5 Fakta Monuments Men, Tim Penyelamat Benda-benda Seni di Era PD II

Sebuah kisah lain dari sejarah peperangan di era PD II

Pada tanggal 1 September 1939,  Adolf Hitler memerintahkan Angkatan Perang Jerman untuk menginvasi Polandia dan sejak hari itu meletuslah Perang Dunia II di Eropa yang berlangsung selama kurun waktu 6 tahun (1939-1945). Setelah Polandia, ambisi Adolf Hitler dengan ideologi Nazinya untuk menguasai Eropa seolah tak terbendung, satu per satu negara-negara di daratan Eropa digilas dengan mesin-mesin perang Jerman dan diduduki. Saat itu Hitler menunjukkan superioritas kekuatan militernya yang membuat dunia terkejut.

Dalam perang terbesar dalam sejarah umat manusia tersebut selain ancaman terhadap kemanusiaan akibat kekejian perang yang dikobarkan oleh Nazi Jerman, terdapat pula sebuah ancaman hilangnya atau rusaknya barang-barang  seni dengan nilai yang sangat tinggi akibat peperangan. Barang-barang seni tersebut merupakan bukti dan artefak pencapaian seni tertinggi manusia khususnya dalam perjalanan sejarah seni dan kebudayaan di Eropa.

Ancaman tersebut menjadi nyata ketika pasukan Jerman mulai mengambil atau lebih tepatnya merampok karya-karya seni seperti: lukisan, patung, dan pahatan karya seniman-seniman ternama di  masanya dari negeri-negeri yang didudukinya untuk dibawa dan disembunyikan  di sebuah tempat.

Dilansir smithsonianmag.com rencananya sejumlah karya seni bernilai tinggi tersebut akan diperuntukkan untuk Fuhrermuseum di Linz, Austria. Fuhrermuseum adalah kompleks museum seni yang sangat luas yang direncanakan Hitler sebagai salah satu pusat seni terbesar di Eropa dan sebagai tempat untuk memamerkan barang karya seni hasil jarahannya, namun museum tersebut tidak pernah terwujud karena Hitler bunuh diri  dan  Jerman menyerah kepada Sekutu di tahun 1945.

Kisah Monuments Men ini pernah difilmkan dengan judul Monuments Men yang dirilis pada tahun 2014 dan dibintangi oleh sejumlah aktor ternama seperti George Clooney dan Matt Damon. Berikut fakta-fakta tim ini yang harus kamu tahu.

1. Pembentukan dan keanggotaan Tim Monuments Men

5 Fakta Monuments Men, Tim Penyelamat Benda-benda Seni di Era PD IIsmithsonianmag.com

Melansir informasi dari laman monumentsmenfoundation.org, setelah menerima masukan dari beberapa pihak, pada tanggal 23  Juni 1943, Presiden USA , Roosevelt menyetujui dibentuknya Komisi Amerika untuk perlindungan dan penyelamatan   monumen-monumen dan karya seni artistik bersejarah di medan perang. Kemudian setelahnya lahirlah badan yang bernama Monuments, Fine Arts and Archives (MFAA) di bawah naungan pasukan Sekutu.

Keanggotaan tim yang lebih dikenal dengan nama Monuments Men (and woman)   ini terdiri dari sekitar 345 orang pria dan wanita dari 14 negara, sebagian besar anggotanya adalah sukarelawan dari badan Monuments, Fine Arts and Archives (MFAA) yang baru dibentuk selama perang Dunia II. Banyak di antara mereka yang merupakan ahli dan memiliki pengalaman sebagai pemimpin museum, sejarawan barang-barang seni, kurator, artis, arsitek, pustakawan dan profesi pendidik.

Deskripsi pekerjaan mereka dalam tim ini adalah untuk melindungi benda-benda dan karya seni bersejarah sejauh diizinkan dalam peperangan. Semua anggota tim bekerja bahu-membahu untuk melindungi karya-karya seni bersejarah dari kehancuran akibat Perang dunia II dan pencurian.

Sekitar 20-an orang dengan berani pergi ke garis depan peperangan untuk melacak dan menemukan benda-benda seni yang dicuri meskipun nyawa menjadi taruhannya. Dua orang anggota Monuments Men terbunuh dalam pertempuran ketika mereka sedang melindungi sebuah karya seni.

2. Tim Monuments Men berpacu dengan waktu dalam upayanya menyelamatkan karya-karya seni bersejarah

5 Fakta Monuments Men, Tim Penyelamat Benda-benda Seni di Era PD IIharvardmagazine.com

Setelah Panglima tertinggi Sekutu Jenderal Eisenhower pada bulan Juni 1944 berhasil mendaratkan pasukan Sekutu di Pantai Normandia Perancis, peperangan di daratan Eropa mencapai titik kulminasinya. Pasukan Sekutu terus membuat kemajuan dan mendesak pasukan Jerman di setiap lini pertahanannya. Dengan keadaan tersebut tentu saja Tim Monuments Men harus bekerja lebih keras untuk melacak keberadaan karya-karya seni bersejarah yang dicuri oleh Jerman untuk menghindarkannya dari kehancuran.

Menurut laman smithsonianmag.com, Tim Monuments Men seringkali beroperasi dengan sumber daya yang sangat terbatas untuk menyelamatkan benda-benda seni ini. Seringkali para anggota tim kesulitan untuk mendapatkan kotak peti dan material kemasan/pembungkus agar barang-barang seni yang ditemukan dapat  dikemas untuk dapat segera dipindahkan dengan aman.

Memang dalam instruksinya Panglima Sekutu memerintahkan para komandan lapangannya untuk sebisa mungkin  melindungi karya-karya ataupun objek bangunan-bangunan dengan nilai sejarah yang bernilai tinggi untuk tidak dihancurkan dalam pertempuran, ada beberapa kondisi dimana  perusakan objek-objek bersejarah tidak dapat dibenarkan. Namun, para komandan lapangan juga diberi kewenangan bila hal tersebut berkaitan dengan keselamatan pasukannya termasuk bila harus menghancurkan bangunan bersejarah yang digunakan musuh untuk bertahan.

Salah satu hal yang menjadi ketakutan Tim Monuments Men ini adalah adanya Instruksi Adolf Hitler pada tanggal 19 Maret 1945 yang dikenal dengan Dekrit Nero (Nero Decree) yang memerintahkan para komandan lapangannya untuk menghancurkan infrastruktur dari daerah yang didudukinya agar tidak digunakan Sekutu. Ditakutkan bahwa pasukan Jerman akan menghancurkan tambang-tambang yang telah diketahui sebagai tempat menyembunyikan karya seni yang dicuri oleh pasukan Jerman sebelum pasukan tersebut mengundurkan diri dari tempat itu.

Baca Juga: 5 Anime yang Menceritakan Hidup di Masa Perang Dunia II, Serba Sulit!

3. Penemuan terbesar Tim Monuments Men dalam Perang Dunia II

5 Fakta Monuments Men, Tim Penyelamat Benda-benda Seni di Era PD IIwikimedia.org

Gambar di atas menunjukkan ketika Tim Monuments Men berhasil menemukan salah satu karya masterpiece dari seniman ternama Michelangelo yaitu sebuah patung dari marmer yang diberi nama Madonna of Bruges, patung tersebut menggambarkan Bunda Maria dan kanak-kanak Yesus Kristus yang dibuat oleh Michelangelo pada sekitar abad ke-16. Patung tersebut dicuri oleh pasukan Nazi Jerman dari sebuah gereja di Belgia dan disembunyikan di sebuah tambang garam di kota Altaussee, Austria sebelum akhirnya berhasil ditemukan oleh Tim Monuments Men dan dikembalikan ke tempat asalnya.

Temuan barang-barang seni yang disembunyikan di tambang garam di kota Altaussee tersebut diyakini sebagai temuan Tim Monument man yang terbesar dan tinggi nilai sejarah seninya. Selain patung marmer Madonna of the Bruges, di tambang garam tersebut juga ditemukan sebuah  mahakarya seni Eropa dari abad ke-15 yaitu panel-panel lukisan Altarpiece "The Adoration of the Lamb" karya Hubert dan Jan van Eyck . Lukisan ini adalah lukisan  karya seni yang tidak ternilai harganya yang berhasil ditemukan dan diselamatkan oleh Tim Monuments men.

Dari temuan catatan inventaris yang dibuat  oleh Nazi Jerman, di tambang garam tersebut terdapat: 6.577 buah lukisan, 2.300 buah gambar dengan cat air, 954 buah cetakan, 137 buah patung, 129 buah senjata dan baju besi, 79 buah keranjang, 484 buah peti yang berisi arsip, 78 buah perabot furniture, 122 buah permadani, 1.200-1.700 peti berisi buku atau sejenisnya dan 283 buah peti yang saat itu isinya belum bisa diidentifikasi.

Hitler menggunakan tambang garam di kota Altaussee, Austria ini untuk menyembunyikan karya seni hasil jarahannya karena menganggap tambang garam ini memiliki suhu dan kelembaban yang cocok sebagai tempat untuk menyimpan karya seni dan yang terpenting aman dari pengeboman pihak Sekutu karena terletak jauh di dalam tanah. Sehingga bila museum yang dibangunnya telah siap, barang-barang seni tersebut dapat segera dipindahkan ke sana, namun hal tersebut tidak pernah terjadi.

4. Sejumlah masterpiece karya-karya seni yang berhasil diselamatkan oleh Tim Monuments Men

5 Fakta Monuments Men, Tim Penyelamat Benda-benda Seni di Era PD IIwikimedia org

Selama masa akhir Perang Dunia II yang berkecamuk di Eropa Tim Monuments Men telah berhasil menemukan dan menyelamatkan banyak sekali karya seni yang dicuri oleh pihak Nazi Jerman. Sejumlah karya seni yang dicuri dan berhasil ditemukan kembali tersebut setelah diverifikasi oleh tim dikembalikan ke tempat asalnya.

Dari banyaknya karya-karya seni yang diselamatkan terdapat beberapa masterpiece buatan seniman-seniman ternama di masanya, mengutip informasi dari laman businessinsider.com beberapa masterpiece  yang berhasil diselamatkan adalah sebagai berikut:

  • Lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci dari abad ke-16.
  • Lukisan Ghent Altarpiece karya Hubert dan Jan van Eyck dari abad ke-15.
  • Lukisan Mural Perjamuan Terakhir (The Last Supper) karya Leonardo da Vinci dari abad ke-15.
  • Patung Marmer Madonna of Bruges karya seniman Michelangelo dari abad ke-16.
  • Lukisan dengan media cat minyak "Portrait of Cecillia Gallerani (Lady with an Ermine)" karya Leonardo da Vinci dari abad ke-15.
  • Lukisan besar dengan media cat minyak  "In the Conservatory"  karya Edouard Mannet dari abad ke-19.
  • Patung setengah badan Charlemagne dari abad ke-14.
  • Lukisan dengan media cat minyak "The Astronomer"  karya Johannes Vermeer dari abad ke-17.
  • Manuskrip asli "Symphony No.6" karya Ludwig van Beethoven dari abad ke-19.
  • Lukisan dengan media cat minyak "Self-portrait" karya Rembrandt dari abad ke-17.

5. Tanpa Tim Monuments Men, karya-karya seni Eropa yang bernilai sangat tinggi mungkin akan musnah selamanya dari dunia  

5 Fakta Monuments Men, Tim Penyelamat Benda-benda Seni di Era PD IIwikimedia.org

Dalam sejarah Perang Dunia II keberadaan Tim Monuments Menmasih jarang dibahas dan tentu saja kisahnya tertutupi dengan kisah-kisah heroik pertempuran hebat di garis depan palagan pertempuran. Meskipun sebagian besar anggota tim merupakan sukarelawan karena keahlian seni di bidangnya namun pekerjaan mereka juga memiliki resiko tinggi ketika melacak karya-karya seni di tengan berkecamuknya peperangan. Dua orang anggota Monuments Men gugur ketika melakukan misinya.

Tim Monuments Menbekerja secara luar biasa untuk mencari, menyelamatkan dan mengembalikan karya seni yang dicuri selama peperangan kembali ke tempat asalnya. Adalah sebuah fakta bahwa  sangat besar kemungkinan karya seni seniman ternama akan musnah selamanya dalam peperangan jika tidak ada tim ini.

Sejumlah anggota Monuments Men baik pria maupun wanita tetap tinggal di Jerman, Ausria, Italia, dan juga Jepang selama lebih dari 6 tahun setelah selesainya Perang Dunia II untuk melakukan pelacakan dan juga pengaturan  pengembalian karya seni dan benda-benda yang berkaitan dengan budaya yang telah dicuri untuk kembali ke tampat asalnya. Meski mungkin masih ada yang belum ditemukan, namun pada tahun 1951, tim tersebut telah mengatur pengembalian banyak sekali benda-benda seni curian ke negara asalnya, sebuah pekerjaan yang sangat luar biasa.

Dalam setiap peperangan hebat pasti ada kehancuran bagi sebuah tempat atau sebuah generasi namun pasti ada orang yang datang dan membangun kembali,  berbeda dengan karya seni sebagai salah satu pencapaian manusia, bila karya seni tersebut hancur dia akan musnah untuk selamanya.

Demikian 5 Fakta Monuments Men, Tim Penyelamat Benda-Benda Seni Dalam Era PD II. Peperangan tidak hanya membawa kisah  kelam terhadap kemanusiaan tetapi juga penghancuran atas nilai seni dan kebudayaan yang telah dicapai selama perjalanan panjang sejarah peradaban umat manusia. Kewajiban kita semua untuk mencegah agar peperangan tidak pernah terjadi lagi untuk masa kini dan masa yang akan datang.

Baca Juga: Ditakuti Musuh, 6 Senjata Paling Mematikan di Perang Dunia II

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya