Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pohon bakau di PIK 2, Kabupaten Tangerang (dok.pribadi/Ariel Guslandi)

Intinya sih...

  • Indonesia penyumbang hutan mangrove terbesar di dunia, dengan 202 jenis mangrove.
  • Pohon bakau menyaring garam, logam berat, dan limbah rumah tangga serta memiliki peran penting bagi ekosistem alam.
  • Budidaya pohon bakau memiliki nilai ekonomis, sebagai habitat biota laut dan dapat dijadikan objek wisata berbasis green economy.

Tahukah kamu bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang hutan mangrove terbesar pertama di dunia yaitu sekitar 3,36 juta hektare atau ¼ dari seluruh dunia. Lokasi Indonesia yang berada di tengah garis khatulistiwa dengan iklim tropis serta memiliki garis pantai terpanjang ke-2 di dunia setelah Kanada sangat mendukung pertumbuhan mangrove. Oleh karena itu, Indonesia memiliki mangrove yang beraneka ragam hingga 202 jenis mangrove.

Salah satu jenis tanaman mangrove yang tumbuh di Indonesia adalah bakau. Pohon bakau biasanya tumbuh di tanah berlumpur sekitar daerah muara, rawa-rawa, dan mangrove dengan tingkat keasinan atau salinitas sebesar 38 persen. Penasaran apa saja 5 fakta menarik tentang pohon bakau, yuk simak di bawah ini!

1.Sebagai biofilter

ilustrasi biofilter bakau di kawasan pesisir (dok.pribadi/Ariel Guslandi)

Pohon bakau merupakan salah satu jenis tanaman yang tumbuh di paling depan pesisir. Ada dua cara perkembangbiakan pohon bakau, yaitu: generatif (penyerbukan melalui angin, serangga, atau air) serta vegetatif (melalui tunas akar). Pohon ini memiliki peran penting untuk menyaring hingga 97 persen kandungan garam, logam berat (timbal dan merkuri), serta limbah rumah tangga melalui akar.

Proses penyaringan kandungan tersebut diolah dari akar, batang, hingga ke daun. Jika kandungannya sudah penuh di dalam tubuh pohon bakau, maka daun tersebut gugur dan bisa dijadikan pupuk alami untuk tanaman mangrove lainnya. Dengan adanya kemampuan penyaringan alami dari pohon tersebut, maka membawa nilai guna dalam keberlanjutan ekosistem alam mulai dari habitat maupun sumber pangan bagi biota laut (plankton, udang, kepiting, ikan); hewan udara (burung elang Jawa dan burung jalak); serta hewan darat (monyet).

2. Penghasil oksigen 5 kali lebih besar daripada tanaman umumnya

ilustrasi uap oksigen dari pohon bakau (unsplash.com/Camilo Contreras)

Pohon bakau ternyata memiliki fungsi untuk menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen sama seperti pohon pada umumnya. Namun, satu pohon bakau bisa menghasilkan oksigen lima kali lebih besar daripada pohon pada umumnya. Oleh karena itu, budidaya pohon bakau bisa menjadi solusi menurunkan emisi karbon dioksida.

3.Benteng alami dalam melindungi bencana alam

ilustrasi akar tunjang bakau sebagai benteng alami (dok.pribadi/Ariel Guslandi)

Pohon bakau memiliki jenis akar tunjang. Akar bakau yang diberi nama tunjang karena memiliki fungsi untuk menunjang ke tanah dari hempasan ombak dan menahan kikisan tanah. Oleh karena itu, akar bakau bisa menjadi benteng alami dalam melindungi segala bencana alam termasuk banjir rob, tsunami, dan menahan abrasi.

4. Sumber mata pencaharian

ilustrasi nelayan budidaya ikan bandeng di hutan bakau (unsplash.com/Quang Nguyen Vinh)

Pohon bakau gak hanya memiliki nilai ekologis, tetapi hutan bakau juga memiliki nilai ekonomis bagi kehidupan manusia. Jika kamu melakukan budidaya pohon bakau, maka secara tidak langsung mengundang biota laut, hewan darat, maupun hewan udara dalam berkembang biak di sekitar hutan bakau. Dengan banyaknya budidaya pohon bakau, maka itu juga bisa dijadikan habitat atau tambak alami dalam budidaya biota laut.

Adapun, jenis biota laut yang bisa dijadikan habitat atau tambak alami di dalam hutan bakau, antara lain ikan bandeng, ikan kakap, kepiting bakau, tiger prawn, dan lain-lain. Bahkan, hutan bakau juga bisa dijadikan objek wisata berbasis green economy dan edukasi atau dikenal juga sebagai ekowisata. Oleh karena itu, hutan bakau bisa menjadi sumber penghasilan maupun kedaulatan pangan bagi masyarakat pesisir.

5. Bisa dijadikan ecoprint

ilustrasi eco print bakau (pexels.com/Fidan Nazim qizi)

Tahukah kamu bahwa daun bakau juga bisa dijadikan ecoprint pakaian. Proses pembuatan ecoprint dari daun bakau adalah pertama, rendam kain dengan air tawas selama 3 hari untuk mempertahankan warna bahan. Kemudian, rendam daun bakau ke dalam air cuka untuk mengeluarkan zat di daun.

Tempelkan daun bakau pada kain, lalu gulung dengan pipa paralon dan ikat. Setelah itu, kainnya dikukus selama dua jam dan jemur di bawah sinar matahari selama 3 hari. Setelah kainnya kering, maka kainnya bisa dijadikan sarung, celana, dan baju.

Nah, itulah 5 fakta menarik tentang pohon bakau. Pohon bakau memiliki nilai guna baik dari segi ekologis maupun ekonomis. Jika pohon bakau ditebang atau dirusak, maka dapat menimbulkan bencana alam dan gak ada kehidupan baik air, udara, maupun darat.

Oleh karena itu, apabila dari Sang Pencipta sudah menciptakan karakteristik lingkungan hutan bakau, maka jangan dirusak karena semuanya ada nilai guna yang saling tali-menali antar bidang. Ayo, lakukan budidaya pohon bakau untuk mewujudkan pelestarian ekosistem alam dan pembangunan berbasis green economy berkelanjutan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team