gaya hidup vegetarian orang Hinda dan Buddha (commons.wikimedia.org/Goutam1962)
Sementara itu, dalam Hinduisme dan Buddhisme, konsep makanan lebih berkaitan dengan keseimbangan spiritual. Dalam ajaran Hindu, makanan dikategorikan menjadi sattvic (murni dan menenangkan), rajasic (menggairahkan), dan tamasic (membebani tubuh dan pikiran).
Bhagavad Gita mengajarkan bahwa makanan sattvic, seperti buah dan sayuran segar, mendukung ketenangan batin dan kebijaksanaan. Mahatma Gandhi adalah salah satu tokoh yang mempromosikan pola makan sattvic sebagai bagian dari gaya hidup tanpa kekerasan yang masih mempengaruhi pola makan vegetarian modern di India.
Di India ada festival Navratri yang sering dikaitkan dengan pola makan sattvic yang menghindari bawang dan makanan berat untuk menjaga kemurnian pikiran selama ibadah. Festival ini masih berpengaruh dalam tren diet modern di India, terutama dalam gaya hidup vegetarian.
Makanan dalam kitab suci bukan hanya sekadar sumber nutrisi, tetapi juga memiliki peran mendalam dalam membentuk praktik keagamaan, nilai-nilai moral, dan identitas budaya umat beragama. Aturan makanan, simbolisme, dan ritual yang melibatkan makanan menunjukkan bagaimana kepercayaan manusia terhadap yang Ilahi tercermin dalam hal-hal paling mendasar dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami berbagai tradisi ini, kita dapat melihat bagaimana makanan menjadi jembatan antara tubuh, jiwa, dan keyakinan spiritual yang dianut oleh manusia sepanjang sejarah. Hingga kini, banyak aturan makanan religius tetap mempengaruhi pola makan modern, industri makanan halal, serta tren vegetarian dan veganisme sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan dan kesejahteraan makhluk hidup.