Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Ular Invasif yang Memicu Kekacauan Ekologi, Siapa Paling Dominan?

Potret ular invasif
Potret ular invasif (pixabay.com/sipa)
Intinya sih...
  • Burmese python (Python bivittatus) mengakibatkan penurunan populasi mamalia kecil di Everglades hingga >90%.
  • Brown tree snake (Boiga irregularis) memicu bencana ekologis terbesar di Guam dengan hampir seluruh burung endemik pulau ini lenyap.
  • Corn snake (Pantherophis guttatus) termasuk spesies berpotensi invasif di sejumlah negara dan dikategorikan sebagai prohibited invasive animal di Australia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ular invasif bisa jadi mimpi buruk bagi ekosistem karena kemampuan adaptasinya jauh di atas rata-rata reptil lain. Begitu masuk ke habitat baru, mereka bergerak cepat menguasai ruang, menghabisi mangsa lokal, dan mengganggu rantai makanan yang sudah stabil. Dalam banyak kasus, populasi asli tak siap menghadapi predator seefisien ular invasif yang gesit, oportunis, atau berkembang biak dengan cepat.

Gangguannya tidak hanya pada hewan liar, tetapi juga berdampak pada pertanian serta aktivitas masyarakat. Nah, berikut tujuh spesies ular invasif yang terbukti menimbulkan kerusakan atau berpotensi kuat melakukannya.

1. Burmese python (Python bivittatus)

Burmese python
Burmese python (pixabay.com/ZhiYeNature)

Burmese python adalah contoh textbook tentang bagaimana satu spesies dapat mengacak-acak ekosistem baru. Di Everglades, populasi mamalia kecil seperti oposum, rakun, dan musang menurun hingga >90% sejak python ini menetap. Dengan tubuh raksasa dan reproduksi cepat, ular ini menjadi predator puncak tanpa pesaing, menciptakan dominasi ekologis yang mengkhawatirkan. Saat ini, ia dianggap salah satu spesies invasif paling berbahaya di Amerika Utara.

2. Brown tree snake (Boiga irregularis)

Brown tree snake
Brown tree snake (commons.wikimedia.org/Max Tibby)

Diperkenalkan secara tidak sengaja melalui kargo pascaperang, brown tree snake menyebabkan bencana ekologis terbesar di Guam. Hampir seluruh burung endemik pulau ini lenyap, beberapa punah total. Kemampuannya merayap di pepohonan, berburu di malam hari, serta memangsa telur membuat mereka hampir tak tertandingi di lingkungan baru. Selain dampak ekologis, brown tree snake juga kerap memicu pemadaman listrik karena merayap ke kabel dan transformator.

3. Corn snake (Pantherophis guttatus)

Corn snake
Corn snake (pexels.com/Atlantic Ambience)

Walau populer sebagai ular peliharaan dan tidak berbahaya di habitat asalnya, corn snake termasuk spesies berpotensi invasif di sejumlah negara. Di Australia, ia dikategorikan sebagai prohibited invasive animal karena mampu memangsa burung, reptil kecil, mamalia lokal, serta membawa patogen asing. Di beberapa wilayah Karibia, ular ini diketahui membentuk populasi liar. Meski dampaknya belum sebesar python, risiko ekologinya nyata kalau populasinya terlanjur stabil.

4. African rock python (Python sebae)

Rock python Afrika
Rock python Afrika (pexels.com/John M)

African rock python telah teridentifikasi di berbagai area Florida, terutama Miami-Dade, akibat lepasnya peliharaan dan perdagangannya yang cukup tinggi. Ukuran tubuhnya yang masif membuatnya langsung masuk kategori ancaman serius. Mereka sanggup memangsa hewan besar seperti rusa dan babi, memperluas risiko predasi di luar skala normal. Para ahli khawatir jika populasinya melejit, spesies python raksasa ini bisa mempercepat kerusakan ekologi di Florida.

5. California kingsnake (Lampropeltis californiae)

California kingsnake
California kingsnake (commons.wikimedia.org/5snake5)

California kingsnake adalah contoh nyata spesies invasif yang sukses dalam arti negatif. Di Gran Canaria, keberadaannya membuat reptil endemik runtuh satu per satu: populasi kadal raksasa pulau anjlok lebih dari 90%, skink lokal merosot di atas 80%, dan tokek boettgeri kehilangan sekitar setengah jumlahnya. Toleransi tinggi terhadap berbagai habitat pun membuat pengendaliannya sangat sulit.

6. Boa constrictor (Boa constrictor)

Boa constrictor
Boa constrictor (pexels.com/Giulia Botan)

Boa constrictor merupakan spesies yang secara ilmiah terbukti invasif di beberapa wilayah, terutama di Puerto Rico, Kepulauan Virgin, hingga Florida (kasus terbatas). Sebagai predator oportunis, ia memangsa burung, mamalia kecil, dan reptil. Perdagangan hewan peliharaan adalah jalur utama masuknya spesies ini ke daerah non-asal. Di Puerto Rico, boa constrictor liar bahkan membentuk populasi stabil dan mulai mengganggu fauna asli.

7. Wolf snakes (Genus Lycodon)

Wolf snakes
Wolf snakes (pexels.com/Alexey Demidov)

Wolf snakes, khususnya Lycodon capucinus (common wolf snake), dikenal sebagai spesies invasif di sejumlah pulau, termasuk Christmas Island, Mascarene Islands, serta beberapa pulau kecil Asia Tenggara. Ular ini sering terbawa secara tidak sengaja melalui pengiriman barang dan kontainer. Ia adalah predator aktif yang memangsa tokek, cicak, dan burung kecil. Dampak ekologisnya mirip brown tree snake, walau skalanya belum sebesar itu. Namun di pulau-pulau tertentu, wolf snake sudah terbukti menyebabkan penurunan signifikan pada reptil lokal serta berpotensi mempengaruhi rantai makanan secara luas.

Banyak dari ular ini masuk melalui perdagangan, transportasi global, atau pelepasan sembarangan yang seharusnya bisa dicegah. Begitu mereka mapan, upaya pengendalian biasanya memakan biaya besar dan hasilnya tidak selalu memuaskan. Melihat dampak yang ditimbulkan, penting bagi setiap negara untuk memperketat regulasi dan edukasi publik mengenai satwa eksotis. Semakin cepat kita mengendalikan penyebarannya, semakin besar peluang untuk menyelamatkan ekosistem dari gangguan yang tak perlu.

Sumber Referensi :

Piquet, J. C., & López-Darias, M. (2021). Invasive snake causes massive reduction of all endemic herpetofauna on Gran Canaria. Proceedings of the Royal Society B, 288(1964), 20211939.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

7 Rahasia Kenapa Kopi Bisa Membuat Kita Lebih Fokus, Serius!

16 Des 2025, 19:47 WIBScience