5 Fakta Kobra Arab, Ular Paling Mematikan di Jazirah Arab

- Ular kobra arab hidup di habitat panas dan kering di Jazirah Arab
- Warna tubuhnya keemasan, memiliki bisa beracun, dan memangsa mamalia kecil dan burung
- Status konservasinya tidak dikhawatirkan, tetapi upaya konservasi tetap penting untuk menjaga ekosistem
Sebagaimana diketahui oleh para ahli, hanya ada sedikit spesies yang mampu bertahan hidup dan beradaptasi di habitat yang beriklim panas dan kering. Begitu pun dengan salah satu jenis ular kobra ini. Sebagai reptil yang mendiami salah satu ekosistem terpanas di Bumi, ular kobra arab dikenal sebagai hewan paling berbisa dan satu-satunya kobra sejati di Jazirah Arab.
Mereka sangat jarang terlihat oleh manusia dan sulit ditemukan di alam liar. Terlebih lagi, dengan bisanya yang beracun, ular kobra arab dikenal sangat berbahaya dan mampu membunuh manusia. Ular kobra arab memiliki nama ilmiah Naja arabica dan tergolong dalam famili Elapidae dengan ordo Squamata.
Selain itu, ular kobra arab digolongkan sebagai subspesies ular kobra mesir yang tersebar di Afrika Utara. Hingga pada 2009, salah seorang ahli mengusulkan bahwa ular kobra arab seharusnya dianggap sebagai spesies tersendiri. Namun terlepas dari itu, mari kita telusuri beberapa fakta menarik tentang ular dengan bisa paling mematikan ini.
1. Sebagai ular asli Jazirah Arab, yang merupakan salah satu wilayah terpanas di Bumi

Sebagaimana telah diulas, ular ini merupakan satu-satunya kobra sejati yang tersebar di Jazirah Arab, dengan negara-negara yang terdiri dari Arab Saudi, Yaman, dan Oman. Biasanya ular kobra arab dapat ditemukan di padang pasir, perbukitan, dan dataran, dengan cakupan kawasan bagian barat dan selatan. Mereka telah beradaptasi dengan baik untuk tumbuh subur dalam kondisi iklim panas dan kering, yang sangat cocok bagi mereka untuk tinggal di lingkungan keras tersebut.
Kendati demikian, Reptile Craze mengulas bahwa meskipun hidup di salah satu ekosistem terpanas di planet ini, ular kobra arab sering kali berada di dekat sumber air dan mencari makan di siang hari, sehingga menjadi pemandangan langka bagi manusia. Selain tidak mudah untuk ditemukan, sebagian besar dari mereka juga hidup menyendiri.
2. Warna tubuh, tudung, dan bentuk kepala

Dilansir AZ Animals, ular kobra arab mudah dikenali dari warna tubuhnya yang keemasan, kuning, atau cokelat muda. Warna ini membantu mereka untuk menyatu dengan lingkungan habitatnya. Uniknya, mereka memiliki tudung yang terbentuk dari tulang rusuk, yang terletak di sepanjang leher.
Kepala mereka juga berbentuk segitiga dengan mata bulat berwarna gelap, di mana fitur tersebut menambah penampilannya yang mengancam namun megah. Terlebih lagi, ular kobra arab memiliki tubuh yang panjang, yang dapat mencapai 250 cm—terutama saat dewasa.
3. Racunnya mengandung campuran neurotoksin dan sitotoksin

Seperti yang dimiliki kerabatnya, yaitu ular kobra mesir, kobra arab juga memiliki bisa yang sangat beracun dan mematikan. Dilansir Times Entertainment, bisa ular kobra arab sangat kuat dan mengandung campuran neurotoksin yang menyerang sistem saraf dan sitotoksin yang merusak sel-sel tubuh. Dengan kata lain, neurotoksin menyebabkan kerusakan saraf, sedangkan sitotoksin merusak jaringan.
Efek gigitannya sangat serius. Sebagaimana Reptile Craze mengulas bahwa gejala gigitannya meliputi nyeri, pembengkakan, sakit kepala, mual, pusing, dan pada kasus yang parah, kelumpuhan dan nekrosis. Karena itu, pertolongan medis yang cepat dan pemberian antiracun sangat penting untuk mencegah kematian.
AZ Animals menjelaskan, antiracun biasanya berhasil menghentikan kondisi korban agar tidak semakin memburuk jika diberikan tepat waktu. Hanya saja, tidak diketahui seberapa banyak racun yang disuntikkan ke dalam tubuh sekaligus.
4. Mendeteksi keberadaan mangsa melalui molekul aroma dari udara

Sebagai karnivora, ular kobra arab biasanya memangsa mamalia kecil dan burung. Uniknya, mereka memiliki lidah dan langit-langit mulut yang sangat sensitif. Cara kerjanya adalah mereka menjulurkan lidahnya untuk mengumpulkan molekul aroma atau bau dari udara.
Molekul-molekul yang terkumpul ini kemudian dianalisis oleh organ khusus di langit-langit mulutnya, yang membantunya mendeteksi keberadaan mangsa sekaligus merasakan kondisi lingkungannya.
Meski demikian, perilaku berburu ular kobra arab belum terdokumentasikan secara detail. Namun tampaknya, ular ini merupakan pemburu aktif yang menemukan mangsa dengan indra penciuman dan penglihatan yang tajam. Seperti spesies ular kobra lainnya, racunnya yang kuat digunakan untuk melumpuhkan mangsa.
5. Status konservasinya tidak dikhawatirkan

Daftar Merah IUCN menyatakan bahwa ular kobra arab merupakan spesies yang “Paling Tidak Perlu Dikhawatirkan.” Hal ini pun dikarenakan jumlah populasinya tidak pernah diperkirakan dengan tepat. Hanya saja belum diketahui apakah ular ini menghadapi ancaman yang siginifikan atau tidak di alam liarnya. Akan tetapi, diketahui bahwa ular ini telah dieksploitasi untuk tujuan ekstraksi racun maupun perdagangan hewan peliharaan eksotis.
Dengan melihat hal ini, meskipun status konservasinya tidak dikhawatirkan, upaya konservasi ular kobra arab tetap sangat penting. Hal ini tidak hanya berhubungan dengan fungsi ekologisnya, namun juga untuk menjaga integritas ekosistem di tempat tinggalnya. Dengan karakter dan kemampuannya, mereka membantu mengendalikan populasi mamalia kecil dan burung, sehingga menjadikannya sebagai spesies kunci dalam ekosistem.
Mungkin saja akan lebih banyak keunikan yang terungkap pada ular kobra arab jika seandainya mereka mudah ditemui di alam liar. Dikarenakan sulit untuk ditemukan, hanya sedikit yang diketahui tentang perilaku reproduksinya. Namun, telah diperkirakan bahwa betina dapat menghasilkan telur sekitar 40 butir dalam satu musim. Bahkan, pola makan dan perkembangbiakan ular ini telah beradaptasi dengan lingkungannya yang sangat tidak ramah bagi banyak spesies lain.