Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Smith with second Coelacanth ever caught (wikimedia commons/Tom Igodt)
Smith with second Coelacanth ever caught (wikimedia commons/Tom Igodt)

Intinya sih...

  • Coelacanth Indonesia, ikan purba yang telah lama dianggap punah, ditemukan hidup di perairan Maluku pada kedalaman 145 meter oleh tim ekspedisi UNSEEN.
  • Spesies ini memiliki usia evolusioner lebih dari 400 juta tahun dan memberikan wawasan penting terkait transisi kehidupan laut ke darat pada vertebrata.
  • Coelacanth Indonesia dikategorikan sebagai spesies rentan dengan populasi terbatas dan ancaman utama dari penangkapan tidak sengaja, polusi, dan degradasi habitat.

Ikan purba yang diperkirakan telah punah semenjak 70 juta tahun yang lalu kini ditemukan di perairan Indonesia, namanya Coelacanth Indonesia (Latimeria Menadoensis). Fosil Hidup satu ini berhasil difoto di Kepulauan Maluku oleh tim ekspedisi UNSEEN. sebuah tim ekspedisi yang merupakan kerja sama antara organisasi internasional dan universitas Udayana di Bali.

Sebelumnya Coelacanth dianggap telah punah hingga tahun 1938 ketika spesimen ini ditemukan di jaring ikan lepas pantai Afrika Selatan.

1. Asal usul serta sejarah evolusi Coelacanth

fosil Coelacanth (wikimedia commons/Oil-shale)

Coelacanth sendiri berasal dari masa Devonian yakni sekitar 400 juta tahun yang lalu, telah dianggap punah semenjak zaman kapur atau sekitar 66 juta tahun yang lalu. Sampai akhirnya ditemukan pada tahun 1938 di lepas pantai Afrika Selatan. Spesies kedua sendiri ditemukan di Indonesia pada tahun 1997, ditemukan oleh seorang nelayan di wilayah Manado kemudian diberi nama Latimeria menadoensis.

2. Ditemukan di wilayah Maluku Utara

penampakan Coelacanth Indonesia (people.com/Alexis Chappius)

Pada bulan April tahun 2025, Tim ekspedisi UNSEEN yang dipimpin oleh Alexis Chappuis yang merupakan ahli biologi laut, berhasil mendokumentasikan foto pertama dari Coelacanth Indonesia di habitat aslinya yakni di Kepulauan Maluku. Ikan purba yang dianggap telah punah ini ditemukan di kedalaman 145 meter pada zona mesofotik, salah satu wilayah laut yang memiliki keanekaragaman hayati namun jarang di eksplorasi.

3. Memiliki ciri unik dan signifikansi evolusioner

penampakan Coelacanth (wikimedia commons/Daiju Azuma)

Bersama Coelacanth Samudra Hindia Barat (Latimeria chalumnae), Coelacanth Indonesia merupakan dua spesies Coelacanth yang masih hidup. Spesies yang memiliki ciri khas seperti sistem elektro sensorik guna mendeteksi mangsa, sirip Lobus yang menyerupai anggota tubuh, dan struktur Notokorda yang berisi minyak menggantikan tulang belakang. Coelacanth sendiri memberikan banyak wawasan penting terkait transisi dari kehidupan laut ke darat pada vertebrata, pasalnya Coelacanth sendiri memiliki usia evolusioner lebih dari 400 juta tahun.

4. Habitat dan distribusi Coelacanth Indonesia

penampakan Coelacanth (wikimedia commons/Amelia Guo)

Wilayah populasi dari Coelacanth Indonesia sendiri ditemukan di perairan Sulawesi Utara, Papua, dan juga Maluku Utara. Spesies ikan ini menghuni pada kedalaman antara 100 sampai 500 m di bawah permukaan air, biasanya seringkali terlihat di gua bawah laut pada siang hari dan aktif berburu pada malam harinya. Salah satu habitat yang membuat mereka rentan terhadap perubahan lingkungan serta berbagai aktivitas manusia, salah satunya yakni penangkapan ikan dalam dan juga polusi air.

5. Status konservasi serta ancaman pada Coelacanth Indonesia

penampakan ikan purba Coelacanth (wikimedia commons/Amelia Guo)

Coelacanth Indonesia dikategorikan sebagai vulnerable atau spesies rentan, Hal ini dikarenakan populasinya sangat terbatas serta penyebaran geografisnya yang sempit (IUCN - International Union for Conservation Nature). Tentu saja ancaman utama yang datang yakni penangkapan secara tidak sengaja, polusi, dan juga degradasi habitat. Upaya konservasinya sendiri masih menghadapi tantangan besar, meskipun spesiesnya sendiri spesies ikan ini telah dilindungi oleh hukum nasional Indonesia dan masuk dalam Appendix I CITES.

6. Wilayah reproduksi serta siklus hidup Coelacanth Indonesia

Smith with second Coelacanth ever caught (wikimedia commons/Tom Igodt)

Pemulihan populasi Coelacanth Indonesia sangat lambat, terlebih jika terjadi penurunan jumlah individu. Pasalnya Coelacanth Indonesia Menghasilkan sedikit keturunan (5 hingga 25 keturunan individu per siklus reproduksi), dengan masa Gestasi sekitar tiga tahun. Sedangkan pertumbuhan spesiesnya sendiri terbilang lambat dengan umur panjang hingga 100 tahun. Coelacanth Indonesia diyakini bersifat ovovivipar (bertelur dan melahirkan).

Melalui penemuan ini, Coelacanth akan sangat membantu ilmuwan dalam memahami evolusi vertebrata karena spesies yang satu ini mampu bertahan hingga 400 juta tahun tanpa perubahan atau stabil dalam bentuk fisik jika berada di lingkungan yang juga stabil. Tentunya dengan penemuan serta pelestarian spesies ini akan memberikan inspirasi serta eksplorasi ekosistem laut dalam yang masih sangat misterius.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team