Bumi memiliki begitu banyak sumber kekayaan alam yang bisa digunakan untuk kepentingan manusia, salah satunya minyak bumi. Minyak bumi adalah kandungan alami yang sudah terbentuk sejak zaman purba dan butuh teknik khusus untuk mengolahnya. Seberapa penting minyak bumi bagi kehidupan? Bagaimana cara mengolahnya?
Nah, jika penasaran dengan pembahasan kali ini, kamu bisa langsung baca artikel berikut. Disimak, ya!
Membicarakan minyak bumi tentu saja tak bisa dilepaskan dari keberadaan fosil hewan dan tumbuhan purba. Yup, minyak bumi sendiri merupakan zat kimiawi yang dihasilkan melalui dekomposisi dari berbagai macam fosil tanaman dan hewan sejak zaman purba. Smithsonian menjelaskan bahwa proses ini memakan waktu yang sangat lama karena butuh kedalaman dan tekanan tertentu di dalam Bumi.
Itu sebabnya, minyak bumi juga disebut sebagai petroleum atau bahan bakar fosil. Nah, sebetulnya, bahan bakar fosil tidak hanya sebatas minyak bumi saja. Beberapa zat kimiawi alam yang termasuk di dalamnya adalah batu bara dan gas alam. Semua kekayaan alam tersebut sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia saat ini.
Dilansir Offshore Technology, keberadaan industri minyak bumi sudah ada sejak abad ke-4 di China. Kala itu, pengeboran minyak bumi dan gas alam sudah mulai dikenalkan dan dijadikan komoditas utama perdagangan. Well, nyatanya, mengolah dan membentuk minyak bumi untuk dijadikan bahan bakar yang mudah digunakan itu butuh teknik khusus.
Secara singkat, beberapa proses yang wajib dilakukan dalam pengolahan minyak bumi adalah distilasi, cracking, reforming, polimerasi, pemurnian, dan blending atau peningkatan kualitas. Enam teknik dan proses tersebut harus dilakukan secara teliti dan sesuai dengan langkah-langkah yang benar agar dihasilkan minyak siap pakai dengan kualitas tinggi.
Negara-negara di seluruh dunia saling berlomba untuk mencari dan mengolah minyak bumi untuk dijadikan komoditas utama. Faktanya, minyak bumi masih menjadi salah satu sumber energi atau bahan bakar yang menopang kehidupan manusia modern. Transportasi, industri, konstruksi, perlengkapan rumah tangga, pembangkit listrik, dan produksi bahan serat merupakan sektor yang bergantung pada minyak bumi.
Itu sebabnya, ada begitu banyak negara yang melakukan eksplorasi ke seluruh dunia hanya untuk menemukan sumber minyak bumi yang baru. Lalu, biasanya setelah itu akan dibangun anjungan lepas pantai sebagai fasilitas pengeboran minyak. Bahkan, tak jarang kekayaan alam yang satu ini bisa menimbulkan perselisihan antarnegara yang berujung perang.
Menurut US Energy Information Administration, negara dengan produksi dan konsumsi minyak bumi terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, Arab Saudi, Rusia, Kanada, China, Brasil, dan Kuwait. Amerika menjadi negara teratas dengan produksi minyak bumi sebanyak 18,61 juta barel per hari dan mereka menguasai sekitar 20 persen produksi migas di seluruh dunia.
Sementara itu, beberapa perusahaan minyak bumi terbesar di dunia adalah Saudi Aramco, Chevron, PetroChina, Shell, ExxonMobil, ConocoPhillips, Gazprom, dan Total Energies. Tentunya perusahaan-perusahaan besar tersebut akan membayar semua karyawannya dengan sangat layak dan di atas rata-rata perusahaan lainnya. So, apa kamu tertarik bekerja di sektor migas?
Laman Worldometer melansir kabar bahwa minyak bumi di dunia mungkin akan habis sekitar 47 tahun lagi. Hal ini tak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa cadangan minyak dunia bisa disetarakan dengan 46,6 kali tingkat konsumsi tahunannya. Nah, kalau seluruh negara di dunia masih mengonsumsi minyak bumi pada jumlah yang sama, minyak dunia akan habis tak tersisa dalam empat dekade mendatang.
Pada 2016, jumlah cadangan minyak dunia ada di angka 1,65 triliun barel. Sementara itu, pada 2022 ini, cadangan tersebut turun drastis di angka 1,4 triliun barel. Ini mengindikasikan bahwa konsumsi minyak bumi makin meningkat tiap tahunnya. Jadi, tak mengherankan jika negara-negara maju sudah meneliti tentang sumber daya lain yang ramah lingkungan dan bersifat terbarukan.
Nah, beberapa fakta tentang minyak bumi di atas telah memberikan kalian gambaran bahwa keberadaannya memang diperlukan bagi manusia. Namun, sudah selayaknya kita menemukan cara untuk tidak bergantung pada minyak dunia yang jumlahnya makin menipis.