5 Fakta Pesawat Angkut C-130 Hercules yang Melegenda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa waktu yang lalu TNI-AU menginformasikan akan menggunakan pesawat angkut militer C-130 Hercules untuk mengangkut logistik alat-alat kesehatan dan obat-obatan dari Republik Rakyat Tiongkok untuk mengatasi pandemi COVID-19 yang sedang mewabah di Indonesia.
Pesawat tersebut telah kembali dari Tiongkok dengan membawa alat-alat kesehatan serta obat yang akan didistribusikan untuk mengatasi pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Misi pengangkutan telah sukses dilaksanakan oleh TNI dan Kementrian Pertahanan dengan kerjasama sejumlah pihak, semoga pandemi Covid-19 di Indonesia segera berakhir.
Kembali kepada pesawat angkut C-130 Hercules, dalam perjalanan sejarahnya pesawat angkut militer C-130 Hercules telah menjadi legenda tersendiri dalam dunia dirgantara. Setelah purwarupanya terbang perdana pada tahun 1954, dan model pertama produksinya terbang perdana satu tahun setelahnya, pesawat angkut buatan pabrikan Lockheed Martin ini sangat terkenal keandalannya.
Tidak hanya terkenal untuk misi militer, tetapi untuk misi-misi yang lainnya seperti misi-misi pengangkutan untuk bantuan kemanusiaan, misi pemadaman kebakaran hutan dan sebagainya.Saat ini berbagai varian pesawat ini digunakan dan dioperasikan banyak negara di dunia sebagai bukti kehandalan dan ketangguhannya. Berikut 5 Fakta Pesawat Angkut C-130 Hercules yang melegenda:
1. Pesawat angkut C-130 Hercules lahir dari kebutuhan militer
Melansir dari situs Lockheedmartin.com , pesawat angkut C-130 Hercules lahir dari kebutuhan Militer Amerika Serikat (AS). Ketika memasuki perang Korea, angkatan udara AS menyadari bahwa mereka tidak memiliki alat transportasi yang benar-benar bisa diandalkan dalam memobilisasi pergerakan pasukan tempur melalui udara ke lokasi medan pertempuran di tempat yang jauh dan hanya memiliki fasilitas landasan udara pendek dengan fasilitas seadanya. Untuk memenuhi kebutuhan ini, pada awal tahun 1951 US Airforce Tactical Air Command mengeluarkan spesifikasi tender untuk pengadaan pesawat angkut ukuran menengah.
Lockheed Aircraft Corporation akhirnya berhasi memenangkan tender tersebut dan memproduksi 2 buah purwarupa pesawat YC-130 pada bulan Juli 1951. Penerbangan perdana purwarupa YC-130 terjadi pada bulan Agustus 1954 di fasilitas pabrik Lockheed, Burbank, California. Pada penerbangan perdana tersebut YC-130 dengan 4 mesin turbopropnya mampu take off hanya dengan jarak 800 kaki saja (sekitar 300 meter).
Kesuksesan penerbangan perdana tersebut juga diikuti dengan kemampuan daya angkutnya yang besar dan kemampuan manuvernya di udara yang lebih baik untuk ukuran sebuah pesawat angkut. Setelah sejumlah pengujian akhirnya pihak Lockheed Aircraft berhasil mendapatkan kontrak untuk melakukan produksi, dan pada bulan April 1955 pesawat C-130A yang sangat identik dengan pesawat purwarupa YC-130 terbang perdana dan mulai mengukir sejarah dan legendanya di dunia dirgantara dan di banyak negara sejak saat itu hingga hari ini.
2. Satu pesawat untuk berbagai misi
Selain kemampuannya yang andal untuk misi-misi militer, pesawat angkut C-130 Hercules juga dikenal luas penggunaannya untuk misi-misi non-militer, seperti: pengangkutan bantuan kemanusiaan sampai ke tempat-tempat terpencil yang memiliki landasan udara pendek dengan fasilitas seadanya, pengangkutan para pengungsi dari tempat-tempat yang berbahaya, sebagai fasilitas transportasi udara yang digunakan untuk penelitian di tempat-tempat terpencil, misi untuk memadamkan kebakaran hutan, hingga misi memburu badai untuk kepentingan penelitian dan peramalan cuaca.
Kemampuan Hercules untuk membawa kargo dalam jumlah besar dan mampu lepas landas serta mendarat dari landasan pendek atau landasan yang dipersiapkan seadanya menjadi sebuah kelebihan tersendiri. Tidak banyak pesawat apalagi pesawat kargo yang memiliki kelebihan seperti itu. Fakta tersebut menyebabkan banyak negara mengoperasikannya dan mengandalkannya untuk memenuhi kebutuhannya akan berbagai macam misi, baik untuk misi-misi militer maupun misi non-militer.
Baca Juga: Ambil Alkes Virus Corona di Tiongkok, Menhan Minta Bantuan Pesawat TNI
3. Pesawat angkut C-130 Hercules juga menjadi andalan TNI-AU untuk melakukan berbagai misi
Foto di atas menunjukkan Pesawat Hercules C-130B T-301 milik AURI (Nama TNI-AU saat itu) yang telah dimuseumkan di Museum Dirgantara Yogyakarta. Dalam artikel karya Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim yang berjudul "C-130B Hercules T-1301 Beristirahat di Museum Dirgantara Yogyakarta" (Kompas: 2018) dituliskan bahwa pesawat tersebut adalah pesawat Hercules yang pertama kali menjejakkan roda pendaratnya di Kemayoran, Jakarta.
Editor’s picks
Terbang perdana dari Amerika Serikat ke Jakarta pada tahun 1960 dan langsung diawaki oleh kru Angkatan Udara Republik Indonesia, konon informasinya Indonesia adalah negara pertama yang menggunakan pesawat Hercules di luar Angkatan Udara Amerika Serikat.
Misi sukses terbaru dari Pesawat Hercules C-130 milik TNI-AU saat ini adalah keberhasilannya melakukan operasi pengangkutan logistik alat-alat kesehatan dan obat-obatan dari Republik Rakyat Tiongkok untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang saat ini sedang mewabah di Indonesia. Hal tersebut tentu menambah panjang daftar kesuksesan dan kehandalan pesawat angkut C-130 Hercules milik TNI-AU dalam melakukan berbagai misi di luar misi militer.
Lebih jauh lagi hal tersebut membuktikan bahwa pesawat angkut C-130 Hercules merupakan salah satu pesawat angkut atau pesawat kargo yang sangat diandalkan hingga saat ini. TNI-AU mengoperasionalkan sejumlah pesawat C-130 Hercules saat ini yang dibagi ke dalam beberapa Skadron.
Sejarah panjang Indonesia dengan pesawat Hercules sudah terjadi sejak masa lalu utamanya pada masa-masa Operasi Trikora yang merupakan operasi militer skala besar perebutan Irian Barat (Papua) dari penjajahan Belanda di tahun 1960-an. Dua operasi penerjunan dari udara pada tahun 1962 yaitu Operasi Naga dan Operasi Jatayu mencatat keterlibatan pesawat-pesawat Hercules AURI dalam memberikan dukungan pengangkutan bagi pasukan terjun payung yang akan melakukan infiltrasi di wilayah Irian Barat sebagai upaya dan persiapan untuk membebaskan Irian Barat secara militer seandainya diplomasi menemui jalan buntu.
Sejarah Indonesia mencatat kisah penerjunan tersebut menjadi salah satu kisah patriotrisme dalam mempertahankan wilayah Republik Indonesia. Pada tanggal 1 Mei 1963 Irian Barat (nama Papua saat itu) secara de jure telah masuk ke dalam wilayah Republik Indonesia dan dibebaskan dari penjajahan Belanda, setelahnya nama Irian Barat diganti dengan nama Irian Jaya (menjadi Papua saat ini)
4. Fakta unik: Hercules adalah pesawat terberat yang pernah diuji coba mendarat dan lepas landas dari kapal induk.
Dari YouTube channel milik account jaglavaksoldier terlihat sebuah pesawat Hercules mendarat di atas kapal induk (frame pada detik ke-42 dan menit ke 1:14). Melansir informasi dari situs angkasa news, pada tahun 1963 sebuah pesawat Hercules KC-130F (versi tanker) tercatat sebagai pesawat terberat dan terbesar yang pernah mendarat dan lepas landas dari dan ke kapal induk USS Forrestal (CV-59). Peristiwa langka dan unik ini terjadi pada tanggal 30 Oktober 1963. Uji coba tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan dukungan kapasitas logistik yang mampu dilakukan dengan menggunakan sebuah pesawat.
Pesawat angkut C-130 Hercules memang memiliki kemampuan untuk lepas landas dan mendarat di runaway yang pendek. Meskipun dalam uji coba tersebut pesawat Hercules mampu lepas landas dan mendarat di Kapal induk USS Forrestal namun program tersebut tidak dilanjutkan karena pesawat Hercules terlalu besar untuk disimpan di dalam hanggar deck sebuah kapal induk.
5. Pesawat Angkut C-130 Hercules masih terus dikembangkan untuk misi-misi di masa depan
Hingga hari ini Pesawat angkut C-130 Hercules digunakan banyak negara dan telah membuktikan dirinya sebagai pesawat yang tangguh dan fleksibel untuk digunakan dalam berbagai macam misi angkut udara. Pabrikan Lockheedmartin terus mengembangkan kemampuan pesawat angkut tangguh ini agar mampu melakukan misi pada saat ini dan masa yang akan datang.
Dalam sejarah perjalanannya, sejak produksi pertama di tahun 1955, pabrikan Lockheedmartin telah memproduksi ribuan pesawat mulai dari varian awal hingga varian yang paling canggih saat ini yaitu C-130J sebagaimana foto di atas yang dikenal sebagai super Hercules. Menurut sejumlah informasi, beberapa waktu yang lalu Indonesia juga tertarik dan berencana untuk memesan beberapa buah pesawat Hercules C-130J.
Mengutip informasi dari situs Lockheedmartin.com , berikut varian pesawat C-130 yang telah diproduksi:
- Agustus 1954 : Penerbangan Perdana YC-130A di Burbank, California
- Desember 1956 : C-130A diproduksi (231 buah diserahkan ke pemesan)
- November 1958 : C-130B diproduksi (230 buah diserahkan ke pemesan )
- Juni 1961 : C-130E diproduksi (491 buah diserahkan ke pemesan )
- Februari 1965 : L-100 (versi sipil) menerima persetujuan badan FAA (115 buah L-100 diserahkan ke pemesan, termasuk versi extended body)
- Maret 1965 : C-130H diproduksi ( total 1,202 buah C-130H diserahkan ke pemesan)
- Oktober 1968 : L-100-20 diproduksi
- Desember 1970 : L-100-30 diproduksi
- September 1980 : C-130H-30 diproduksi
- April 1996 : Penerbangan perdana C-130J Super Hercules di Marietta, Georgia
- Juni 1998 : C-130J diproduksi (300+ buah diserahkan ke pemesan)
Sepertinya masa operasi pesawat angkut C-130 Hercules masih panjang dan masih siap untuk melakukan berbagai misi di masa yang akan datang dengan berbagai macam tantangannya tersendiri.
Baca Juga: TNI AU Siapkan Pesawat Boeing dan Hercules Evakuasi WNI dari Wuhan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.