5 Fakta Gurita Kaca, Penghuni Laut dengan Tubuh Transparan

Keluarga gurita (ordo Octopoda) dikenal sebagai salah satu hewan laut yang punya kecerdasan di atas rata-rata. Keluarga hewan ini hadir dalam berbagai ukuran. Biasanya, mereka memiliki pola warna yang relatif cerah. Akan tetapi, bagaimana kalau ada keluarga gurita yang justru hampir tak memiliki warna alias transparan? Keistimewaan inilah yang dimiliki oleh gurita kaca (Vitreledonella richardi).
Selain transparan, tubuh dari gurita ini juga mirip seperti agar-agar. Panjang tubuh tanpa tentakel gurita kaca sekitar 11 cm. Jika ditotal bersama dengan tentakelnya, ukuran gurita ini mampu mencapai 45 cm. Hebatnya, mereka termasuk gurita dengan peta persebaran yang sangat luas. Gurita kaca bisa ditemukan di seluruh perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Bukan hanya itu, gurita kaca menyimpan sejumlah fakta menarik yang sayang untuk dilewati. Makin penasaran untuk mengenal si cantik yang satu ini, kan? Yuk, simak kumpulan fakta gurita kaca berikut ini!
1. Hidup di laut yang cenderung dalam

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, gurita kaca hidup di perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Akan tetapi, mereka tidak hidup di daerah pesisir pantai ataupun daerah terumbu karang seperti kebanyakan gurita seukurannya. Gurita kaca justru lebih nyaman hidup di lautan dalam yang cenderung gelap.
Menurut Animalia, ketika masih kecil hingga remaja, umumnya gurita kaca berada di kedalaman sekitar 310—440 meter di bawah permukaan laut. Akan tetapi, ketika beranjak dewasa, biasanya mereka sedikit naik ke kedalaman 110—300 meter di bawah permukaan laut. Hebatnya, diketahui kalau gurita kaca bisa bertahan hidup di dasar laut dengan kedalaman hingga 1.000 meter, lho.
2. Ada beberapa bagian tubuhnya yang tidak transparan

Mulai dari kulit hingga tentakel dari gurita kaca memang tampak transparan. Akan tetapi, bukan berarti seluruh tubuhnya benar-benar tak dapat kita lihat dengan mata telanjang. Ada beberapa bagian tubuh dari gurita ini yang tidak transparan dan justru tampak seperti bercahaya.
American Oceans melansir bahwa bagian mata, saraf optik, dan saluran pencernaan dari gurita kaca masih bisa diamati dengan mata telanjang. Ketika difoto dengan cahaya, ketiga bagian tubuh itu akan tampak bercahaya sehingga membuat kesan yang sangat cantik. Tentunya, dengan tubuh transparannya ini, gurita kaca tidak memerlukan kemampuan mengubah warna seperti yang dimiliki jenis gurita lain. Bahkan, predator yang ada di sekitarnya pun kesulitan untuk mendeteksi si gurita kaca ini, lho.
3. Predator sekaligus mangsa

Gurita kaca memegang peran penting di ekosistemnya. Mereka merupakan hewan yang berkontribusi secara langsung untuk menjaga populasi hewan-hewan kecil sekaligus berperan sebagai buruan untuk predator lain. Menurut Ocean Info, gurita kaca dapat mengonsumsi ikan-ikan kecil, berbagai jenis krustasea, sampai hewan-hewan invertebrata yang ada di sekitarnya.
Uniknya, dalam berburu, gurita kaca dapat menggunakan berbagai objek di sekitarnya untuk menangkap mangsanya, semisal batu atau cangkang hewan. Sementara, sebagai hewan mangsa, beberapa hewan-hewan raksasa menargetkan gurita kaca sebagai makanan utamanya. Ada paus, ikan naga, anglerfish, hiu laut dalam, kepiting laut dalam, sampai udang laut dalam yang mampu mengonsumsi gurita ini.
4. Semakin tua usia gurita kaca, paruhnya justru semakin tidak terpakai

Untuk makan, keluarga gurita umumnya memiliki paruh yang juga berfungsi untuk mengoyak mangsanya. Gurita kaca pun memiliki organ ini dengan fungsi yang serupa. Hanya saja, kekuatan dari paruh ini tidak seperti paruh atau gigi hewan pada umumnya yang semakin tua akan semakin kuat.
Menurut Animalia, paruh gurita kaca justru akan lepas seiring dengan tumbuh dewasanya hewan ini. Padahal, ketika gurita kaca masih kecil sampai remaja, paruh itu sangat kuat sampai bisa merobek daging dan kulit hewan yang jadi mangsanya. Hal tersebut terjadi lantaran gurita kaca dewasa justru berkembang untuk memakan hewan-hewan dengan tubuh lunak. Oleh karena itu, kehadiran paruh kuat yang bisa merobek apa saja jadi tidak terlalu penting lagi bagi gurita kaca dewasa.
5. Sistem reproduksi yang berbeda dari jenis gurita lain

Ketika akan melakukan proses pembuahan, umumnya keluarga gurita jantan dapat melepaskan sebuah organ yang bernama hectocotylus. Gurita kaca memang memiliki hectocotylus, tetapi mereka diketahui tidak bisa melepaskan organ tersebut untuk si betina. Dilansir American Oceans, hectocotylus dari gurita kaca jantan lebih berfungsi sebagai "tangan" tambahan yang akan mengeluarkan sperma ke dalam mantel betina.
Uniknya, sperma yang dilepaskan gurita kaca jantan itu bisa bertahan selama 6 bulan di dalam mantel betina. Selama masa itu, betina bisa memilih kapan saja ia akan mengeluarkan telurnya yang bisa berjumlah ratusan butir. Telur-telur yang sudah dibuahi akan disimpan di dalam tubuh betina sampai telur itu menetas. Sayangnya, ketika telur itu menetas dan keluar dari tubuhnya, gurita kaca betina akan langsung mati.
Sama seperti kebanyakan hewan laut dalam lainnya, kita belum banyak mengetahui soal fakta lain dari gurita kaca. Bahkan, mereka termasuk dalam hewan yang sangat minim dipelajari dan jumlahnya di alam liar tidak diketahui hingga saat ini. Kehadiran gurita kaca di laut dalam seolah jadi pengingat bagi kita kalau di kedalaman laut sana masih ada begitu banyak makhluk laut yang belum kita ketahui fakta maupun keberadaannya.