7 Fakta Charles V, Raja Monarki Prancis Paling Bijaksana
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Monarki Prancis punya raja-raja legendaris dan eksentrik. Mungkin, kamu mengenal raja terkenal Louis XIV? Atau Louis XVI yang memiliki isteri dengan julukan madame deficit, Ratu Marie Antoinnette. Raja-raja Prancis memang dikenal glamor dan hidup dalam kemewahan sejak beberapa kepemimpinan sebelum monarki digulingkan.
Namun, Prancis juga punya raja bijak yang dapat memerintah kerajaan dengan kebaikan dan keselarasan. Dia adalah Charles V, raja ketiga dari dinasti Valois. Ia hidup di abad pertengahan yang feodal dan erat dengan gereja katolik. Charles V mewarisi kerajaan yang carut-marut karena perang, pemberontakan, dan wabah. Tapi, ia dapat mengubah kesengsaraan itu dan memiliki julukan the wise king atau raja bijaksana. Berikut 7 fakta perjalanan hidup Charles V:
1. Masa yang sulit
Charles V lahir saat kakeknya bertahta di tahun 1338 Masehi. Perang seratus tahun antara Prancis dan Inggris tengah berkecamuk. Dan pihak kerajaan Prancis menanggung kekalahan militer yang telak. Saat itu juga, pandemi black death juga tengah mewabah yang membunuh sepertiga populasi di Eropa.
Saat ayahnya, John II menjadi raja, konflik masih berkecamuk di dalam negeri. Banyak pemberontakan terjadi, hingga tahun 1356 ayah Charles V ditangkap oleh Inggris dalam pertempuran Poitiers. Charles V yang masih muda tertinggal sendirian menghadapi intrik dan pertentangan politik di dalam kerajaan. Pemberontakan kaum petani atas kaum borjuis terus terjadi. Mitra Raja john II, Raja Charles dari Navarre merencanakan untuk menggulingkan dinasti Valois milik Charles V. Serta pandemi yang belum berhenti menjadi masa kelam dan sulit Charles V.
Meskipun tumbuh saat perang dan penyakit mewabah, Charles V tumbuh dengan baik. Ia menjadi pemimpin sejati dan mendapat pendidikan yang layak sewaktu masih muda. Charles V dapat membebaskan ayahnya lewat uang tebusan yang ia ambil dari pajak negara. Pajak ini juga yang meredakan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi.
2. Memenangkan perang seratus tahun
Setelah Charles V naik tahta di tahun 1364, ia mulai memperbaiki sistem dalam kerajaan. Perang seratus tahun dengan Inggris yang belum berhenti dan diperpanjang karena Prancis gagal menepati janji. Langkah Charles V yang pertama adalah memilih ksatria dan ahli perang untuk mengomando pasukannya. Dipilihlah Betrand de Gueslin, pemimpin komando yang brilian.
Dari sana, Prancis dapat memenangkan pertempurannya dan memiliki banyak aset militer. Inggris dapat dipukul mundur dan Prancis juga dapat menghindari kerugian materi akibat perang tersebut.
3. Militer bukan keahliannya
Meskipun dapat memenangkan perang seratus tahun, Charles sadar bahwa keahliannya bukanlah terletak pada militer. Kesehatannya yang buruk juga membuat dia tidak bisa berangkat ke medan perang. Jadi, ia memilih untuk berinvestasi pada pendidikan.
Charles membangun citranya sebagai raja yang cinta ilmu pengetahuan. Charles V digambarkan sebagai seorang yang suka membaca dan sangat akademis. Ia menggunakan istananya untuk tempat kuliah dan bertukar ilmu pengetahuan. Tanpa ragu, ia mengadakan debat politik antara guru dan filsuf. Ia kemudian dikelilingi oleh orang-orang cerdas dan tercerahkan pada saat itu, seperti Nicolas Oresme dan Raoul de Presles. Saat mengambil keputusan Charles V cenderung mendengarkan para menteri dan lebih menghindari peperangan.
Baca Juga: Masih Jarang Disadari, Ini 5 Monarki yang Terpengaruh oleh Yunani Kuno
4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan literatur
Editor’s picks
Charles V memiliki fisik yang lemah, tapi ia tetap membuat strategi dan kebijakan untuk meiliternya. Selain itu, masa kepemimpinan Charles V dikenal dengan masa intelektual. Ia mengembangkan ilmu pengetahuan dan filosofi yang belum bisa dilakukan pada masa ayah dan kakeknya karena perang dan wabah.
Charles V membantu membiayai setiap literasi dan karya tulis untuk diterjemahkan. Sehingga memajukan khazanah pengetahuan masyarakat saat itu. Ia juga memilih sendiri menteri dan petinggi kerajaan berdasarkan kompetensi dan kecerdasan, yang membuat politik dan ekonomi stabil waktu itu.
5. Membangun tempat besejarah
Charles V mempunyai julukan a builder, atau si raja pembangun. Di masanya, ia membangun beberapa tempat penting dan bersejarah. Dia membangun Istana Louvre untuk jadi tempat tinggal raja-raja selanjutnya, yang sekarang kita kenal dengan Museum Louvre. Banyak lukisan, patung, dan karya seni bersemayam di museum ini. Dia juga turut mendirikan kastil Saint-Germain-en-Laye dan kastil Vincennes. Selain itu, Ia juga membangun Bastille yang kemudian menjadi tempat bersejarah atas Revolusi Prancis.
6. Rival
Charles V memiliki musuh yang juga memiliki nama sama dengannya, yaitu Raja Charles dari Navarre. Charles dari Navarre selalu berusaha menggulingkan dinasti Valois dan menyingkirkan Charles V dari singgasananya. Charles dari Navarre pernah meracuni Charles V yang menyebabkan kesehatannya berangsur-angsur memburuk. Namun, Charles V dapat pulih kembali. Charles V akhirnya meninggal di tahun 1380 karena penyakit tuberkulosis yang dideritanya.
7. Mendapat Gelar “Le Sage”
Dalam sejarah, Charles mendapatkan gelar le sage yang artinya raja bijaksana. Dia mendapatkan gelar tersebut karena kisah hidup, perjalanan, dan dedikasinya selama menjadi raja. Meskipun, ia mendapat pendidikan dan hak istimewa sebagai anak raja, Charles V tumbuh dalam gejolak konflik dan peperangan saat masih muda. Ia banyak menyaksikan kematian keluarganya, termasuk ibunya yang meninggal karena wabah.
Walaupun tumbuh dalam kesulitan dan kesengsaraan, itu tidak menjadikan Charles V sosok yang garang. Charles V sangat berbeda dengan karakter ayahnya yang berani, jantan, dan percaya diri, sangat cocok sebagai pemimpin militer. Sedangkan Charles V adalah sosok yang lembut, rendah hati, dan pendiam. Itulah mengapa Charles V menghabiskan seluruh hidupnya untuk membenahi intelektual dan ilmu pengetahuan di negerinya. Charles V bahkan memiliki perpustakaan besar di istananya yang diisi oleh ribuan buku.
Gelar le sage yang ia dapatkan adalah simbol dari kepemimpinannya yang damai, selaras, dan keputusan-keputusan yang ia ambil selama menjabat. Ia menghindari hidup hedon dan glamor seperti raja-raja terdahulu, dan memilih untuk mendedikasikan waktunya untuk ilmu pengetahuan. Sehingga, peradaban Prancis menjadi maju.
Nah, itulah 7 fakta raja Charles yang pandai berfilosofi dan mencintai sastra. Ia dapat membawa Prancis pada zaman keemasan dan melepaskan diri dari kebodohan waktu itu. Ia menjadi simbol kebijakan dalam sejarah raja-raja Prancis. Mungkin ada satu hal yang bisa kamu teladani dari Charles V, bahwa ilmu pengetahuan adalah tombak untuk menopang kehidupan. Dengan wawasan dan pendidikan, maka dapat menciptakan suatu peradaban yang kuat.
Baca Juga: Sering Dilupakan, 5 Monarki Kuno di Turki Sebelum Ottoman
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.