Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Kaisar Nero, Pemimpin Paling Kejam dalam Sejarah Romawi

Kaisar Nero (commons.wikimedia.org/Helen Cook)

Kaisar Nero dikenal sebagai salah satu pemimpin paling kontroversial dalam sejarah Romawi. Kehidupan dan masa pemerintahannya dipenuhi dengan intrik, kekejaman, dan kemewahan yang membuatnya menjadi sosok yang selalu menarik perhatian.

Dari pembunuhan anggota keluarganya sendiri hingga kebijakan brutal terhadap komunitas Kristen, Nero meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah. Namun, di balik tirani dan gaya hidupnya yang berlebihan, terdapat kisah tentang ambisi, pengkhianatan, dan pemberontakan yang akhirnya menggulingkan kekuasaannya. Berikut adalah kelima faktanya.

1. Lahir dengan nama Lucius Domitius Ahenobarbus

Kaisar Nero (commons.wikimedia.org/Richard Mortel)

Nero terlahir dengan nama Lucius Domitius Ahenobarbus pada 15 Desember 37 Masehi di kota Antium, yang kini dikenal sebagai Anzio, Italia. Ia adalah anak dari pasangan Gnaeus Domitius Ahenobarbus dan Agrippina the Younger, seorang wanita ambisius yang memiliki pengaruh besar di kalangan elit Romawi.

Kehidupannya berubah drastis ketika ayah tirinya, Kaisar Claudius, mengadopsinya setelah menikahi Agrippina. Adopsi ini tidak hanya mengubah namanya menjadi Nero Claudius Caesar Drusus Germanicus tetapi juga menempatkannya sebagai pewaris takhta. Agrippina berperan besar dalam mengatur adopsi ini, memastikan bahwa Nero memiliki jalan mulus menuju kekuasaan.

2. Masa pemerintahannya ditandai dengan kekejaman yang ekstrem

Kaisar Nero (commons.wikimedia.org/Wellcome Images)

Kekuasaan Nero dikenal karena tindakannya yang brutal dan tidak manusiawi, mulai dari pembunuhan anggota keluarganya sendiri hingga penganiayaan terhadap komunitas Kristen. Salah satu tindakan paling mencengangkan adalah pembunuhan ibunya, Agrippina, yang sebelumnya sangat berpengaruh dalam hidupnya.

Setelah Kebakaran Besar Roma pada tahun 64 M, Nero semakin dicap sebagai tiran. Banyak yang percaya ia sengaja membakar kota untuk membuka jalan bagi pembangunan istana megahnya, Domus Aurea. Untuk mengalihkan tuduhan, Nero menyalahkan komunitas Kristen dan memulai serangkaian penganiayaan brutal.

3. Dikenal dengan gaya hidupnya yang mewah

Kaisar Nero (commons.wikimedia.org/Carole Raddato)

Kehidupan Nero ditandai dengan gaya hidup mewah dan pengeluaran yang banyak. Ia membangun Domus Aurea, sebuah kompleks istana yang meliputi hampir 200 hektar di tengah Roma, dihiasi emas, permata, dan desain yang rumit. Istana ini memiliki ruang makan berputar yang dirancang untuk meniru gerakan benda-benda langit

Setelah Kebakaran Besar, pembangunan Domus Aurea menjadi simbol keegoisan Nero, yang menggunakan tragedi tersebut untuk keuntungan pribadinya. Selain itu, jamuan makanannya yang mewah sering memamerkan kekayaannya, dengan menu eksotis dan hiburan yang memukau tamu-tamunya.

4. Bertanggung jawab atas kematian kedua istrinya

Kaisar Nero (commons.wikimedia.org/MrArifnajafov)

Kematian Claudia Octavia, istri pertama Nero, terjadi setelah ia mengasingkannya dengan tuduhan palsu. Dalam pergolakan politik, Nero memerintahkan eksekusi Octavia untuk menghilangkan ancaman terhadap kekuasaannya. Kasus ini mencerminkan manipulasi politik dan ambisi Nero yang tanpa batas.

Poppaea Sabina, istri keduanya, meninggal dalam kondisi yang penuh misteri. Diduga, ia meninggal akibat pukulan Nero selama pertengkaran saat ia hamil, meskipun beberapa sejarawan menganggap komplikasi persalinan sebagai penyebabnya. Terlepas dari sebab kematiannya, kisah ini menggambarkan sifat Nero yang impulsif dan brutal.

5. Mengalami pemberontakan, dan bunuh diri

Kaisar Nero (commons.wikimedia.org/Pierre Tribhou)

Pemerintahan Nero diwarnai oleh pemberontakan yang terus meningkat, yang mencapai puncaknya pada tahun 68 Masehi. Gaius Julius Vindex, gubernur Galia, memimpin perlawanan yang menyoroti ketidakpuasan luas terhadap Nero. Meskipun Vindex dikalahkan, pemberontakan ini membuka jalan bagi penggulingan Nero.

Saat dukungan dari Senat dan rakyat memudar, Nero akhirnya melarikan diri dari Roma. Dalam keputusasaan, ia bunuh diri dengan bantuan sekretarisnya pada 9 Juni 68 M, mengakhiri dinasti Julio-Claudian. Dengan kata-kata terakhirnya, “What an artist dies in me!” Nero meninggalkan warisan penuh drama dan tragedi dalam sejarah Romawi.

Kaisar Nero adalah sosok penuh kontradiksi yang dikenang karena kekejaman dan ambisi pribadinya. Masa pemerintahannya mencerminkan sisi gelap kekuasaan absolut, di mana intrik, pengkhianatan, dan kemewahan sering kali mengorbankan banyak nyawa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zaffy Febryan
EditorZaffy Febryan
Follow Us