5 Fakta Kelam Kebun Binatang Manusia, Hiburan 'Gila' pada Zaman Dulu

Sempat jadi hiburan populer di Eropa dan Amerika

Kebun binatang identik dengan wisata edukatif karena pengunjung dapat melihat banyak macam hewan dari berbagai lokasi, bahkan terkadang hewan langka pun ditampilkan di kebun binatang. Tapi, di zaman dahulu, kebun binatang jauh dari kata edukatif. Sebaliknya, kebun binatang zaman dahulu penuh dengan kekejaman dan rasisme.

Ya, pernah ada masa di mana kebun binatang bukan hanya menampilkan hewan tapi juga manusia, yang dikenal sebagai human zoo. Kebanyakan orang yang ditampilkan di human zoo adalah orang-orang dengan ras kulit hitam atau memiliki kekurangan pada tubuhnya. Alih-alih sejahtera, orang yang ditampilkan di human zoo justru hidup menderita dan miskin.

Ingin tahu lebih jauh tentang kebun binatang manusia pada zaman dahulu? Simak penjelasan berikut ini.

1. Konsep kebun binatang manusia pertama kali digagas oleh kaisar dari Aztec

5 Fakta Kelam Kebun Binatang Manusia, Hiburan 'Gila' pada Zaman Dululaphamsquarterly.org

Orang pertama yang diketahui membuat pameran berskala besar dan mengisinya dengan orang-orang beserta hewan adalah kaisar Aztec Montezuma. Montezuma memutuskan bahwa kebun binatangnya yang berada Mexico City, akan lebih menarik banyak orang jika diisi dengan pameran manusia.

Pada waktu itu, orang-orang Amerika dan negara-negara Eropa memang memiliki kecenderungan memamerkan musuh yang telah dikalahkan di depan publik dengan tujuan mempermalukan musuh. Tetapi, Montezuma lebih tertarik pada anomali genetik dan orang yang memiliki keunikan, menurut penjelasan buku Social Psychology and Human Nature. Biasanya, Montezuma menampung albino, orang kifosus, hingga orang-orang kerdil di kebun binatangnya bersama dengan berbagai hewan.

2. Columbus menculik penduduk asli Amerika untuk diarak keliling Eropa

5 Fakta Kelam Kebun Binatang Manusia, Hiburan 'Gila' pada Zaman Dulubusinessinsider.com

Sejak zaman dahulu, penduduk asli Amerika telah dianiaya selama bertahun-tahun oleh orang-orang asing. Saat Columbus menjelajahi pulau-pulau kecil di Amerika, dia menemukan banyak emas dan banyak penduduk asli, yang kemudian menjadi sangat rakus karenanya. Bukan hanya melakukan banyak ekspedisi untuk mencuri emas, Columbus juga menculik para penduduk asli dan membawanya ke Eropa untuk diarak berkeliling dan ditampilkan.

Memang, Columbus tidak menampilkannya dalam sebuah kebun binatang manusia. Namun, konsep ini sama kejinya dengan kebun binatang manusia. Menurut laman The Telegraph, kelompok pertama dari budak-budak ini meninggal hanya dalam enam bulan, tapi itu tidak menghentikan kekejaman Columbus. Dia tetap melakukan penyerangan, dan menewaskan banyak penduduk asli Amerika.

Baca Juga: 7 Kasus Orang Hilang Paling Menggemparkan dalam Sejarah

3. Amerika membawa suku Igorot setelah menang perang melawan Filipina

5 Fakta Kelam Kebun Binatang Manusia, Hiburan 'Gila' pada Zaman Duluhoaxeye.com

Salah satu pameran paling populer adalah suku Igorot. Setelah perang antara Amerika Serikat dan Filipina, AS yang menang memutuskan bahwa mereka akan mempermalukan musuh dengan membawa dan menampilkan mereka di depan umum.

Suku ini dikenal karena mereka kadang-kadang memakan anjing. Dikutip dari laman National Public Radio, suku Igorot yang ada di pameran dipaksa untuk membunuh dan menyembelih anjing secara konstan untuk hiburan para penonton. Sementara makan anjing adalah hal yang sensasional bagi penonton barat, itu juga merupakan representasi yang keliru karena suku Igorot hanya memakan anjing untuk alasan seremonial. Pertunjukan ini akhirnya berhenti pada tahun 1914 akibat protes dari pemerintah Filipina.

4. Perempuan Afrika dengan steatopygia ditampilkan di kebun binatang manusia di Eropa

5 Fakta Kelam Kebun Binatang Manusia, Hiburan 'Gila' pada Zaman Dulubuzzsouthafrica.com

Pada abad ke-19, seorang Dokter Inggris bernama William Dunlop mengunjungi Afrika. Di sana, ia meyakinkan seorang perempuan Afrika bernama Sartje untuk ikut dengannya ke Inggris dengan berbagai iming-iming.

Dilansir dari laman List Verse, sesampainya di Eropa, nama Sartje diganti menjadi Sarah Bartman untuk menghapus identitas lamanya. Sartje memiliki kondisi yang dikenal sebagai steatopygia, di mana terdapat penumpukan lemak yang besar di sekitar pantat dan alat kelamin. Sartje kemudian ditampilkan di seluruh Eropa, kadang-kadang sampai 11 jam sehari dan kebanyakan dalam keadaan telanjang agar pengunjung bisa melihat fisiknya yang berbeda.

Setelah meninggal akibat menderita cacar, tubuh perempuan malang itu dibedah. Kemudian, tengkorak dan beberapa bagian lain tubuhnya diambil dan dijadikan koleksi.

5. Brussels World’s Fair dan berakhirnya era kebun binatang manusia

5 Fakta Kelam Kebun Binatang Manusia, Hiburan 'Gila' pada Zaman Dulutheculturetrip.com

Hingga pertengahan abad ke-20, praktik kebun binatang manusia masih terus ada. Pada tahun 1958, Brussels World’s Fair di Belgia menampilkan suatu pertunjukan tentang Desa Kongo. Tapi, pada tahun tersebut, minat pada kebun binatang manusia telah memudar dengan munculnya film, karena orang-orang dapat memuaskan rasa penasaran mereka akan negeri asing melalui televisi.

Dikutip dari laman Canadian Broadcasting Corporation, pada saat Brussels World’s Fair , gagasan tentang kebun binatang manusia menjadi dianggap tidak menyenangkan lagi bagi sebagian orang dan telah dilarang di sebagian besar negara. Tapi kabar buruknya, sebanyak 297 orang Kongo asli tewas dalam Brussels World’s Fair.

Demikianlah beberapa fakta kelam seputar kebun binatang manusia yang populer pada zaman dahulu. Beruntung, dengan semakin kencangnya seruan untuk mengedepankan hak asasi manusia dan melawan rasisme, bisnis kejam ini akhirnya kehilangan peminat dan kolaps.

Baca Juga: 5 Ilmuwan Perempuan Muslim Berpengaruh dalam Sejarah Sains Dunia

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya