ilustrasi tabel periodik kimia (pixabay.com/vubp)
Atom-atom atau lebih dari satu unsur yang bergabung menjadi senyawa dikelompokkan dalam beberapa jenis. Tiga jenis utama yakni ionik, kovalen, dan logam. Pengkategorian ini dilakukan berdasar pada jenis ikatan kimia yang menyusunnya.
Ikatan kovalen merupakan sekumpulan atom bukan logam. Ketika atom non logam dari berbagai jenis berbagi elektron, maka dapat menciptakan molekul. Molekul biologis seperti protein membentuk beberapa senyawa kovalen terbesar.
Beberapa contohnya adalah air (H₂O) dan glukosa (C₆H₁₂O₆). Senyawa yang termasuk pada jenis kovalen gak terbatas dengan dua atom saja, bahkan bisa tersusun dari ribuan atom.
Sesuai namanya, ikatan ini terbentuk dari gaya tarik-menarik antara partikel bermuatan yang disebut ion. Hal ini terjadi karena ion memiliki kutub positif atau negatif. Perbedaan muatan yang berlawanan ini kemudian saling menarik satu sama lain.
Apabila bermuatan positif, maka disebut kation. Sebaliknya, jika bermuatan negatif maka disebut anion. Gak hanya itu, ada juga senyawa ionik yang mempunyai kation dan anion lebih kompleks. Kondisi ini disebut ion poliatomik.
Contoh ion poliatomik adalah (SO₄ 2) dan amonium (NH₄ +1). Dua senyawa yang masuk kategori ion poliatomik ini terbentuk dari dua atau lebih atom yang terikat.
- Ikatan metallic atau logam
Ikatan logam terbentuk dari ion logam positif yang tertanam di lautan elektron negatif. Biasanya, atom logam bertindak sebagai kation dalam senyawa dan terikat pada anion non logam atau gugus ionik. Karena bermuatan positif, lambang unsur logam dicantumkan terlebih dahulu dalam rumus kimia.
Ketika logam berikatan dengan logam lain, mereka membentuk paduan. Namun, hasil paduan ini gak dianggap sebagai senyawa logam. Sebab, rasio unsur-unsurnya gak tetap seperti dalam senyawa.
Contoh senyawa yang termasuk jenis ini adalah AgNO 3 alias perak nitrat dan termasuk senyawa logam. Susunannya adalah Perak (Ag) yang merupakan logam dan terikat pada kelompok nitrat.