Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Dampak Buck Moon terhadap Bumi dan Makhluk Hidup, Siap-siap!

ilustrasi buck moon (unsplash.com/Alexis Antonio)

Buck moon atau bulan rusa jantan adalah sebutan yang merujuk pada bulan purnama Juli 2025. Fenomena tersebut terlihat jelas di Indonesia pada tanggal 10 hingga 11 Juli 2025. Sama seperti bulan purnama pada umumnya, buck moon akan tampak bulat sempurna dan bersinar lebih terang.

Namun, di balik keindahan buck moon, ada dampak yang diam-diam memengaruhi lautan dan perilaku makhluk hidup di Bumi. Tanpa kamu sadari, hal-hal yang terjadi di sekitar bisa saja berkaitan dengan fenomena bulan rusa jantan ini. Apa sajakah itu? Yuk, simak lebih lengkapnya di bawah ini!

1. Peningkatan pasang surut air laut

ilustrasi buck moon dan laut (unsplash.com/Davide Sibilio)

Sejatinya, buck moon adalah bulan purnama, yang mana memiliki dampak signifikan terhadap pasang surut air laut. Fenomena pasang surut air laut akibat bulan purnama disebut sebagai pasang purnama atau spring tide. Mengutip dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). spring tide adalah kondisi ketika air laut mengalami pasang surut maksimum antara permukaan naik dan permukaan turun.

Artinya, saat spring tide terjadi, kondusi pasang bisa sangat tinggi dan dan kondisi surut bisa sangat rendah dibandingkan biasanya. Peristiwa spring tide biasanya terjadi dua kali dalam satu bulan, yaitu ketika bulan baru dan bulan purnama. Pasalnya, di waktu-waktu tersebut, posisi Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis lurus.

Karena posisinya sejajar, tarikan gravitasi dari Matahari dan Bulan bersatu menciptakan pasang surut maksimum. Permukaan laut yang berhadapan langsung dengan Bulan akan mengalami pasang ekstrem, begitupun dengan sisi berlawanannya. Sementara, bagian laut yang tegak lurus (90 derajat) terhadap arah bulan bakal mengalami surut lebih rendah dari biasanya.

2. Perubahan perilaku hewan

ilustrasi burung hantu yang muncul saat bulan purnama atau buck moon. (unsplash.com/Erik Karits)

Bulan purnama, tak terkecualli buck moon, bisa memengaruhi perilaku hewan melalui berbagai cara. Sebagai contoh, dilansir Live Science, larva semut singa atau undur-undur cenderung menggali lubang yang lebih besar untuk menjebak mangsa selama bulan purnama. Perubahan perilaku ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya aktivitas mangsa undur-undur di bawah cahaya purnama, sehingga upaya ekstra untuk menggali lubang yang lebih besar menjadi lebih efektif.

Selain undur-undur, beberapa predator nokturnal lainnya juga ditemukan mengalami perubahan perilaku saat bulan purnama tiba. Burung hantu tertentu cenderung menjadi lebih aktif saat bulan purnama karena meningkatnya visibilitas yang mempermudah mereka dalam berburu. Sebaliknya, hewan nokturnal lain yang bergantung pada gelapnya malam seperti kelelawar justru cenderung menjadi kurang aktif saat cahaya bulan lebih terang.

3. Gangguan pola tidur

ilustrasi seseorang yang mengalami gangguan tidur. (unsplash.com/Mehran Biabrani)

Buck moon atau bulan purnama bulan Juli 2025 juga bisa memengaruhi pola tidur seseorang. Sebuah studi yang terbit dalam jurnal Current Biology pada tahun 2013 menunjukkan bahwa fase bulan purnama berkaitan dengan penurunan kualitas tidur berdasarkan berbagai indikator. Selama fase purnama, para partisipan melaporkan bahwa mereka membutuhkan waktu 5 menit lebih lama untuk tertidur, tidur 20 menit lebih singkat, lebih lama mencapai fase tidur REM, mengalami penurunan tidur nyenyak hingga 30 persen, dan melaporkan kualitas tidur yang lebih buruk.

Studi lain yang juga terbit dalam jurnal Current Biology pada tahun 2014 juga menemukan bahwa partisipan dalam penelitian mengalami pengurangan waktu tidur sekitar 25 menit selama bulan purnama. Akan tetapi, dalam studi ini juga ditemukan bahwa beberapa partisipan justru membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai fase tidur REM saat bulan baru, yang bertentangan dengan temuan sebelumnya.

Penelitian ketiga yang terbit dalam jurnal Sleep Medicine tahun 2014 juga menunjukkan temuan serupa. Dari 319 partisipan, mereka yang diamati saat bulan purnama memiliki efisiensi tidur yang lebih rendah, mengalami penurunan tidur nyenyak, serta lebih lambat mencapai fase REM.

Bulan purnama adalah salah satu fenomena langit yang bisa diamati dengan mata telanjang. Namun, di balik keindahannya, bulan purnama seperti buck moon, ternyata memiliki dampak terhadap Bumi, hewan, dan bahkan manusia. Dari beberapa dampak yang telah disebutkan sebelumnya, pernahkah kamu menyadari, melihat, atau mengalaminya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us