ilustrasi Genghis Khan (commons.wikimedia.org/unknown author)
Genghis Khan sering digambarkan sebagai penakluk yang kejam, namun penggambaran ini mengabaikan karakternya yang kompleks. Banyak yang percaya bahwa ia hanya berkembang dengan pertumpahan darah dan kehancuran. Kenyataannya, kepemimpinannya juga mendorong perdagangan dan komunikasi di seluruh wilayah yang luas.
Kesalahpahaman lainnya adalah publik mengira bahwa ia tidak berpendidikan. Sebaliknya, Genghis Khan justru menghargai ilmu pengetahuan dan memperkerjakan para sarjana untuk membantu pemerintahan. Kekaisarannya membangun salah satu sistem pos pertama, yang memfasilitasi arus informasi. Kontroversi seputar warisannya terus berlanjut hingga saat ini.
Beberapa orang menganggapnya sebagai pahlawan nasional di Mongolia, sementara yang lain melihatnya sebagai penjahat yang harus bertanggung jawab atas pembunuhan massal. Dualitas ini mencerminkan bagaimana sejarah bisa ditafsirkan secara berbeda berdasarkan perspektif budaya.
Selain itu, cerita-cerita tentang kebrutalannya sering kali membayangi kemajuan signifikan yang dibuat selama pemerintahannya, seperti reformasi hukum dan mobilitas sosial untuk semua kelas dalam masyarakat Mongol.
Genghis Khan tidak hanya dikenal sebagai penakluk, tetapi juga sebagai seorang visioner yang berhasil menyatukan berbagai suku dan membangun Kekaisaran Mongol yang luas melalui strategi militer yang inovatif dan sistem pemerintahan yang meritokratis. Warisannya sendiri mencerminkan pengaruhnya yang mendalam terhadap sejarah dan budaya dunia.