Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret ikan kotak kuning di sekitar terumbu karang (commons.wikimedia.org/Rob)
potret ikan kotak kuning di sekitar terumbu karang (commons.wikimedia.org/Rob)

Intinya sih...

  • Ikan kotak kuning adalah spesies ikan unik dengan bentuk dan warna khas yang hidup di terumbu karang.
  • Meski imut, ikan ini berbahaya karena dapat melepaskan racun berbahaya jika merasa terancam.
  • Warna kuning khasnya hanya ditemukan pada ikan muda, sedangkan ikan dewasa memiliki warna biru keabu-abuan.

Kalau sedang menyelam di sekitar terumbu karang, ada kemungkinan kita bisa bertemu dengan sosok kubus atau kotak berwarna kuning yang sedang mengambang di antara karang. Namun, objek berbentuk kotak itu bukan benda mati ataupun sampah yang terbawa hingga terumbu karang, melainkan spesies ikan. Ya, ikan berbentuk aneh itu bernama ikan kotak kuning (Ostracion cubicum).

Nama mereka tentunya berasal dari bentuk dan warna kuning beserta totol-totol hitam di sekujur tubuh. Meski terlihat kecil, sebenarnya ukuran ikan kotak kuning bisa mencapai 41—45 cm. Bentuk karapas ikan ini berbentuk kotak dan sangat kokoh, yang sebenarnya menghambat pergerakan mereka. Akan tetapi, ikan kotak kuning telah beradaptasi sehingga membuat gerakan khusus bagi mereka yang disebut dengan ostraciiform locomotion.

Selain fakta tersebut, spesies ikan yang mirip seperti ikan buntal ini juga menyimpan beberapa fakta menarik lain yang bisa membuat kita tertekun kagum. Sebagai contoh, ikan kotak kuning jadi salah satu spesies ikan yang paling ditakuti oleh ikan-ikan lain di sekitar mereka. Kira-kira apa alasannya, ya? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Walau terlihat imut, sebenarnya ikan kotak kuning termasuk ikan predator di habitat mereka. (commons.wikimedia.org/Norbert Potensky)

Ikan kotak kuning hidup di kawasan perairan tropis dan subtropis sehingga mereka tersebar sangat luas. Ikan unik yang satu ini bisa ditemukan mulai dari Samudra Pasifik, Atlantik, hingga Hindia. Bahkan, mereka juga diketahui berada di Laut Mediterania yang diperkirakan masuk melalui Terusan Suez. Seperti yang sudah disebutkan di atas, habitat utama ikan kotak kuning berada di terumbu karang dengan kedalaman 1—40 meter di bawah permukaan laut. 

Ikan yang satu ini termasuk hewan soliter sehingga mereka hanya akan beraktivitas sendiri dalam rentang wilayah tertentu. Meski terlihat imut, nyatanya ikan yang satu ini masuk dalam kelompok ikan karnivor. Dilansir Australian Museum, ikan kotak kuning bisa mengonsumsi berbagai jenis moluska, krustasea kecil, ikan-ikan kecil, cacing laut, hingga alga.

2. Bisa menghasilkan racun yang berbahaya

Saat merasa terancam, ikan kotak kuning dapat melepaskan racun yang sangat berbahaya bagi ikan lain. (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Di habitat alami mereka, ikan kotak kuning bisa dibilang "jagoan" di antara ikan-ikan penghuni karang laut. Kendati ukuran mereka kecil, tak banyak ikan yang mau mengusik ikan ini karena bisa menyebabkan kematian. Adapun, alasan mengapa ikan yang satu ini berbahaya bagi ikan-ikan lain di sekitar ialah keberadaan racun pada tubuh mereka.

Free the Ocean melansir kalau ikan kotak kuning dapat melepaskan racun berjenis ostracitoxin atau pahutoxin ke air sekitar mereka saat merasa terancam. Racun jenis ini sangat berbahaya bagi kebanyakan jenis ikan karang sehingga bisa menyebabkan mereka mati secara cepat jika berada dalam jangkauan racun yang dilepaskan ikan kotak kuning. Parahnya lagi, racun yang dikeluarkan ikan ini ternyata juga berbahaya bagi ikan kotak kuning lain dan diri sendiri. Karena itu, keberadaan racun di tubuh mereka jadi salah satu alasan mengapa mereka hidup secara soliter.

Kalaupun ada predator yang nekat menyerang ikan kotak kuning, mereka memiliki mekanisme pertahanan lain. Ingat dengan tubuh mereka yang berbentuk kotak? Nah, struktur tulang di sekujur tubuh ikan ini sangat keras sehingga sangat sulit bagi ikan predator untuk menggigit mereka. Seandainya si predator bisa menggigit pun, risiko terkena racun dari tubuh ikan kotak kuning pasti menghantui mereka.

3. Tidak selamanya berwarna kuning

Semakin dewasa usia ikan kotak kuning, warna mereka akan semakin polos atau gelap. (commons.wikimedia.org/Philippe Bourjon)

Meski nama mereka identik dengan warna kuning, nyatanya warna khas ikan kotak kuning tak melekat pada tubuh mereka selamanya. Hal ini bukan disebabkan perbedaan pola warna pada ikan yang ditemukan di daerah lain, tetapi lebih pada faktor biologis. Dilansir Maidenhead Aquatics, warna kuning dari ikan kotak kuning ternyata hanya dapat ditemukan pada ikan yang masih muda.

Seiring bertambahnya usia mereka, ikan kotak kuning akan kehilangan warna kuning khas mereka dan digantikan menjadi warna biru keabu-abuan. Selain itu, corak totol di sekujur tubuh ikan ini juga akan turut memudar hingga menghilang sepenuhnya. Karena itu, jika bertemu dengan ikan kotak kuning yang masih menonjolkan warna kuning cerah, spesimen yang kita lihat itu adalah ikan kotak kuning yang masih muda.

4. Sistem reproduksi

potret ikan kotak kuning kecil (commons.wikimedia.org/Rickard Zerpe)

Tak banyak informasi detail tentang sistem reproduksi ikan kotak kuning, termasuk apakah ikan ini memiliki ritual perkawinan atau tidak. Yang jelas, musim kawin bagi ikan ini berlangsung saat musim semi tiba di wilayah perairan yang ditinggali mereka. Dilansir Animalia, ikan ini termasuk hewan poligini karena seekor jantan bisa kawin dengan 2—4 ekor betina berbeda.

Ikan kotak kuning betina tidak menyiapkan sarang khusus atau menempelkan telur mereka pada objek tertentu. Telur-telur yang sudah dibuahi akan dibiarkan terbawa arus laut sampai mereka menetas dan menjadi larva. Menariknya, larva ikan kotak kuning lebih suka menghabiskan waktu mereka di kawasan subtropis dan baru akan kembali ke wilayah laut tropis saat mereka sudah tumbuh sepenuhnya.

5. Bisa dipelihara di akuarium, tetapi sangat menantang

potret ikan kotak kuning yang dipelihara di akuarium (commons.wikimedia.org/Hatem Moushir)

Berkat penampilan yang menarik, ikan kotak kuning cukup menarik minat para pehobi. Biarpun demikian, para pehobi perlu mengingat kalau kehadiran ikan yang satu ini juga bisa membahayakan ikan lain yang ada di akuarium. Mereka mudah merasa terancam atau stres sehingga membuat ikan ini rentan melepaskan racun berbahaya ke akuarium yang bisa berujung pada kematian ikan-ikan di dalamnya. Karena itu, ikan ini sebenarnya tidak cocok untuk dipelihara di akuarium dan tidak sembarang orang bisa memelihara ikan kotak kuning, apalagi pemula.

Namun, tetap saja ada banyak peminat yang mau memelihara ikan kotak kuning. Maidenhead Aquatics melansir kalau orang-orang yang memang minat dan berpengalaman dalam memelihara ikan laut perlu memperhatikan sejumlah poin untuk memelihara ikan kotak kuning. Akuarium yang jadi media pemeliharaan harus besar dan luas supaya ikan yang satu ini bisa berenang dengan bebas. Selain itu, ikan kotak kuning punya kecenderungan untuk melompat dari akuarium sehingga penting untuk memasang penutup bagian atas dengan baik.

Ditambah lagi, calon pemilik perlu memperhatikan spesies ikan lain yang akan jadi teman ikan kotak kuning di akuarium. Pastikan ikan-ikan lain di akuarium merupakan spesies ikan yang tenang dan tak akan mengusik ikan kotak kuning supaya mereka tidak memaksa si kuning ini untuk melepaskan racun dari tubuh. Pencahayaan akuarium juga sangat penting untuk diatur. Adapun, intensitas cahaya yang berubah secara cepat dapat menyebabkan ikan ini stres. 

Oh, ya, ada satu fakta menarik lain dari ikan kotak kuning. Salah satu merek mobil terkemuka dunia, yakni Mercedes, pernah membuat mobil yang terinspirasi dari ikan yang satu ini. Nama mobil tersebut adalah Mercedes-Benz Bionic yang dibuat pada 2006. Bentuk mobil tersebut terlihat mengotak karena memang terinspirasi dari bentuk ikan kotak kuning yang dapat mempertahankan aerodinamis, stabilitas, dan kelincahan saat bermanuver.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎