5 Fakta Gurita Kerdil Pengisap Bintang, Gurita Terkecil di Dunia

- Gurita kerdil pengisap bintang adalah spesies gurita terkecil di dunia.
- Ukuran tubuhnya sekitar 1,2—1,5 cm dengan berat kurang dari 1 gram.
- Gurita ini tersebar luas di Samudra Hindia dan Pasifik.
Di dunia ini, ada sekitar 300 spesies gurita (famili Octopodidae) berbeda. Mereka hadir dengan berbagai ciri khas dan ukuran. Bahkan, sifat dan perilaku antarspesies gurita pun dapat berbeda sekalipun mereka tinggal di daerah yang berdekatan. Ada satu spesies gurita yang pastinya dapat menarik perhatian siapa pun yang melihat bernama gurita kerdil pengisap bintang (Octopus wolfi).
Gurita ini pertama kali teridentifikasi oleh ahli hewan asal Jerman bernama Gerhard Wülker pada 1913. Tubuh gurita kerdil pengisap bintang berwarna jingga atau cokelat dengan sejumlah bintik berwarna pucat di sekujur tubuh. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan berkenalan mereka. Disebut-sebut kalau gurita ini jadi spesies terkecil di dunia, lho! Penasaran berapa ukuran si imut ini? Kalau ya, simak kumpulan fakta gurita kerdil pengisap bintang berikut ini. Simak sampai akhir agar pengetahuanmu tentang dunia bawah laut semakin dalam!
1. Gurita terkecil di dunia!

Ya, seperti yang banyak ditulis sebelum bagian ini, gurita kerdil pengisap bintang memang jadi spesies gurita terkecil di dunia. Dilansir Dimensions, ukuran mantel tubuh gurita imut ini sekitar 1,2—1,5 cm dan panjang tentakel 2—2,5 cm kalau ditotal. Sementara, untuk bobot, gurita kerdil pengisap bintang hanya mencatatkan angka kurang dari 1 gram.
Jika ukuran gurita dewasa saja sudah seperti itu, lantas bagaimana dengan anak-anak mereka? Jelas ukuran anak gurita kerdil pengisap bintang berukuran sangat kecil. Saking kecilnya, makanan anak gurita ini hanya berupa nanoplankton, salah satu spesies plankton paling kecil di dunia yang berukuran sekitar 2–20 µm (mikrometer). Jadi, terbayang, kan, betapa kecilnya anak dari gurita kerdil pengisap bintang?
2. Peta persebaran dan habitat alami

Berbanding terbalik dengan ukuran, peta persebaran gurita kerdil pengisap bintang justru sangat luas. Gurita ini tersebar hampir di seluruh kawasan Indo-Pasifik. Secara spesifik, mereka tinggal di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat, mulai dari kawasan Laut Merah, pulau-pulau di Samudra Hindia, Indonesia, Jepang, Filipina, pulau-pulau di Oseania, dan berakhir di Tahiti.
Meski terlihat seperti spesies gurita penghuni laut dalam, mereka sebenarnya tidak hidup di lautan lepas. Citrus Reef melansir kalau gurita kerdil pengisap bintang tak pernah tinggal jauh dari kawasan pesisir pantai. Mereka cenderung berada di perairan dangkal dengan kedalaman 0—30 meter saja. Karang laut, kawasan berpasir, dan kawasan padat vegetasi laut jadi rumah favorit bagi si imut yang satu ini.
3. Makanan favorit

Di balik ukuran mereka yang kecil, ternyata gurita kerdil pengisap bintang termasuk hewan karnivor. Makanan utama bagi gurita dewasa berupa krustasea dan moluska yang berukuran lebih kecil dari mereka. Untuk mencari makan, hewan laut ini memanfaatkan organ khusus yang ada di ujung tentakel.
Two Oceans Aquarium melansir kalau organ khusus tersebut bernama papillate fringes atau jumbai papila. Organ papila itu memungkinkan gurita kerdil pengisap bintang untuk merasakan apa pun yang tersentuh organ tersebut. "Merasakan" di sini bukan berarti indra peraba ketika menyentuh sesuatu, melainkan indra perasa ketika hendak makan. Ya, fungsi dari papillate fringes dari gurita kerdil pengisap bintang utamanya untuk mengisap dan mengonsumsi hewan bercangkang keras yang jadi makanan mereka.
4. Sistem reproduksi

Tak banyak hal yang kita ketahui tentang sistem reproduksi dari gurita kerdil ini. Akan tetapi, sebelum mulai kawin, jantan akan mencoba memikat betina dengan menampilkan gerakan maupun perubahan warna yang mencolok supaya betina tertarik. Mirisnya, gurita kerdil pengisap bintang termasuk hewan semelparous atau golongan hewan yang akan mati setelah melakukan satu kali siklus reproduksi.
Dilansir Sea Life Base, betina akan mati lebih dulu setelah bertelur dan menjaga telur-telur mereka dalam waktu singkat. Sementara, jantan masih memiliki sedikit energi untuk kawin dengan beberapa betina lain sebelum akhirnya akan ikut mati. Tidak diketahui soal jumlah telur yang dapat dihasilkan betina. Namun, kalau berkaca pada spesies gurita lain, jumlahnya dapat menyentuh angka ribuan.
Satu hal menyedihkan lain dari gurita kerdil pengisap bintang ialah rata-rata usia mereka yang terbilang pendek. Rata-rata gurita kerdil pengisap bintang hanya hidup selama 6 bulan. Memang, ada beberapa individu yang bisa hidup lebih lama dari itu. Namun, batas usia mereka tak lebih dari 1,5 tahun saja.
5. Status konservasi

Menurut IUCN Red List, saat ini gurita kerdil pengisap bintang masih tergolong hewan dengan risiko rendah (Least Concern). Namun, populasi mereka di alam sejauh ini belum bisa dicatat secara pasti. Sebab, sekalipun persebaran gurita ini relatif dekat dengan kawasan pesisir, cukup sulit untuk mengidentifikasi keberadaan mereka.
Atas dasar itu pula, sangat sulit untuk menjawab apakah ada masalah spesifik yang sedang spesies gurita ini hadapi. IUCN Red List melansir kalau dari pengamatan yang dilakukan sejauh ini, tidak ada masalah yang berpotensi mengganggu stabilitas populasi dari gurita kerdil pengisap bintang di alam liar. Karena itu, tidak ada perlindungan khusus terhadap spesies ini. Namun, kita sebenarnya masih perlu meneliti gurita imut ini untuk menerima data-data baru yang mungkin terlewatkan.
Kecil dan misterius rasanya jadi dua kata yang pantas disematkan pada gurita kerdil pengisap bintang ini. Buktinya, masih banyak hal yang belum kita ketahui dari gurita ini sekalipun tempat tinggal mereka relatif dekat dengan kita. Kalau dari penampilan luar, mereka memang tampak kecil dan imut. Lantas, apakah menurutmu gurita yang satu ini termasuk imut? Apa justru mereka malah terlihat seram dan mengintimidasi? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar, ya!