Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
anjing laut bulu guadalupe yang tertidur (inaturalist.org/stevestevens)

Intinya sih...

  • Anjing laut bulu guadalupe ada di belahan Bumi utara. Mereka hidup di pesisir berbatu.

  • Mereka hidup dalam kelompok kecil dan memiliki kemampuan berenang terbatas.

  • Spesies ini mengalami peningkatan populasi berkat upaya konservasi, tetapi masih terancam oleh kerusakan lingkungan manusia.

Arctocephalus adalah genus anjing laut berdaun telinga yang terdiri atas 8 spesies berbeda yang ditemukan di belahan Bumi selatan. Salah satu spesies yang masuk dalam genus ini adalah anjing laut bulu guadalupe (Arctocephalus townsendi). Penampilan anjing laut ini cukup identik dengan kerabat yang lain, dimana mayoritas warna rambut ditubuh adalah cokelat keabu-abuan. Selain itu, dua pasang kaki sirip mereka lebih panjang, layaknya singa laut, yang menandakan kemampuan motorik di daratan sangat baik.

Soal ukuran, anjing laut bulu guadalupe terbilang besar, meski bukan yang terbesar. Mereka tumbuh sepanjang 152—213 cm dan bobot 49—181 kg. Terdapat dimorfisme seksual pada anjing laut ini yang ditandai dengan ukuran jantan lebih besar dan terdapat surai di area leher, dua ciri utama yang tidak ditemukan pada betina. Selain itu, ada beberapa fakta menarik lain dari anjing laut guadalupe yang akan segera kita bahas. Kalau penasaran, yuk, kenalan dengan mamalia laut yang satu ini!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

ilustrasi peta persebaran anjing laut guadalupe (commons.wikimedia.org/Mirko Thiessen)

Menariknya, sekalipun anjing laut dalam genus Arctocephalus tersebar di belahan Bumi selatan, ternyata peta persebaran anjing laut bulu guadalupe justru berbeda. Mereka ada di belahan Bumi utara, satu-satunya dalam genus tersebut. Dilansir Animal Diversity, anjing laut ini ada di Pulau Channel, Cedros, sampai sekitaran Baja California.

Sementara itu, pilihan habitat anjing laut bulu guadalupe berada di kawasan pesisir berbatu dengan tebing-tebing yang curam. Terkadang mereka juga mencari gua-gua pinggir pantai karena memberikan perlindungan ekstra dari teriknya Matahari. Uniknya, anjing laut ini ternyata termasuk hewan nokturnal sehingga aktivitas banyak dilakukan pada malam hari, sementara waktu siang hari dimanfaatkan untuk beristirahat.

Soal makanan, anjing laut bulu guadalupe tentu tergolong karnivor sejati. Makanan utama mereka terdiri atas beragam spesies ikan, cumi-cumi, gurita, dan moluska. Mengingat waktu mencari makan yang berlangsung pada malam hari, anjing laut bulu guadalupe tidak menyelam terlalu dalam.

2. Hidup dalam kelompok kecil

kelompok kecil anjing laut bulu guadalupe (inaturalist.org/sulavanderplank)

Kehidupan sosial anjing laut bulu guadalupe bisa dibilang cukup sederhana. Mereka tinggal dalam kelompok atau harem kecil yang biasa diisi seekor jantan, 5—12 betina, dan anak-anak mereka. Dilansir NOAA, anjing laut ini lebih condong sebagai hewan soliter saat sedang pergi ke laut dan ketika kembali ke wilayah kelompok di daratan, waktu mereka lebih banyak dihabiskan untuk beristirahat.

Jantan punya peran untuk mempertahankan wilayah dari jantan lain. Ketika mendeteksi keberadaan jantan lain, si pemilik wilayah akan menghampiri, mengeluarkan suara vokal secara agresif, dan jika tidak dihiraukan maka akan berubah jadi serangan fisik. Interaksi antar anggota kelompok ditandai dengan komunikasi vokal dan bermain bersama dengan cara saling mendorong tubuh.

3. Kemampuan berenang

anjing laut bulu guadalupe beristirahat di tengah laut (inaturalist.org/serpophaga)

Anjing laut guadalupe akan menghabiskan waktu 2—14 hari di tengah laut ketika mencari makan. Durasi melaut itu semakin pendek ketika betina memiliki anak yang harus dirawat. Selain itu, mengingat waktu mencari makan dilakukan pada malam hari, maka kedalaman laut yang bisa dijelajahi anjing laut ini menjadi terbatas.

Dilansir Animalia, kedalaman maksimal yang mampu dijelajahi anjing laut bulu guadalupe sekitar 76 meter saja. Kecepatan berenang mereka sekitar 24 km per jam. Meski itu bukan angka yang cepat, kelincahan dari spesies ini terbilang cukup baik. Hal ini penting bagi keselamatan mereka karena predator yang memburu terbilang berukuran masif, semisal orca dan hiu putih raksasa. Sementara itu, pergerakan anjing laut ini di daratan terbilang sangat baik kalau dibandingkan spesies anjing laut berkat kaki sirip mereka yang lebih panjang.

4. Sistem reproduksi

anjing laut bulu guadalupe dewasa (inaturalist.org/stevestevens)

Musim kawin bagi anjing laut bulu guadalupe berlangsung antara bulan Mei—Agustus. Spesies ini termasuk hewan poligini, dimana jantan akan kawin dengan beberapa betina berbeda di dalam kelompok atau harem. Setelah selesai kawin, betina akan mengandung calon anak selama 9 bulan.

Dilansir Animal Diversity, biasanya betina hanya akan melahirkan seekor anak dalam satu masa reproduksi. Anak tersebut akan diasuh selama 9—11 bulan dan betina punya jadwal yang terbilang unik. Maksudnya, betina akan meninggalkan anak selama 2—14 hari untuk mencari makan dan kembali untuk menyusui sembari menjaga si anak selama 5—6 hari sebelum akhirnya mengulang siklus ini. Kebiasaan betina meninggalkan anaknya membuat tingkat kematian anak anjing laut bulu guadalupe terbilang tinggi.

Butuh waktu 4—6 tahun bagi anjing laut bulu guadalupe untuk mencapai usia kematangan seksual. Waktu yang dibutuhkan betina terbilang lebih cepat ketimbang jantan. Sementara itu, usia maksimal mereka di alam liar diketahui mampu mencapai angka 20 tahun.

5. Status konservasi

Tim konservasi sedang melepaskan anak anjing laut bulu guadalupe ke perairan lepas. (commons.wikimedia.org/LilyTraub)

Dalam catatan IUCN Red List, anjing laut bulu guadalupe masuk dalam kategori hewan dengan risiko rendah. Tren populasi mereka terbilang meningkat dan diperkirakan ada sekitar 34 ribu individu di sepanjang peta persebaran. Kondisi positif dari anjing laut bulu guadalupe ini sebenarnya berkat upaya konservasi yang dilakukan secara besar-besaran. Sebab, dulu spesies anjing laut ini pernah hampir punah karena perburuan.

Pinnipeds melansir kalau dalam rentang tahun 1700—1800-an, anjing laut bulu guadalupe sempat menghilang di banyak tempat. Malahan, pada tahun 1928, spesies ini sempat dinyatakan punah sebelum akhirnya ditemukan lagi pada tahun 1954. Sejak saat itu, upaya konservasi dilakukan secara maksimal dengan mengesahkan aturan soal pelarangan perburuan di Amerika Serikat dan Meksiko, menetapkan wilayah khusus bagi anjing laut bulu guadalupe yang rutin dilakukan patroli, sampai konservasi secara langsung supaya jumlah mereka dapat bertambah.

Beruntungnya, saat ini upaya konservasi itu membuahkan hasil karena populasi anjing laut bulu guadalupe terus mengalami peningkatan. Hanya saja, ancaman baru bagi spesies ini justru datang dari kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia. Belakangan, banyak ditemukan anjing laut bulu guadalupe yang mati terjerat sampah plastik ataupun jaring yang disebar manusia. Kalau sudah begitu, sudah semestinya menjaga lingkungan jadi tanggung jawab bersama. Kurangi penggunaan plastik supaya pencemaran di laut dapat dikurangi, ya. Soalnya, sayang, kan, kalau laut yang cantik itu rusak karena sampah dari manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha