Manusia mengajari bangau rejan muda cara terbang menggunakan pesawat ultralight (commons.wikimedia.org/Tim Ross)
Perburuan dilakukan manusia berlebihan (illegal) pada akhirnya abad 19 dan awal abad 20 berdampak buruk terhadap populasi bangau rejan. Faktor lain berkontribusi negatif seperti tumpahan minyak, kebakaran hutan, penyakit dan potensi dampak perubahan iklim.
Upaya konservasi awal hanya meningkatkan populasi dari titik terendah yakni hanya 21 burung pada 1941, namun burung ini terus menghadapi berbagai ancaman, dikutip Activewild.
Speises yang tersisa dilindungi oleh pegiat konservasi, pemerintah lokal, federal dan internasional di Amerika melindungi kawanan ternak dan mendorong pengembangbiakan. Upaya ini membuahkan hasil dengan bertambahnya populasinya menjadi 241 ekor pada 2005.
Pemerintah Amerika menyadari bahwa tidak boleh hanya mengandalkan satu kelompok burung. Solusinya, para ahli memperkenalkan bangau rejan di Idaho setelah beberapa tahun populasinya menurun bahkan menghilang.
Langkah berikut unik, tim pemulihan burung bangau rejan internasional memutuskan untuk menggunakan pesawat ultralight untuk mengajari kepada bangau rejan muda cara terbang dari Florida barat ke Wisconsin. Progam ini terbukti sukses, tegas National Wildlife Federation.
Mengutip Animalia bio, pada tahun 2015 menunjukkan bahwa popoulasi burung bangau rejan terdata sebanyak 603 ekor termasuk 161 ekor di penangkaran. Saat ini, bangau rejan tergolong sebagai terancam punah.
Bangau rejan memilki gaya berjalan yang halus dan megah. Kecepatan mereka bergerak ditempuh sebanyak 37-50 mph bahkan dapat mencapai 62 mph, lho. Kegiatan terbang dari burung bangau rejan menunjukkan pemandangan yang indah dipandang.