6 Fakta Bangau Perut Putih, Keberadaannya Terancam Punah!

Bangau perut putih menghuni lahan basah hutan tropis dan subtropis di kaki Pegunungan Himalaya bagian timur di area timur laut India dan Myanmar. Mereka juga tersebar di tepi sungai Bhutan dengan ketinggian di bawah 1.700 meter. Animalia menginformasikan bahwa di Bhutan, burung ini menghuni lembah Sungai Sankosh dan anak-anak sungai nya di bawah 1.500 meter. Mereka terlihat berkembang biak di aliran Sungai Sankosh dan Mangdechu.

Sumber yang sama menjelaskan bahwa bangau perut putih bertengger selama enam jam saat siang hari. Biasanya di area petak berpasir, batang kayu, pepohonan dan terkadang di sternum. Sementara itu, saat malam hari, mereka tidur dengan kepala menempal pada dada dan satu kaki berpegangan pada tempat bertengger, kaki lainnya mereka lipat ke area perut. Bangau perut putih biasanya bertengger sendirian atau bersama pasangannya.

Bangau perut putih diketahui suka mencari makan di bagian sungai yang dangkal dengan beberapa saluran selebar 200 meter, itu di sungai yang ada di pulau dan tepi pulau. Dietnya banyak terdiri dari ikan mas schizothorax sepanjang tahun, mereka juga memakan ikan trout coklat atau Salmo trutta saat musim semi. Sedangkan di musim panas, bangau perut putih banyak memangsa ikan garra. Mereka biasa mencari makan selama 5 hingga 58 menit.

Berdasarkan informasi dari Heron Conservation, bangau perut putih tidak bermigrasi. Tapi, kemungkinan besar mereka tersebar setelah berkembang biak, khususnya mereka yang berada di rawa yang lebih rendah selama musim hujan. Sayangnya, tidak ada pengamatan lebih jauh mengenai penyebaran mereka.

Sama seperti informasi lainnya, sistem perkawinannya juga masih belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, bangau perut putih diketahui bersarang di bulan April di Myanmar dan bulan Juli serta Agustus di Pegunungan Himalaya, itu pada puncak musim hujan. Mereka bersarang di pohon-pohon tinggi di antara hutan lebat. Tapi, tidak ada informasi mengenai perilaku sarang atau pertunjukan perkawinannya.

Bahkan, masih ada keraguan mengenai ukuran telur bangau perut putih, lho. Ada perbedaan catatan berdasarkan identifikasi sarang, di Arakan, telurnya berwarna biru kehijauan berukuran sekitar 70,2 x 50,8 mm dan 69,2 x 49,8 mm. Sementara itu, di Sikkim telurnya lebih kecil mencapai 63 x 47,9 mm dan 63,1 x 41,6 mm.

Ancaman bangau perut putih adalah kehilangan habitat, meningkatnya gangguan dan degradasi habitat akibat konversi lahan basah untuk pertanian dan perluasan pemukiman. Ancaman lainnya berupa pemanenan sumber daya lahan basah dan perburuan liar. Sayangnya, bangau perut putih sudah punah di Nepal dan juga Bangladesh.

Sementara itu, di Bhutan proyek pembangkit listrik tenaga air berlokasi di habitat bangau perut putih. Ada juga eksploitasi pada sungai-sungai untuk penambangan kerikil dan pasir. Area bersarangnya terkena dampak negatif dari kebakaran hutan.

Sangat disayangkan bahwa tidak banyak informasi tentang bangau perut putih yang tersedia. Belum lagi, keberadaan mereka diklasifikasikan sebagai Critically Endangered oleh IUCN di tahun 2007. Total populasinya diperkirakan kurang dari 250 bangau dewasa, bahkan menurun sangat drastis.