Di Swedia Dilarang Mengganggu saat Fika, Apa Itu?

- Fika adalah tradisi Swedia untuk berhenti sejenak dan menikmati momen santai dengan minum kopi dan makan kue manis.
- Orang Swedia menghormati fika sebagai waktu rehat yang sakral, mengganggu saat fika dianggap tidak sopan.
- Fika bisa dilakukan di mana saja asal ada teman dan cemilan, bahkan di tempat kerja untuk menjaga hubungan antarkaryawan tetap hangat.
Pernah dengar kata fika? Di Swedia, waktu yang satu ini begitu penting sampai-sampai dianggap pantang untuk diganggu. Bahkan, orang Swedia bisa langsung pasang muka datar kalau kamu nekat menyela waktu ini.
Tapi... apa sih sebenarnya fika itu? Kenapa sampai dianggap waktu keramat yang wajib dihormati? Kalau kamu penasaran, yuk, simak penjelasannya berikut ini!
1. Apa itu fika?

Fika bukan cuma sekadar minum kopi. Di Swedia, fika adalah tradisi berhenti sejenak dari segala kesibukan untuk menikmati momen santai, biasanya sambil menyeruput kopi dan makan kue manis, seperti kanelbullar (cinnamon bun). Namun, yang bikin istimewa, ini bukan soal camilan atau kafein, fika adalah ritual keseharian yang menyatukan manusia lewat percakapan ringan dan waktu istirahat yang sungguh-sungguh dihargai.
Kata fika sendiri berasal dari bahasa gaul Swedia lama, hasil pembalikan dari kata kaffi, alias “kopi”. Seiring waktu, maknanya meluas jadi lebih dari sekadar minuman. Fika kini dikenal sebagai simbol budaya slow living di tengah kehidupan modern yang serba cepat. Momen rehat yang dianggap penting, bukan justru dikorbankan.
Durasi fika biasanya berlangsung sekitar 15 hingga 30 menit, tergantung situasinya. Di tempat kerja, fika sering dijadwalkan dua kali sehari, sekitar pukul 10 pagi dan 3 sore. Waktu ini benar-benar dikhususkan untuk berhenti sejenak, bukan multitasking sambil membalas email atau angkat telepon.
2. Mengganggu orang saat fika bisa dianggap tidak sopan

Di Swedia, fika bukan cuma waktu ngopi sembarangan. Ia adalah waktu yang sakral. Masyarakatnya benar-benar menghormati momen ini, seolah ada garis tak terlihat yang bilang: "Hei, ini waktunya rehat, bukan rapat". Lalu, yang menarik, tidak tertulis di undang-undang, tapi semua orang tahu bahwa jangan ganggu orang saat fika.
Mengganggu orang yang sedang fika bisa dianggap tidak sopan, bahkan sedikit kurang ajar. Bayangin aja kamu lagi quality time, terus ada yang tiba-tiba ngajak bahas kerjaan. Ganggu banget, kan? Nah, kira-kira seperti itu rasanya kalau kamu nyelonong di tengah fika orang Swedia.
3. Fika nggak harus di kafe, tapi harus ada teman dan cemilan

Fika nggak melulu harus di kafe cantik atau restoran mewah. Di rumah, di kantor, bahkan di taman. Selama kamu bisa duduk santai, minum kopi atau teh, dan makan sesuatu yang manis, itu sudah sah disebut fika. Namun, satu hal yang penting: fika paling afdol itu dinikmati bareng orang lain.
Obrolannya pun ringan, bukan soal deadline atau tagihan listrik. Kadang mereka cuma ngobrolin cuaca, anjing peliharaan, atau rencana liburan. Yang penting bukan topiknya, tapi kebersamaan dan rasa hadir utuh di momen itu.
4. Fika di kantor = kerja tapi manusiawi

Di banyak perusahaan Swedia, fika itu dijadwalkan secara resmi. Bahkan di perusahaan besar seperti IKEA dan Spotify, waktu fika adalah hal yang dihormati. Karyawan, bos, bahkan manajer semuanya berkumpul di ruang istirahat untuk ngopi dan ngobrol bareng. Ini bukan kemalasan berjamaah, tapi cara menjaga hubungan antarkaryawan tetap hangat dan santai.
Budaya ini bikin lingkungan kerja terasa lebih manusiawi. Nggak ada sekat antara atasan dan bawahan saat fika, semua duduk setara sambil nyeruput kopi. Hasilnya? Orang-orang lebih bahagia, lebih produktif, dan lebih betah kerja.
5. Fika adalah rahasia keseimbangan hidup orang Swedia

Fika bisa jadi salah satu rahasia kenapa orang Swedia terlihat begitu tenang dan nggak gampang stres. Di saat dunia makin ngebut, mereka justru memilih untuk pelan-pelan. Memberi ruang buat diri sendiri dan orang lain untuk bernapas. Lewat fika, mereka melatih diri buat hadir penuh, tanpa harus selalu on.
Bayangin sehari dua kali kamu dikasih waktu untuk rehat total, tanpa rasa bersalah. Nggak heran Swedia jadi negara dengan tingkat kebahagiaan dan produktivitas yang tinggi. Karena ternyata, bahagia itu bisa sesimpel secangkir kopi dan tawa kecil di tengah hari.
Lewat secangkir kopi, sepotong kue manis, dan obrolan ringan, orang Swedia membuktikan bahwa kebahagiaan bisa datang dari hal-hal sederhana. Jadi, kalau kamu lagi suntuk, capek, atau cuma butuh napas sebentar dari hiruk-pikuk hidup, kenapa nggak coba gaya hidup ala fika? Siapa tahu, dari rehat kecil itu, kamu justru nemu semangat baru buat jalan lagi.