Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Efek Samping akibat Terlalu Sering Dengerin Musik dengan Headset

ilustrasi mendengarkan musik (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi mendengarkan musik (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Kebiasaan memakai headset yang dilakukan berlebihan bisa menimbulkan efek samping yang cukup aneh.
  • Headset yang menempel lama bisa membuat telinga sulit ‘bernapas’.
  • Bunyi berdenging yang muncul setelah penggunaan headset bisa jadi tanda awal kerusakan pendengaran.

Mendengarkan musik lewat headset memang jadi kebiasaan yang gak terpisahkan, apalagi di zaman serba mobile kayak sekarang. Entah untuk menemani perjalanan, mengerjakan tugas, atau sekadar menenangkan pikiran, headset jadi andalan banyak orang. Namun, tahukah kamu kalau kebiasaan ini dilakukan berlebihan, bisa menimbulkan efek samping yang cukup mengejutkan? Bahkan beberapa di antaranya terbilang aneh dan gak disangka-sangka.

Bukan cuma soal gangguan pendengaran, ada dampak lain yang jarang dibicarakan, tapi diam-diam mengganggu kenyamanan hidup kita. Apalagi kalau kamu sering dengerin musik di volume tinggi dan dalam waktu yang lama, risiko ini bisa meningkat drastis. Supaya lebih waspada dan gak terlambat menyadarinya, yuk kenali lima efek samping aneh akibat terlalu sering pakai headset. Jangan-jangan kamu sudah pernah mengalaminya tapi gak sadar!

1. Telinga terasa gatal atau panas meski gak pakai headset lagi

ilustrasi seseorang mendengarkan musik (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi seseorang mendengarkan musik (pexels.com/SHVETS production)

Salah satu efek samping yang sering dialami tapi jarang disadari adalah sensasi gatal atau panas di telinga setelah terlalu lama memakai headset. Banyak orang mengira ini hal sepele, tapi sebenarnya bisa jadi tanda iritasi kulit atau peningkatan suhu di area telinga. Headset yang menempel lama bisa membuat telinga sulit ‘bernapas’, apalagi kalau kamu pakai jenis in-ear yang menyumbat seluruh saluran. Akibatnya, kelembapan terjebak dan bisa memicu reaksi gak nyaman.

Selain itu, penggunaan headset dengan bahan tertentu juga bisa memicu alergi ringan, terutama kalau kamu memiliki kulit sensitif. Telinga bisa jadi merah, terasa perih, atau bahkan muncul ruam kecil yang mengganggu. Rasa gatal yang muncul bisa jadi membuatmu sering menggaruk atau mencabut headset dengan kasar, yang malah memperparah iritasi. Jika ini terjadi terus-menerus, bisa saja kamu perlu ganti tipe atau bahan headset yang lebih ramah kulit.

2. Timbul rasa pusing ringan meski gak sedang sakit

ilustrasi seseorang merasa pusing (freepik.com/benzoix)
ilustrasi seseorang merasa pusing (freepik.com/benzoix)

Rasa pusing yang datang tiba-tiba setelah mendengarkan musik di headset bisa jadi efek dari paparan suara bervolume tinggi yang berlangsung lama. Sistem keseimbangan tubuh yang berhubungan erat dengan telinga bagian dalam bisa terganggu akibat getaran suara berlebihan. Kadang, ini muncul sebagai pusing ringan yang gak kamu sadari penyebab pastinya, karena gak sedang sakit atau kurang tidur. Namun, faktanya, headset bisa memicu gangguan semacam ini tanpa kamu sadari.

Apalagi jika kamu terbiasa mendengarkan musik saat multitasking atau dalam kondisi tubuh lelah, risiko pusing bisa makin tinggi. Otak dipaksa bekerja keras menyaring suara yang masuk sambil mengolah aktivitas lain, dan ini bikin sistem sensorik jadi kelelahan. Beberapa orang juga melaporkan merasa seperti ‘melayang’ atau gak stabil setelah lama mendengarkan musik lewat headset. Kalau kamu mengalami hal ini lebih dari sekali, bisa jadi saatnya memberi jeda untuk telingamu beristirahat.

3. Suara jadi ‘menggema’ atau terasa berat di dalam kepala

ilustrasi mendengarkan musik (pexels.com/Olha Ruskykh)
ilustrasi mendengarkan musik (pexels.com/Olha Ruskykh)

Pernah merasakan suara seperti menggema sendiri di kepala setelah pakai headset terlalu lama? Ini bukan hal aneh, tapi bisa jadi tanda telinga kamu sedang mengalami kelelahan suara. Ketika suara masuk langsung ke saluran telinga tanpa filter lingkungan, otak kita seperti terjebak dalam ruang suara tertutup. Hasilnya, kita bisa merasakan sensasi seperti suara terpantul atau berulang, bahkan setelah headset dilepas.

Hal ini biasanya dialami oleh mereka yang sering menggunakan volume tinggi tanpa henti. Ketika otak sudah terlalu lama menerima rangsangan audio secara intens, ia butuh waktu untuk menyesuaikan kembali dengan suara natural di sekitar. Efek ini bisa berlangsung selama beberapa menit hingga jam, tergantung tingkat sensitivitas telinga kamu. Untuk menghindarinya, cobalah mengatur waktu mendengarkan musik dengan jeda rutin setiap satu jam sekali.

4. Kesulitan fokus atau jadi lebih cepat lelah secara mental

ilustrasi seseorang merasa lelah (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi seseorang merasa lelah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Meski musik bisa membantu konsentrasi, terlalu sering memakai headset justru bisa menimbulkan efek sebaliknya, terutama jika kamu mendengarkan lagu dengan ritme atau lirik yang terlalu kompleks. Otak jadi harus bekerja lebih keras untuk menafsirkan suara dan informasi lain secara bersamaan. Akibatnya, kamu jadi lebih mudah lelah, bahkan kesulitan fokus pada pekerjaan yang sebenarnya sederhana. Hal ini sering terjadi tanpa kamu sadari penyebabnya adalah dari telinga, bukan pikiran.

Banyak orang berpikir kelelahan mental hanya datang dari beban kerja atau stres, padahal stimulasi audio yang berlebihan juga bisa menjadi faktor. Jika kamu merasa sering blank atau sulit konsentrasi setelah mendengarkan musik lama-lama, bisa jadi ini saatnya untuk mengatur ulang kebiasaan audio kamu. Gunakan headset hanya saat benar-benar perlu, dan pilih jenis musik yang sesuai dengan kebutuhan otak saat itu. Kadang, justru keheningan bisa jadi alat bantu fokus terbaik.

5. Merasa telinga berdenging atau bunyi ‘ngiiing’ terus-menerus

ilustrasi mendengarkan musik (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)
ilustrasi mendengarkan musik (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Efek ini mungkin yang paling umum tapi juga paling mengkhawatirkan. Bunyi berdenging atau tinnitus yang muncul setelah penggunaan headset bisa jadi tanda awal kerusakan pendengaran. Volume tinggi yang konstan dapat merusak sel rambut halus di telinga bagian dalam, yang bertanggung jawab atas transmisi suara. Begitu sel-sel ini rusak, mereka gak bisa tumbuh kembali, dan itulah awal dari gangguan pendengaran permanen.

Tinnitus bisa sangat mengganggu, terutama kalau kamu sedang di tempat sepi atau hendak tidur. Suara ‘ngiiing’ yang terdengar terus-menerus bisa bikin stres dan mengganggu kualitas hidup. Meski terdengar sepele, gejala ini harus ditanggapi serius dan bisa jadi alarm untuk mulai mengatur kebiasaan audio kamu. Gunakan volume aman (sekitar 60% dari maksimal), dan jangan terlalu lama memakai headset dalam satu sesi.

Kebiasaan mendengarkan musik lewat headset memang menyenangkan, tapi kalau dilakukan tanpa kontrol, bisa memicu berbagai efek samping yang gak kamu duga. Mulai dari masalah fisik seperti iritasi dan tinnitus, hingga kelelahan mental yang membuatmu susah fokus, semua bisa terjadi diam-diam. Apalagi banyak orang merasa aman karena gak merasakan efek langsung, padahal dampaknya bisa muncul jangka panjang.

Bukan berarti kamu harus berhenti mendengarkan musik sama sekali, tapi penting untuk bijak dalam penggunaannya. Beri jeda pada telinga, perhatikan volume, dan sesekali beralih ke speaker atau nikmati musik dengan volume rendah. Telinga kamu juga butuh istirahat, sama seperti pikiran dan tubuhmu. Jangan sampai hobi mendengarkan musik justru bikin kamu kehilangan kenikmatan mendengarnya di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us