Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Ngengat Apel, Hama Penggulung Daun yang Merusak Tanaman

ngengat apel (commons.wikimedia.org/Ben Sale)
Intinya sih...
  • Ngengat apel merupakan hama penggulung daun yang merusak tanaman dan buah-buahan.
  • Penyebarannya ke berbagai benua disebabkan oleh perdagangan global bahan tanaman terinfeksi.
  • Upaya pengendalian populasi ngengat apel memakan biaya besar, namun beberapa teknik pencegahan relatif berhasil.

Di dunia ini, ada banyak serangga yang menjadi hama bagi para petani, di mana serangga hama biasanya menyerang banyak tanaman maupun buah-buahan. Termasuk juga ngengat apel yang akan kita ulas di sini. Serangga dengan nama ilmiah Epiphyas postvittana ini merupakan salah satu hama penggulung daun. Mereka hidup, memakan, dan bertelur di daun, pun terkadang melubangi buah-buahan.

Ngengat apel tergolong dalam famili Tortricidae, dan anggotanya memiliki lebih dari 1.000 spesies. Dari sekian banyak anggota, sangat sulit untuk membedakan antara ngengat apel dengan anggota famili lainnya. Namun, ada beberapa cara untuk membedakannya, yaitu melalui warna dan bentuk sayapnya—dengan tepi sayap berwarna cokelat tua.

Selain itu, ngengat ini dapat tumbuh hingga 10 mm—tergolong sangat kecil jika dibandingkan ngengat hercules. Dikarenakan kehidupan ngengat apel berawal dari larva, larvanya ini biasanya ditemukan di dalam atau di sekitar perkebunan buah-buahan, termasuk apel dan anggur. Larvanya inilah yang biasanya merusak tanaman, karena mereka menggali lubang di dalam jutaan buah atau bersarang di daun.

Dengan info sekilas ini, apakah kamu penasaran dengan fakta-faktanya? Mari simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Berasal dari Australia, namun kini telah menyebar ke Eropa dan Amerika Serikat

ngengat apel (commons.wikimedia.org/Ben Sale)

Ngengat apel pertama kali muncul di Australia yang menjadi rumah asalnya. Kemudian sepanjang tahun 2000, pertumbuhannya yang pesat membuat serangga ini masuk ke wilayah Amerika Serikat. Begitu pun juga turut menyebar ke wilayah Selandia Baru, bahkan hingga ke Eropa.

Penyebarannya yang pesat ke benua lain bukan tiba-tiba ada begitu saja. Melainkan, diperkirakan bahwa ngengat apel terbawa masuk melalui perdagangan global bahan tanaman yang telah terinfeksi dari negara asalnya, yaitu Australia.

2. Dapat merusak lebih dari 250 spesies tanaman yang berbeda

ngengat apel (commons.wikimedia.org/Ben Sale)

Seperti yang telah dijelaskan, larva atau ulat dari ngengat inilah yang menyebabkan kerusakan pada tanaman dan buah-buahan. Bahkan mereka sering ditemukan memakan batang pohon atau tanaman yang sedang dalam masa pembibitan. Hama ini sebetulnya hidup soliter, namun mereka akan berkumpul di tempat-tempat dengan ketersediaan makanan yang melimpah. Di sinilah awal dari kerusakan yang ditimbulkannya.

Larva ngengat apel biasanya memakan jaringan daun dan akan merusak buah, yakni dengan memakan bagian permukaan dan terkadang membuat terowongan di dalam buah. Entah ini disebut keunikan atau bukan, faktanya, mereka memiliki preferensi makanan yang sangat luas.

Dilansir laman MDA, ngengat apel telah didokumentasikan memakan lebih dari 250 spesies tanaman di lebih dari 50 famili tanaman. Beberapa tanaman yang disukainya terdiri dari apel, anggur, kentang, stroberi, kenari, dan masih ada ratusan tanaman lagi!

3. Ada beberapa metode pengendalian ngengat apel

larva ngengat apel (commons.wikimedia.org/Patrick Clement)

Sebagai hama yang meresahkan, ngengat apel dikenal sangat sulit untuk dibasmi, terutama karena hama ini telah menimbulkan banyak masalah dalam produksi buah-buahan segar. Dilansir AZ Animals, hama ini telah merusak tanaman dan makanan senilai jutaan dolar dan sangat sulit untuk menghentikan laju reproduksi makhluk ini.

Dikutip dari beberapa sumber, ada beberapa upaya untuk menghentikan siklus reproduksi dan mengendalikan pertumbuhan hama ini. Beberapa upaya pengendalian relatif berhasil menggunakan kombinasi dari berbagai teknik.

Ada teknik pencegahan yang menggunakan feromon pengganggu perkawinan ngengat apel dengan semprotan udara. Dilansir Veseris, ada juga upaya menggunakan semprotan minyak hortikultura, insektisida biologis, dan lain-lain.

4. Dapat menghasilkan lebih dari 1.500 telur sepanjang hidupnya

ngengat apel (commons.wikimedia.org/Donald Hobern)

Ngengat apel biasanya mulai kawin pada sekitar 6—10 hari setelah dewasa. Ngengat betina dapat menghasilkan telur sekitar 2—170 butir setiap kali kawin. Bahkan, sepanjang hidupnya betina dapat menghasilkan telur sebanyak 300—1.500 butir.

Telur-telurnya yang saling menumpuk diletakkan di permukaan daun tanaman inangnya. Pada suhu normal, siklus hidup dari telur hingga dewasa dapat memakan waktu sekitar 6 minggu. Telur ngengat apel akan menetas setelah 5—30 hari, dan larva pun siap muncul.

5. Siklus hidup ngengat apel

ngengat apel (commons.wikimedia.org/Ben Sale)

Setelah menetas dari telur, larva ngengat apel yang berwarna hijau pucat mulai memakan daun dan buah. Pada tahap ini mereka membutuhkan sekitar 3—8 minggu sebelum menjadi kepompong atau disebut pupa. Laman MDA mengulas bahwa larva muda melindungi diri dengan membuat terowongan sutra di permukaan daun, sedangkan larva yang lebih tua menggulung daun atau menjalin beberapa daun bersama-sama untuk menciptakan area makan yang terlindungi.

Kemudian, larva berkembang menjadi pupa di dalam daun yang tergulung. Selama tahap ini, mereka bertahan sekitar 1—4 minggu tergantung iklim. Setelah masa pupa selesai, maka muncullah serangga dewasa, atau dengan kata lain telah menjadi ngengat. Warna serangga dewasa—atau juga disebut ngengat—berkisar dari kuning krem hingga cokelat kemerahan atau cokelat dan memiliki rentang sayap sekitar 16—25 mm.

Meskipun dianggap sebagai hama paling meresahkan para petani, ngengat apel ternyata juga dianggap sebagai hama eksotis. Hal ini mengacu pada penampilannya yang cukup cantik, terutama jika dilihat menggunakan mikroskop.

Kendati demikian, ngengat apel memang termasuk salah satu hama yang sangat sulit untuk dibasmi. Upaya pengendalian populasinya bahkan memakan biaya yang sangat besar. Untungnya, ngengat apel memiliki predator alami seperti burung, laba-laba, tawon parasit, hingga beberapa kumbang yang membantu para petani dalam mengendalikan populasinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us