka bisa hidup di kawasan hutan tropis, hutan konifera, kawasan taiga, dan hutan campuran. Dilansir Britannica, burung hantu ini memilih sarang dari lubang yang ada di pohon. Namun, mereka tak selalu membangun sendiri sarang tersebut. Pada banyak kasus, burung hantu berbintik akan memanfaatkan sarang bekas burung lain, semisal burung elang, ataupun mamalia yang hidup di atas pohon, semisal tupai. Bahkan, beberapa burung hantu berbintik kedapatan membuat sarang mereka di atas tanah, lho.
2. Makanan favorit dan cara berburu

Burung hantu berbintik pastinya merupakan karnivor sejati. Mereka bisa mengonsumsi mangsa yang sangat bervariasi, mulai dari mamalia kecil, burung, amfibi, reptil, hingga ikan. Di balik jenis makanan yang bervariasi itu, rata-rata cara berburu yang dilakukan burung hantu ini sama. Mereka akan memulai proses berburu dengan mengamati sekitar dari atas ranting pohon. Sama seperti saudara mereka yang lain, mata burung hantu ini sudah berkembang dengan baik sehingga indra penglihatan yang dihasilkan sangat tajam.
Dilansir Animal Diversity, setelah berhasil mendeteksi keberadaan mangsa, burung hantu berbintik akan langsung terbang turun ke arah target. Berkat bulu yang mampu meredam suara, kepakan sayap burung hantu ini hampir tak mengeluarkan suara saat sedang terbang. Saking senyapnya, burung ini diketahui bisa memburu mangsa tanpa terdeteksi sekalipun terbang dengan jarak 6—10 meter saja dari target. Apalagi, mereka dilengkapi dengan sepasang kaki bercakar tajam sehingga tidak banyak hal yang bisa dilakukan calon mangsa setelah dideteksi oleh burung hantu berbintik.
Jika mangsa mereka berukuran tidak terlalu besar, biasanya burung hantu berbintik akan menelan si mangsa bulat-bulat. Namun, jika mangsa berukuran besar, mereka akan mengonsumsi secara perlahan, dimulai dari kepala terlebih dahulu. Sebagai hewan nokturnal, perburuan yang dilakukan burung hantu berbintik dilakukan setelah Matahari terbenam. Akan tetapi, burung hantu ini kadang menyimpan sisa mangsa mereka di sarang untuk dikonsumsi lagi pada siang hari.
3. Hewan soliter dengan pembagian wilayah yang unik

Di luar musim kawin dan masa menjaga anak, sebenarnya burung hantu berbintik lebih condong sebagai hewan soliter. Selain itu, mereka memiliki wilayah masing-masing yang dijaga dengan ketat. Uniknya, untuk menandai wilayah masing-masing, burung hantu ini akan memanfaatkan suara yang dapat didengar individu lain di sekitar mereka.
Dilansir Animalia, masing-masing individu akan bertengger di dahan pohon yang jadi batas wilayah mereka dan mulai bersuara. Proses ini terus terjadi dari satu dahan ke dahan lain yang menunjukkan batas wilayah pasti antara masing-masing individu. Menariknya, burung hantu berbintik saling menghargai wilayah masing-masing sehingga sangat jarang kasus individu yang menerobos. Kalaupun ada beberapa individu yang tinggal dalam satu wilayah yang sama, umumnya mereka adalah pasangan dan anak-anak yang masih muda.
Oh, ya, berbicara soal suara, burung hantu berbintik terbilang cukup vokal dan memiliki volume yang keras. Setidaknya, burung ini dapat menghasilkan 8—9 jenis suara berbeda. National Geographic melansir kalau burung ini bahkan tetap bersuara pada siang hari, sesuatu yang jarang ditemukan pada spesies burung hantu. Jenis suara yang dihasilkan burung hantu berbintik merupakan gabungan dari suara hoot dan whoo dengan berbagai tujuan, misalnya menandakan wilayah, memanggil pasangan atau anak, serta saling berbalas suara.
4. Sistem reproduksi

Burung hantu berbintik adalah contoh hewan yang setia. Mereka hanya akan memiliki satu pasangan sepanjang hidup mereka sehingga batas wilayah antarpasangan umumnya akan tumpang tindih. Untuk menarik perhatian calon pasangan, mula-mula burung hantu jantan harus melakukan ritual tarian berupa anggukan, membungkuk, membuka separuh sayap, hingga bergoyang ke kiri dan kanan sampai betina yang jadi calon pasangan tertarik. Setelah pasangan terbentuk, mereka bahu-membahu membangun sarang di atas pohon, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Musim kawin bagi burung hantu berbintik terjadi pada Desember—Maret. Dilansir All About Birds, dalam satu musim kawin, burung hantu betina dapat mengeluarkan 1—5 butir telur. Masa inkubasi yang akan dijalani telur burung hantu berbintik sekitar 28—33 hari saja. Uniknya, waktu menetas telur burung ini tak mesti terjadi pada waktu yang sama. Selain itu, telur yang menetas terlebih dahulu cenderung akan menghasilkan seekor anak berukuran yang lebih besar ketimbang saudara-saudaranya yang menetas belakangan.
Proses inkubasi hanya akan dilakukan betina, sementara jantan bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan makan dirinya dan pasangan. Setelah menetas, anak burung hantu berbintik akan dirawat induk setidaknya hingga berusia 3 minggu. Kemudian, mereka akan tetap berada di sarang yang dibangun kedua induk mereka selama 6 bulan pertama kelahiran, sesuatu yang cukup jarang ditemukan pada spesies burung hantu lain. Sementara itu, untuk mencapai usia kematangan seksual, burung hantu berbintik butuh waktu hingga 2 tahun.
5. Status konservasi

Dalam catatan IUCN Red List, burung hantu berbintik masuk pada kategori hewan dengan kekhawatiran rendah (Least Concern). Malahan, tren populasi mereka cenderung meningkat tiap tahunnya. Hal ini tidak mengejutkan mengingat peta persebaran mereka yang sangat luas. Ditambah lagi, burung hantu berbintik sangat adaptif sehingga bisa berkembang di wilayah-wilayah baru sekitaran Amerika Utara.
Persaingan di alam liar juga bisa dibilang terbatas bagi burung hantu berbintik. Fase paling berbahaya bagi burung ini berlangsung ketika mereka masih dalam wujud telur hingga usia 1 tahun. Dilansir Animal Diversity, pada fase tersebut, burung hantu berbintik jadi target burung predator, reptil pemakan telur, rakun, dan musang yang dapat memanjat pohon.
Bagi manusia sendiri, kehadiran burung hantu berbintik sangat membantu, terutama di kawasan pertanian. Hal ini karena mereka dapat memburu berbagai jenis hewan yang menjadi hama bagi pertanian. Karena itu, relasi antara burung hantu berbintik dengan manusia bisa dibilang sangat baik. Kalaupun terjadi konflik antara manusia dengan burung hantu berbintik, biasanya itu terjadi secara tidak sengaja. Itu karena burung hantu ini kadang akan melintas ke jalanan dan berisiko tertabrak oleh kendaraan.