Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Celurut Dwiwarna, Punya Cara Unik untuk Menghindari Bahaya!

Celurut dwiwarna (commons.m.wikimedia.org/Dodoni)
Celurut dwiwarna (commons.m.wikimedia.org/Dodoni)

Celurut dwiwarna atau bicolored shrew juga dikenal sebagai bicolored white-toothed shrew. Mereka adalah mamalia yang penyebarannya luas. Ukuran tubuhnya hanya kisaran 9,7--13,3 sentimeter dengan berat sekitar 7--13 gram. Hewan ini berada dalam famili Soricidae dan memiliki nama ilmiah Crocidura leucodon. Tubuh bagian atasnya ditutupi bulu lebat yang pendek dan warnanya cokelat tua.

Tapi bagian bawah tubuhnya berwarna putih, seperti ada garis pemisah sehingga tampak kontras. Celurut dwiwarna punya moncong panjang yang warnanya merah muda, giginya putih dan telinganya menonjol. Untik membedakan celurut muda, cukup perhatikan warna tubuhnya yang lebih pucat dibandingkan celurut dewasa. Setelah tahu ciri-cirinya, mari kenalan dengan mereka melalui fakta di bawah ini.

1. Tersebar di Eropa dan Asia

Wilayah penyebaran celurut dwiwarna (commons.m.wikimedia.org/Chermundy)
Wilayah penyebaran celurut dwiwarna (commons.m.wikimedia.org/Chermundy)

Persebaran celurut dwiwarna sangat luas, menjangkau berbagai wilayah Eropa Timur, Tengah dan Selatan. Tapi, kamu tidak bisa menemukannya di bagian barat Prancis, Semenanjung Iberia dan bagian selatan Italia. Di Asia dan sekitarnya, kamu bisa menemukannya di Krimea, Kaukasus, Turkestan dan Iran.

Animalia menginformasikan bahwa di Pegunungan Alpen, celurut dwiwarna bisa ditemukan di ketinggian 1.000 meter. Mereka biasanya menghuni padang rumput, ladang pertanian, kebun, pagar tanaman dan bahkan tempat pembuangan sampah. Saat musim dingin, hewan ini akan berlindung di dalam bangunan dan menghindari tempat lembap.

2. Mereka adalah karnivora noktural

ilustrasi celurut dwiwarna (commons.m.wikimedia.org/Fatio, Victor)
ilustrasi celurut dwiwarna (commons.m.wikimedia.org/Fatio, Victor)

Sebagai hewan yang aktif saat malam hari, celurut dwiwarna hanya mulai keluar saat senja. Saat siang hari, mereka memilih bersembunyi di celah atau liang hewan lainnya. Karena makannya didominasi hewan, mereka memburu seranga, laba-laba dan invertebrata lainnya. Untuk melengkapi dietnya, celurut dwiwarna juga mengonsumsi mamalia kecil, katak dan kadal. Bagian paling pertama yang akan dimakan oleh hewan ini adalah otak dari mangsanya.

3. Membentuk formasi khusus saat merasa terancam

Celurut dwiwarna (commons.m.wikimedia.org/Werner Korschinsky)
Celurut dwiwarna (commons.m.wikimedia.org/Werner Korschinsky)

Ketika hewan merasa terancam, mereka punya cara sendiri untuk melindungi dirinya. Pada celurut dwiwarna, mereka akan membentuk formasi khusus yang unik. Saat bahaya datang, anak-anak celurut akan menggigit bulu di dekat pangkal ekor induk betina. Perilaku itu akan diikuti oleh anak-anak lainnya yang akan saling menggigit ekor untuk membentuk seperti rantai terhubung.

Dari formasi tersebut, betina berlari secepat mungkin ke tempat teraman terdekat dengan anak-anaknya mengikuti dari belakang dalam formasi berbaris. Bahkan jika induk betina diangkat, anak-anaknya tetap mempertahankan gigitannya. Cara yang sangat unik, bukan?

4. Punya banyak cara berkomunikasi

ilustrasi celurut (commons.m.wikimedia.org/Werner Korschinsky)
ilustrasi celurut (commons.m.wikimedia.org/Werner Korschinsky)

Spesies celurut ini juga berkomunikasi melalui suara, tetapi satu-satunya yang tercatat adalah ciutan tajam dan suara seperti nada logam (nadanya tajam, nyaring dan terdengar seperti benturan logam). Celurut dwiwarna juga berkomunikasi melalui aroma, khususnya jantan yang memanfaatkan itu untuk mencari pasangan kawin.

Selain itu, sentuhan juga banyak digunakan oleh induk dan anak-anaknya, antar pasangan kawin serta  pada musuhnya. Komunikasi visual tidak terlalu penting bagi celurut dwiwarna sebab penglihatannya kurang baik, dilansir Animal Diveristy.

5. Sistem perkawinan celurut dwiwarna

Celurut dwiwarna (commons.m.wikimedia.org/Dodoni)
Celurut dwiwarna (commons.m.wikimedia.org/Dodoni)

Betina ternyata bisa melahirkan dua hingga empat kali dalam setahun, lho. Musim kawinnya terjadi pada bulan April hingga September. Betina mengandung selama 31 hari sebelum melahirkan tiga hingga sembilan anak. Sebelumnya, celurut dwiwarna akan membangun sarang dari rumput kering di tempat yang tersembunyi agar aman menyimpan anak-anaknya di sana. Anak-anaknya tumbuh dengan cepat, butuh waktu menyapih selama 26 hari dan dewasa reproduktif pada usia 40 hari.

Perlu diakui bahwa sistem pertahanan diri dari celurut dwiwarna cukup unik, tapi itu masih belum cukup efektif untuk menghindari mangsa yang lebih besar dan gesit. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai least concern oleh IUCN dan tren populasinya tidak diketahui. Menurutmu, mirip dengan hewan apa?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us